Pulau Indah ini Tak Pernah Menyatu dengan Daratan Sumatera

Pulau Indah ini Tak Pernah Menyatu dengan Daratan Sumatera
info gambar utama

Inilah salah satu pulau terluar yang jarang sekali kita sebut, bahkan mungkin tak banyak dari kita yang tahu di mana letaknya. Pulau Enggano namanya. Namanya sempat mencuat saat pemerintah melalui LAPAN berencana menjadikan pulau ini sebagai lokasi peluncuran roket untuk satelit luar angkasa.

Waktu itu, terpilihnya Enggano sebagai kawasan peluncuran roket karena pulau ini dianggap cukup ideal. Yakni memiliki luas kawasan hingga 400 Km2 dan relatif tak terlalu banyak populasinya. Kemudian lokasinya juga cukup strategis, dengan laut yang cukup luas membantu roket yang gagal diluncurkan bisa masuk ke laut. Secara geografis, lokasi untuk meluncurkan roket ke orbit polar dan ekuatorial harus berada dekat dengan ekuator.

Namun rencana tersebut tak kesampaian, dan LAPAN justru memilih Morotai (Maluku Utara) yang terletak di bibir Samudera Pasifik sebagai tempat akan dibangunnya stasiun luar angkasa. Lambat laun, nama pulau ini tak lagi banyak didengar.Pulau Enggano adalah salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia yang terletak di propinsi Bengkulu, di sisi barat Sumatera. Pulau ini membentang sepanjang 35 km dari timur ke barat, dan 16 km dari utara ke selatan, dengan luas sekitar 400 km2, dan rata-rata ketinggian adalah 100 mdpl.

Menurut beberapa sumber, nama Enggano sendiri berasal dari bahasa Portugis "Engano" yang berarti "salah ", ada yang mengartikannya dengan "kecewa". Konon pelaut-pelaut portugis mendarat di pulau ini pada awal tahun 1500-an untuk mendapatkan perbekalan setelah berlayar di lautan selama berminggu-minggu, namun kecewa karena tak mendapatkan apapun kecuali air bersih dari pulau ini.Catatan lain mengenai suku Enggano diperoleh dari perjalanan Charles de Houtman, perintis ekspedisi Belanda ke Nusantara, pada 5 Juni 1596. Menurut catatan itu, anak buah Charles yang mencari air dan makanan segar di Pulau Enggano segera pergi begitu melihat penduduk asli yang bersikap agresif dan hendak menyerang.

Yang menarik, Pulau Enggano merupakan pulau samudera (Oceanic Island), yang secara geologi dalam sejarahnya tidak pernah menyatu dengan Pulau Sumatera. Model pulau samudera seperti Enggano biasanya mempunyai banyak keunikan, salah satunya adalah flora dan fauna yang tidak umum di tempat lain. Dan benar saja, tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menemukan 20 spesies baru dan mencatat informasi penting potensi flora dan fauna di Pulau Enggano. Beberapa temuan baru yakni tumbuhan kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae), jenis kelelawar (Pteropus sp, Rhinolopus sp), ikan air tawar (Stiphodon sp), dua jenis udang (Macrobrachium bariense dan M. Placidulum), dua jenis katak, dua jenis capung, dan empat jenis kupu-kupu.

Kelelawar spesies baru yang ditemukan di Enggano

Selain menemukan jenis baru, tim ekspedisi yang dilakukan oleh 50 peneliti LIPI tersebut juga mendata berbagai kekayaan flora dan fauna yang selama ini jarang dijamah. Dari jenis fauna terungkap ada 52 jenis ikan, 35 jenis burung, 13 jenis reptil, 13 jenis mamalia kecil, 3 jenis mamalia besar, dan 2 jenis amfibi. Untuk serangga, rinciannya 100 jenis ngengat, 15 jenis capung, 4 famili kupu-kupu, dan 3 jenis lalat buah. Sedangkan untuk moluska terdapat 24 jenis dan 25 jenis krustaea.

Selain fauna, tim juga menemukan dan mencatat jenis flora tumbuhan tinggi dan rendah. Untuk jenis anggrek, tim menemukan tidak kurang 35 jenis, 32 jenis lumut, 18 jenis kayu yang salah satunya terbaik, yaitu merbau (telah diuji secara mekanis).https://youtu.be/vYEXWoz-NgATim juga mencatat beberapa jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat setempat untuk pengobatan seperti dukung anak (Phylantus niruri), kumis kucing (Orthosiphon aristatus), temu lawak (Curcuma xanthrorriza), alang-alang (Imperata cylindrical) dan akart I’it (Musa sp). Dalam drug discovery ini tim meneliti 6 jenis jamur makro dan 22 isolat jamur endofit yang penelitiannya mengarah pada penemuan anti bakteri dan anti oksidan.

Temuan-temuan di atas cukup unik, yang kemungkinan disebabkan oleh isolasi reproduksi di Enggano yang secara geologis atau geografis tidak pernah bergabung dengan daratan besar Pulau Sumatera. Isolasi selama ribuan atau jutaan tahun menyebabkan evolusi, ada karakter tersendiri. Terjadi isolasi lokal. Dan rasanya, masih banyak tempat lain di Indonesia yang menyimpan kekayaan tersembuyi yang luar biasa.

Sumber:
https://arts-sciences.und.edu/summer-institute-of-linguistics/theses/_files/docs/2011-yoder-brendon-e.pdf
"Remote Indonesian Island Reaches for Stars by Playing Host to Space Center"
https://www.mongabay.co.id/2015/11/07/spesies-baru-dan-catatan-penting-hasil-ekspedisi-enggano/
Foto :
Engganoisland.comLIPI.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini