Terlihat Sama, tapi Beda. Pakaian Adat Ponorogo dan Madura

Terlihat Sama, tapi Beda. Pakaian Adat Ponorogo dan Madura
info gambar utama

Sejarah
Sering berkunjunganya penguasa Sumenep Arya Panoleh ke tempat kakaknya Batara Katong Berkuasa di Ponorogo untuk bersilatuhaim, Batara Katong dan Arya Panoleh adalah anak dari Raja Majapahit Brawijaya V yang diberi untuk tugas memimpin tiap-tiap kota . Saat di Ponorogo, rombongan dari Sumenep di sambut dengan persembahan reyog dan atraksi memukau yang dilakukan oleh orang-orang berpakaian hitam. Dari sinilah awal mulanya Selompret pada gamelan reyog dikenal oleh rombongan Sumenep dengan nama Saronen.

Madura dan Ponorogo | kompasiana.com
Madura dan Ponorogo | kompasiana.com

Selain gamelan reyog yang di terapkan di Sumenep, juga pakaian warok serba hitam dengan kaos bergaris-garris, makanan seperti Sate yang awalnya dari tuduk lidi dan angklung yang hanya dapat di temukan di sumenep saja di dataran madura. Dengan begitu, Sumenep yang merupakan kiblat orang madura, budaya dari Ponorogo yang di terapkan di Sumenep mulai menyebar ke seluruh Madura. Tetapi bagaimanapun juga setelah di terapkan di Madura, masih terdapat perbedaan anatara budaya dari tanah budaya Ponorogo dengan budaya madura.

Pakaian Adat Madura | Suryaonline.com
info gambar

Perbedaan pakaian adat suku Madura dan adat Ponoragan.

  • Ikat kepala Madura bernama odeng dengan penggunaanya rambut dapat dilihat, saat ini juga menggunakan balngkon khas jawa timuran dengan dibuat kain batik merah madura.
  • Ponorogo bernama udeng warna hitam dengan motif melati gandheng yang memiliki puluhan jenis model udeng yang nyentrik.
  • Pakaian atasan Madura bernama pesak berwarna hitam dengan kain tipis, seperti pangsi betawi/pansi sunda.
  • Pakaian atasan ponorogo bernama penadon berwarna hitam dengan kain tebal serta memiliki model fashion yang khas seperti adanya kain warna merah pada dalamnya (biasanya dilipat keluar), pada punggung terdapat lipatan kain (juga di terapkan di seragam bela diri keilmuan Setia Hati), dan kain depan belakang tidak saling terhubung, melainkan terdapat tambahan kain yang menyebabkan penggunanya telihat ramping apabila dikancingkan. (saat ini juga di terapkan pada pesak madura beberapa tahun lalu)
    Disisi itu, orang ponorogo terutama warok yang ringan tangan kerap melinting kain/mennyingsingkan sebagai identitas ponorogo, bahkan menyingsingkan lengan juga di terapkan di TNI dan Polri sebagai simbol pelayanan masyarakat.
  • Kaos bergaris Madura bernama loreng dengan warna merah putih atau hitam putih.
  • Ponorogo bernama lorek dengan warna merah putih, hitam putih dan merah hitam. untuk pembeda, sejak terjadinya krismon pemerintah ponorogo memberi gambar reog sebagai pembeda dengan madura.
  • Sabuk ikat pinggang Madura bernama sabuk haji berwarna hijau terbuat dari kain, juga biasa dipakai pendekar betawi dan sunda.
  • Ponorogo bernama sabuk othok, umumnya berwarna hitam terbuat dari kulit asli hewan, tetapi ada juga dari kulit harimau.
  • Celana Madura bernama komboran berwarna hitam dengan panjang sepertiga atau lebih panjang.
  • Ponorogo bernama kombor berwarna hitam dengan garis warna merah di dalamya apabila di lipat dan lebih longgar.
  • Batik Madura menggunakan batik jawa parang atau batik motif bunga madura warna merah.
  • Ponorogo menggunakan batik irengan (lebih banyak warna hitamnya)

Untuk Ponorogo masih menggunakan sebuah tali kolor besar yang merupakan senjata andalan warok, tidak melukai kulit secara serius tetapi melukai organ dalam tubuh. tidak lebih seperti yang dipakai boneka manekin di TMII anjungan Jawa Timur.

Pakaian Adat Ponorogo | sanggarnusantara.blogspot.com
info gambar

Pakaian adat Madura sebagian besar di gunakan di kota Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan kawasan tapal kuda. sedangkan pakaian adat Ponorogo di gunakan di kota Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, Wonogiri, Karanganyar, Trenggalek, Kediri, dan kota-kota yang memiliki kesenian Reog Ponorogo.

Caption (Sumber Gambar)

Namun saat ini, seniman madura membuat pakaian adat madura seperti halnya pakaian adat Ponorogo dengan di beri pita berwarna pada kain luarnya (Ponorogo di dalam). hal ini terjadi karena banyak bertemunya seniman madura di surabaya dengan reog Ponorogo, juga pada komunitas onthel tua. Pakaian adat Ponorogo di jual bebas pada acara onthel, banyak konsumen madura yang membeli sabuk othok, karena bentuknya berbeda dengan sabuk tradisional umumnya dan saat orang ponorogo menggunakan sabuk othok terlihat lebih gagah dan wibawa.

Dalam sejarahnya, pakaian adat Ponorogo kerap muncul pada film-film yang menceritakan Ponorogo yang berjumlah sangat banyak. bahkan pada film yang berunsur madura seperti "Pak Sakerah" menggunakan pakaian adat Ponorogo yang nampak jelas dari penadon, komboran, udeng, hingga sabuk othok. Dalam film yang berjudul Carok, sabuk othok juga di kenakan oleh pemain film.

Di susun oleh Pawargo divisi seni budaya (Pawargo Paguyuban Warga Ponorogo)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini