Ini Dia Kampung Digital Nelayan Pertama di Indonesia

Ini Dia Kampung Digital Nelayan Pertama di Indonesia
info gambar utama

Peningkatan kualitas nelayan nusantara terus dilakukan, salah satunya dengan memberikan akses internet. Upaya menghubungkan para nelayan dengan dunia digital tersebut dilakukan melalui Kampung Digital Nelayan yang diluncurkan di Donggala Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Seperti dilansir oleh Kantor Berita ANTARA Sulteng, peresmian peluncuran Kampung Digital Nelayan pertama di Indonesia tersebut dilakukan oleh General Manager PT. Telkom Indonesia, Tbk Wilayah Sulawesi Tengah Marnoto dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat Hasanuddin Atjo beberapa waktu lalu.

Marnoto mengemukakan bahwa pengembangan kampung digital nelayan di Pelabuhan Perikanan Donggala ini merupakan salah satu bentuk kontribusi PT. Telkom dalam memberikan layanan dan solusi terkait pengembangan produksi dan bisnis para nelayan serta pelaku usaha di sektor perikanan tangkap.

Donggala dipilih sebagai lokasi kampung digital nelayan pertama di Indonesia karena telah memiliki jaringan kabel serat optik, bahkan menjadi kabupaten pertama di Sulteng setelah Kota Palu yang digelar jaringan serat optik oleh PT. Telkom.

Di lokasi pelabuhan ini, Telkom telah membangun perangkat telekomunikasi dan informasi yang akan meningkatkan kecepatan layanan internet serta menyediakan sistem monitoring kapal-kapal nelayan yang disebut Automatic Identification System (AIS). Sistem tersebut memiliki fungsi yang strategis bagi nelayan baik dalam bidang produksi maupun bisnis.

Di bidang produksi, dengan teknologi AIS, operasional kapal-kapal yang sedang menangkap ikan, khususnya kapal-kapal ukuran menengah dan kecil, bisa dipantau kapanpun, berapa jumlah ikan yang sudah ditangkap, apa jenisnya dan kapan kapal itu merapat di pelabuhan.

"Dengan cara ini, pemilik kapal sudah bisa menawarkan kepada pembeli hasil produksinya saat masih melaut, sehingga sebelum kapal merapat di dermaga, hasil produksi sudah ditetapkan pembelinya," ujarnya

Tidak hanya itu, sistem AIS juga diklaim akan mampu mempercepat distribusi ikan saat tiba di dermaga sehingga kualitasnya akan lebih terjamin.

Teknologi AIS yang berbasis internet juga memberikan kemampuan bagi para nelayan untuk menjual produknya secara langsung ke konsumen. Berkat internet, pasar yang dijangkau tidak hanya lokal namun juga antar provinsi, bahkan naisional. Hal ini banyak memberikan keuntungan bagi konsumen maupun nelayan karena informasi produk, kualitas dan waktu distribusinya sudah tersedia secara terbuka di internet.

"Ini tentu akan memperluas pasar bagi para nelayan," ujar Marnoto.

Dalam tahap pertama ini, Telkom menyediakan infrastruktur telekomunikasi berkecepatan 10 mbps di pelabuhan perikanan Donggala, namun bisa ditingkatkan hingga 100 mbps bila penggunanya cukup tinggi.

Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo menyampaikan apresiasi kepada PT. Telkom Indonesia yang memiliki komitmen tinggi dalam memberdayakan nelayan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Kampung digital nelayan ini akan mengedukasi nelayan untuk berproduksi dan berbisnis secara profesional, sehingga daya saing nelayan akan lebih tinggi," ujarnya.

Atjo berharap dalam beberapa bulan ke depan, PT.Telkom juga akan membangun kampung digital yang sama pada tiga pelabuhan perikanan lainnya yang dikelola Dinas KP Sulteng yakni di Ogotua, Kabupaten Toltoli, Pagimana (Kabupaten Banggai) dan Paranggi, Kabupaten Parigi Moutong.

Salah seorang Ketua UKM nelayan Donggala, H. Effendy menyambut gembira program digitalisasi informasi dan komunikasi di PPI Donggala karena sudah jelas akan meningkatkan pendapatan para nelayan.

"Dengan program kampung digital ini, penjualan ikan bisa lebih luas dan terbuka karena dilakukan lewat internet. Petapan harga ikan juga akan terbuka, sehingga nelayan tidak bisa dipermainkan lagi oleh para pengumpul dan penampung," ujarnya.

Adanya Kampung Digital Nelayan ini, diharapkan para nelayan donggala bisa melek teknologi dan dapat memanfaatkan sistem digital yang telah disediakan secara maksimal. Oleh karena itu Effendy berharap, Telkom tidak hanya membangun infrastruktur namun juga mau melatih dan mendidik para nelayan dalam menggunakan teknologi.



Sumber : ANTARA Sulteng
Sumber Gambar Sampul :Pixabay.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini