Inilah Kreasi Ampas Kopi Karya Pemuda Bandung yang Mendunia

Inilah Kreasi Ampas Kopi Karya Pemuda Bandung yang Mendunia
info gambar utama

Ampas kopi yang berada di dasar gelas biasanya kita tinggalkan begitu saja setelah meneguk habis kopi yang kita minum.

Hal tersebut tak berlaku bagi seorang Ghidaq Al-Nizar, seniman ampas kopi yang memberi nama hasil karyanya dengan tagar #zerowastecoffee.

Mengapa #zerowastecoffee?

#zerowastecoffee berarti kopi tanpa sisa. Hal tersebut dikarenakan ia menggunakan ampas kopi yang tersisa dari kopi yang ia minum.

Uniknya lagi media yang ia gunakan untuk berkarya bukan di kanvas melainkan peralatan di sekeliling kita sehari-hari yang berkaitan dengan kopi seperti gelas, piring, dan satu lagi yaitu daun yang telah kering.

Semua hasil karya uniknya tersebut ia kumpulkan dengan rapi di album foto online instagram.

Berkat karya uniknya tersebut ia pun mendapatkan banyak tawaran wawancara dari media internasional seperti My Modern Met, 9Gag, Metro Russia St. Petersburg, Websta_Me, media-media dari Ukraina hingga agen foto seperti Rex Features menawarinya bekerja sama.

"Mereka tertarik terhadap daun-daun lukisan kopi saya," ungkapnya.

Tak hanya berkarya ternyata pemuda asal Bandung ini juga turut serta menyalurkan kepeduliannya dengan fauna harimau sumatera pada Global Tiger Day yang jatuh pada tanggal 29 Juli 2015 lalu.

Ada tiga buah karya yang ia buat.

Pada karya pertamanya yang berjudul “Paws with No Claws” (Lengan Tanpa Cakar), Ghidaq menjelaskan, “Karya ini saya interpretasikan dari keadaan harimau yang "tidak memiliki cakar" untuk melindungi diri, karena secara implisit cakarnya telah dimiliki oleh manusia yang memburu, memperdagangkan serta merusak habitat harimau.”

15 30 7. I am so excited to be working with Wildlife Conservation Society (WCS) and Forum Harimau Kita (FHK) to promote "Save Sumatran Tiger" campaign through my zero waste coffee. The Sumatran tiger is considered to be a ‘critically’ endangered species. The actual number may be as low as 400. This destruction of habitat and poaching are the greatest threat to the survival of the Sumatran tiger. The tigers are especially vulnerable to poaching in the ‘unprotected’ areas. This is as the reminder that some of us have claimed their "claw", weaken them. But you can make difference; save the Tigers before they are silence forever; to stop deforestation and tiger poaching. They have paws with no claws. Paws with no claws made of coffee grinds and stains using fingerprints Thanks a latte to lovely @nitiaanisa and @madjidakbari from @kompastv for joining this campaign by having fun with my art through your own fingerprints! Feel free to join by reposting this picture using hashtag #savetiger #SaveOurTiger #SaveSumatranTiger #PawswithnoClaws #zerowastecoffee #seniampaskopi

Foto kiriman Ghidaq al-Nizar (@coffeetopia) pada

Kini jumlah harimau Sumatra diperkirakan hanya sekitar 400 ekor. Perusakan habitatnya yakni hutan dan perburuan menjadi ancaman utama dari kelestarian harimau Sumatra. Berdasarkan penelitian oleh Margono dkk (2014), di tahun 2000-2012 ada total 2,8 juta luasan hutan yang rusak atau setara dengan luas 900 kali lapangan bola hilang setiap harinya.

Keadaan hutan yang kritis ini dituangkan oleh Ghidaq melalui karya keduanya yang berjudul “No Place to Go” (Tidak Ada Tempat untuk Dituju).

“Harimau semakin terdesak. Rumahnya telah dirusak oleh manusia, padahal hutan tidak hanya penting bagi habitat harimau, tetapi juga penting bagi kita. Ketika kita menyelamatkan hutan, hutan juga memberikan kehidupan bagi kita melalui pasokan air dan melindungi tanah dari erosi,” ujar Ghidaq.

15 8 7. The data recorded that in 2000-2012 there were 2.8 million hectares forest loss or equivalent to 900 times soccer field size that is gone every day. We face this massive deforestation; but maybe few of us realize how important forest is. Forest as the habitat of tigers not only useful for them but also for us. When we save our forest, forest saves our life to regulate water supply and protect us from natural disaster such as flood, drought and landslide. "Without the breath of the tiger there will be no wind, only clouds, and certainly no rain." I Ching. "No Place To Go" made of coffee stains using palm side hand. My second submission for "Save Sumatran Tiger" campaign of Forum Harimau Kita (FHK) & their partner incl Wildlife Conservation Society (WCS) through my zero waste coffee. Feel free to join by reposting this picture using hashtag #tigerdayID#savetiger #SaveOurTiger #SaveSumatranTiger #PawswithnoClaws #zerowastecoffee #seniampaskopi

Foto kiriman Ghidaq al-Nizar (@coffeetopia) pada

Ketiga yaitu berjudul Tigris the Last Tiger

Ghidaq memberikan sentuhan unik yaitu sidik jarinya. “Saya memberikan cap sidik jari pada loreng harimau karena loreng harimau itu identik, sama seperti sidik jari manusia. Cap sidik jari saya ini juga merupakan lambang dari keselerasan yang dapat kita bagikan kepada dunia dengan menjaga hutan demi kelestarian harimau.”

Dengan bersemangat Ghidaq menjelaskan alasannya untuk bergabung dalam kampanye ini.

“Saya kira keikutsertaan saya dalam kampanye ini adalah bukti nyata bahwa selalu ada hal yang mampu kita lakukan untuk kebaikan, meskipun kecil. Saya ingin mengajak generasi muda untuk menjaga hutan yang menjadi habitat harimau. Melindungi hutan tidak hanya berfungsi untuk melindungi harimau, tetapi juga melindungi manusia dari bencana alam seperti banjir, kekeringan dan tanah longsor,”ujar seniman yang berlatar belakang Sastra Inggris dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Ghidaq memiliki penafsiran tersendiri perihal kopi. Menurutnya kopi adalah sebuah perayaan.

"Saya percaya setiap orang merayakan diri mereka dengan cara yang tidak sama. Saya merayakan diri saya dengan dan melalui kopi," tutupnya.

Sumber :

detik.com

indonesia.wcs.org

www.boredpanda.com


Sumber Gambar Sampul :

designcollector.net

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini