Achmad Noeman, Sang Arsitek Seribu Masjid

Achmad Noeman, Sang Arsitek Seribu Masjid
info gambar utama

Membangun masjid bukanlah perkara yang mudah, terlebih bila masjid tersebut dibangun dengan memperhatikan aspek-aspek keindahan arsitektur seperti yang dilakukan oleh Achmad Noe’man. Seorang arsitek tanah air yang mendedikasikan ilmu dan hidupnya untuk mendesain berbagai masjid di Indonesia dan mancanegara.

Achmad Noe'man lahir di Garut 10 Oktober tahun 1925 dan dikenal sebagai salah satu arsitek legendaris yang dimiliki oleh Indonesia. Sekolahnya berawal di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Budi Priyayi di Ciledug, Garut sebuah sekolah tingkat dasar yang disediakan Belanda. Setelah dari HIS, dirinya melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderweijs (MULO) namun akhirnya ditutup meski Noe'man belum tuntas mencari ilmu di sana. Keadaan tersebut akhirnya memaksanya untuk melanjutkan sekolah ke SMA Muhammadiyah yang ada di Yogyakarta.

Masa muda Noe'man diwarnai dengan dunia militer, sama seperti pada umumnya anak-anak muda Indonesia lainnya kala itu. Dirinya sempat bergabung denga Divisi Siliwangi sebelum akhirnya kembali ke Jakarta dan melanjutkan sekolahnya. Cita-citanya untuk menjadi arsitek mulai terjawab saat Noe'man diterima di teknik sipil di Universitas Indonesia Bandung yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB), sejak saat itu Noe'man meninggalkan dunia militer.

Karya Noe'man pertama kali adalah Masjid Muhammadiyah di Garut yang dibuatnya pada tahun 1958 sebelum mendapat gelar sarjana. Perjalanan karirnya sebagai arsitek pun sejak saat itu bergulir. Masjid selanjutnya yang digarap olehnya adalah Masjid Salman Al Farisi yang merupakan masjid tanpa kubah, yang saat itu banyak dikritik. Meski begitu, Masjid kebanggaan civitas ITB itu sampai saat ini masih berdiri kokoh. Masjid itu pulalah yang merupakan masjid pertama yang berdiri di perguruan tinggi di Indonesia.

Masjid Istiqlal Indonesia atau dikenal juga dengan Masjid Muhammad Soeharto karya Achmad Noe'man (Foto: Darko Glazer / Flickr.com)
info gambar

Selain masjid Salman di ITB, karya Noe'man lainnya adalah masjid persembahan Indonesia untuk negeri Bosnia yang berada di Sarajevo, masjid tersebut bernama Masjid Soeharto atau dikenal juga dengan Masjid Istiqlal Indonesia. Ada pula Masjid Agung At-tiin yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah. Masjid terbesar di Jawa Timur, Masjid Agung Al-Akbar Surabaya juga tidak luput dari kreasinya.

Tidak hanya itu, pria yang sempat menjadi anggota Persatuan Insinyur Indonesia ini juga terlibat dalam upaya renovasi mimbar Masjid Al-Aqsa di Palestina pada tahun 1993. Karya-karyanya yang banyak berupa masjid menjadikannya dijuluki sebagai Arsitek Seribu Masjid.

Baca juga: Mengenang Pak Harto di Masjid Soeharto di Bosnia

Bagi beliau merancang bangun arsitektur bukan sekadar berfikir bagaimana menghasilkan sebuah karya agar terbangun. Tapi dirinya lebih jauh memikirkan bagaimana berkarya harus diniatkan untuk Allah, tanpa harus mengesampingkan kebutuhan dan keinginan klien. Prinsipnya yang kuat, membuat Noe'man mampu melahirkan karya arsitektur yang tak lekang zaman,

Berkat karya-karyanya, pria yang dikaruniai empat orang anak tersebut mendapatkan penghargaan Satyalencana Kebudayaaan dari Pemerintah Republik Indonesia.

Namun belum lama ini tanah air telah kehilangan satu anak bangsa terbaiknya. Seorang yang berintegritas dan memiliki idealisme yang menjadi teladan bagi anak-anak bangsa penerusnya. Achmad Noe'man tutup usia di umur 90 tahun pada 04 April 2016 yang lalu.

Selamat jalan Pak Noe'man.

Sumber : dari berbagai sumber
Sumber Gambar Sampul : dream.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini