6 Pengusaha Muda Wakili Indonesia dalam Kompetisi Bisnis Internasional di Singapura

6 Pengusaha Muda Wakili Indonesia dalam Kompetisi Bisnis Internasional di Singapura
info gambar utama

Wirausahawan-wirausahawan muda asal Indonesia kembali unjuk gigi di level internasional. Kali ini enam tim wirausahawan sosial muda asal Indonesia harus bersaing dengan 10 wirausahawan lainnya yang datang dari berbagai negara di dunia. Mereka nantinya akan beradu ide-ide dan konsep bisnis berbasis sosial dalam babak final Young Social Entrepreneurs (YSE) 2016 di Singapura.

Sebagaimana dirilis oleh Kantor Berita ANTARA Jumat (15/04/2016), kompetisi bisnis internasional yang diadakan oleh Singapore Internasional Foundation ini telah melakukan seleksi terhadap 50 bisnis yang telah mendaftar dari 15 negara dan dihasilkan 16 yang terbaik.

Partisipan terbaik tersebut bakal terlibat dalam proses inkubasi selama 8 bulan. Mereka akan mendapatkan fasilitas workshop dan pembinaan dari para mentor bisnis tingkat dunia serta akan mendapat kesempatan untuk kunjungan studi bisnis ke luar Malaysia.


Peserta yang berhasil memenangkan kompetisi pada puncak acara selanjutnya berkesempatan untuk mendapatkan sponsor pendanaan untuk pengembangan kewirausahaan mereka pada bulan Oktober tahun ini.

Keenam tim wakil Indonesia tersebut merupakan bisnis-bisnis yang tidak hanya mementingkan keuntungan tetapi juga memahami pentingnya keberlanjutan dan dampak sosial. Wakil dari tanah air diantaranya adalah tim Cognoscente yang memberdayakan petani garam lokal dengan proses produksi garam yang lebih melek teknolgi sehingga efektif dan efisien.

Kemudian KAMA BATIK yang digawangi oleh tiga srikandi muda. Mereka membantu memecahkan masalah pengelolaan sampah di industri batik dan memberdayakan perempuan-perempuan Indonesia dengan keterampilan kerajinan tangan dari hasil kain-kain perca limbah dari batik sehingga tetap memiliki nilai ekonomis.

Selanjutnya adalah IWAK yang memberdayakan warga lokal di Desa Kebonagung, Malang Jawa Timur. Mereka menggunakan metode aplikasi berbasis situs untuk menjaring modal untuk pengembangan peternakan ikan air tawar untuk meningkatkan penghasilan masyarakat desa.

Baca juga: IWAK, Program Investasi Inovatif Berbasis Website Karya Mahasiswa UGM

Selain itu juga ada tim MorBi+ yang memiliki produk berupa biskuit bernutrisi yang terjangkau untuk anak-anak. Biskuit tersebut dibuat dari daun kelor dan melibatkan perempuan-perempuan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan dalam proses pembuatannya.

Juga ada aplikasi Riliv yang merupakan sebuah platform daring yang memberikan bantaun psikologi untuk mereka yang membutuhkan. Riliv tidak hanya menjadi "teman" curhat namun juga memberikan solusi yang sesuai dengan prosedur penanganan masalah kejiwaan.

Daftar terakhir adalah Valour Footwear yang melihat peluang dari iklim Indonesia yang sering hujan sehingga sepatu sering basah dan kotor. Berdasarkan masalah itu, mereka berhasil membuat sepatu yang berbahan kanvas anti air dan sebagian hasil keuntungannya akan digunakan untuk kegiatan amal.

Berangkatnya enam wakil dari Indonesia ini alhasil mendominasi rasio peserta. Dimana Indonesia menjadi negara terbanyak yang mengirimkan pengusaha-pengusaha mudanya ke ajang tahunan ini. Hal ini juga menjadi tradisi seperti tahun-tahun sebelumnya yang Indonesia konsisten diwakil-wakili pengusaha sosial terbaiknya dari berbagai industri.

Sumber : ANTARA
Sumber Gambar Sampul :sif.org.sg

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini