Teknologi aviasi di Indonesia terus ditingkatkan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi sebagai lembaga negara yang melakukan penelitian belum lama ini mengumumkan telah memiliki teknologi navigasi pemantauan yang lebih mutakhir.
Teknologi Suveillance Navigation yang dikerjakan oleh Pusat Teknologi Elektronika (PTE) tersebut diklaim akan mampu mencegah kejadian kecelakaan seperti yang belum lama ini terjadi di Bandara Halim Perdana Kusuma.
"Teknologi ini mampu memantau pergerakan pesawat dan kendaraan bergerak lainnya di bandara, baik ketika pesawat sedang melakukan approach pendaratan, ketika sudah mendarat, maupun ketika bergerak di sekitar terminal," ungkap Direktur PTE, Yudi Purwantoro seperti dilansir dalam laman resmi BPPT.
Yudi mengungkapkan bahwa teknologi ini sepenuhnya karya Indonesia sehingga biaya untuk pembuatannya relatif murah namun tetap berkualitas. Teknologi dengan harga rendah tersebut dapat dibuat karena tidak banyak memerlukan komponen dari luar negeri dengan kata lain suku cadang alat navigasi tersebut banyak ada di pasaran. Bukan hanya itu, perangkat lunak yang digunakan juga berbasis open source sehingga tidak memerlukan biaya ataupun pengembangan yang mahal. Dampaknya adalah alat ini akan mudah dalam pemeliharaan.
BPPT memaparkan bahwa teknologi ini telah mencapai tahap purwarupa dan tidak lama lagi akan melakukan uji fungsi di laboratorium dan lapangan. Tahap ini diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan sebelum nantinya digunakan secara komersial.
"Semoga didukung dan pemangku kebijakan terkait, khususnya dalam hal regulasi. Selain itu juga ada industri nasional yang siap melakukan komersialisasi," pungkasnya.
Sumber : bppt.go.id
Sumber Gambar Sampul : Subekti / TEMPO
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News