Saintis Data di Indonesia Bakal Terus Meningkat

Saintis Data di Indonesia Bakal Terus Meningkat
info gambar utama

Meningkatnya tren teknologi digital diiringi dengan meningkatnya data yang diterima oleh setiap perusahaan digital. Data-data tersebut kemudian terkumpul dan menjadi sebuah data besar atau big data yang nantinya akan dianalisis dan memberikan layanan yang tepat pada setiap pihak yang terlibat.

Melihat tren big data tersebut, PT Telkom Indonesia sebagai BUMN yang menaruh perhatian khusus dibidang teknologi informatika ingin menjawab tantangan kurangnya saintis data di Indonesia dengan melatih insan-insan Indonesia menjadi saintis data yang handal.

Sebagaimana dilansir oleh Tribunnews.com, perusahaan plat merah yang sempat mendapat predikat sebagai perusahaan Telekomunikasi dengan nilai tertinggi di Asia Tenggara ini bakal menggelar Data Science Indonesia Bootcamp pada bulan April 2016 ini hingga Oktober 2016 mendatang. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan terhadap layanan big data yang terus tinggi.

”Ada kebutuhan yang begitu tinggi terhadap layanan big data,” ungkap EGM Telkom Divisi Digital Service Arief Musta’in.

Dirinya menjelaskan, bahwa jumlah saintis data di Indonesia masih terbatas. Sehingga perlu adanya program percepatan, salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan melalui bootcamp seperti yang dilakukan Telkom. Keterbatasan tersebut terjadi akibat perkembangan teknologi big data yang dipandang berkembang sangat cepat.

”Ada lonjakan data yang sangat besar dan tidak struktur. Saintis data dituntut untuk menggabungkan berbagai disiplin ilmu (multi-disiplin) seperti statistik, matematika, bisnis, hingga komputer dan mengolah data tersebut menjadi rekomendasi yang berguna bagi perusahaan untuk mengambil keputusan,” papar Arief.

Arief menjelaskan bahwa big data mampu membuat sebuah model data dari kompleksitas menjadi sebuah kesimpulan yang mudah dimengerti dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan yang akurat, efektif dan produktif. Dirinya pun mencontohkan bagaimana petani di Korea Selatan menggunakan berbagai sensor sebagai sumber data baru untuk bercocok tanam.

Baca juga: Aplikasi "Logistik Tani" , Dari dan Untuk Negeri

”Dari sensor tersebut di dapat data yang kemudian di olah untuk mengetahui kapan menanam yang paling tepat sehingga mendapatkan produktivitas yang optimal,” ungkapnya.

Data Science Indonesia Bootcamp sendiri merupakan program pelatihan intensif selama 6 bulan yang di organisir oleh Data Science Indonesia dan Ventura Lab. Program tersebut terbuka untuk fresh graduates hingga profesional dari berbagai industri, mulai banking, ritel, e-commerce, FMCG, pemerintah, bahkan startup. Program ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memliki lata belakang statistika, ilmu komputer, ekonomi dan bisnis, hingga matematika.

Proses penyaringannya sudah berlangsung pada 27 Februari 2016 hingga 11 Maret 2016 yang lalu. Lewat Data Science Indonesia Bootcamp, Telkom berharap dapat merekrut 200 saintis data baru untuk memperkuat layanan big data di Indonesia khususnya untuk pihaknya sendiri. Arief mengatakan, saat ini pasar begitu demanding terhadap big data.

”Tidak hanya private sector, enterprise, bahkan pemerintahan sangat membutuhkan big data,” ungkapnya.

Saat ini Telkom memiliki beberapa layanan big data berupa geographic information system (GIS) hingga sosial media analytic. GIS misalnya, dapat difungsikan sebagai analisis dari potensi suatu daerah berdasarkan parameter yang bermacam-macam. Layanan ini mirip seperti apa yang telah dilakukan oleh startup lain yang juga mengolah big data,Sasbuzz.

”Misalnya dengan melihat jumlah sekolah, ATM, bank, pom bensin, bahkan gerai kompetitor. Dari situ dapat di hitung kawasan mana yang Return On Investment (ROI) paling cepat,” pungkasnya.

Sumber : Tribunnews.com
Sumber Gambar Sampul :aminotes.tumblr.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini