Raja Ampat Makin Memesona Berkat Penemuan Ini

Raja Ampat Makin Memesona Berkat Penemuan Ini
info gambar utama

Indonesia memang telah terkenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia. Flora dan fauna endemik baik di darat maupun lautan bertebaran yang terus memukau. Salah satu biota laut yang berada di lautan Indonesia adalah Pari Manta, seekor spesies ikan yang dapat tumbuh sebesar 5 meter. Menariknya, ternyata Indonesia memiliki "Ruang Bersalin" untuk ikan yang dikenal jinak dan mempesona tersebut.

Prof. Dr. Hari Eko, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI hari ini dalam pertemuan siaran media di sebuah Kafe di daerah Menteng bahwa Pari Manta di Indonesia dapat ditemukan dibeberapa tempat di Indonesia. Pari Manta banyak ditemukan di Bali, Kepulauan Komodo, Sumbawa, dan Lamakera di Nusa Tenggara Barat. Pari Manta juga ditemukan di Derawan, Kalimantan dan Raja Ampat, Papua Barat.

Khusus untuk Pari Manta yang ditemukan di Raja Ampat, terdapat fakta yang menarik yaitu ternyata Raja Ampat merupakan wilayah yang diidentifikasi menjadi lokasi berkembang biaknya Pari Manta. Hal itu didasarkan atas hasil penelitian para peneliti dari Conservation Internasional (CI) Indonesia yang telah melakukan tagging pada 30 Pari Manta di Raja Ampat.

Abraham Sianipar, peneliti spesialis Hiu dan Pari untuk CI mengungkapkan bahwa di Laguna Wayag Pari Manta anakan maupun induknya yang mengandung banyak ditemukan dan sering mondar-mandir dipermukaan. Meski Pari Manta menurut penelitian melahirkan di laut dalam, dirinya menduga Laguna Wayag adalah lokasi yang sering digunakan untuk "Ruang Bersalin" ikan tersebut.

Bayi Pari Manta yang ditemukan di Wayag (Foto: Shawn Heinrichs / bluespheremedia.com)
info gambar

"Penemuan ini menjunjukkan bahwa berdasarkan Pari Manta yang berhasil kami deteksi lokasi dan pergerakannya, menunjukkan bahwa Laguna Wayag menjadi lokasi nursery area (berkembangbiak dan pembesaran), ini satu-satunya di Asia Tenggara," ujar Abraham pada GNFI.

Lebih lanjut Abraham menjelaskan bahwa Pari Manta selama ini dikenal sebagai ikan yang memiliki daya jelajah jauh yang dapat menapai ribuan kilometer. Namun penemuan ini mengungkapkan bahwa Pari Manta ternyata memiliki lokasi berkembangbiak yang spesifik.

Penemuan CI ini juga menjadi dasar untuk pengelolaan pariwisata Pari Manta di Raja Ampat agar lebih memerhatikan fungsi konservasi disamping tetap menjadi lokasi wisata. Sehingga pemerintah pusat maupun daerah mau mengambil tindakan berupa kebijakan yang mengatur tentang Pari Manta ini.

Yusdi Lamatenggo, Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat di kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa selama ini Pari Manta terancam oleh aktifitas perburuan ilegal yang hanya memberikan pendapatan sekitar 6 juta rupiah untuk para nelayan. Padahal bila dihitung kembali, potensi Pariwisata Ekologi Pari Manta dapat mencapai nilai valuasi sebesar 1,2 milyar lebih.

Melihat potensinya yang besar, pariwisata yang memerhatikan ekosistem tidak hanya menguntungkan bagi masyarakat sekitar namun juga keberlangsungan biota yang menjadi atraksi wisata itu sendiri.

Dia menjelaskan bahwa Raja Ampat sebagai bagian dari Provinsi Konservasi Pertama di Indonesia ini memiliki komitmen untuk turut menjaga populasi Pari Manta. Komitmen tersebut diwujudkan dengan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) Perlindungan Manta. Melalui POKJA tersebut pihak penginapan, agen perjalanan, lembaga swadaya masyarakat, akademisi dan pemda dapat bersinergi.

"Kami juga melibatkan masyarakat sekitar untuk menjadi bagian dari konservasi ini," imbuh Yusdi.

Penemuan ini tentu saja membuat nilai pariwisata maupun fungsi konservasi biota laut di Raja Ampat menjadi semakin penting dan bernilai. Hal tersebut juga menjelaskan mengapa musim-musim tertentu penyelam dapat menemukan puluhan Pari Manta dalam satu lokasi. Tidak heran bila kemudian Raja Ampat telah dikenal sebagai destinasi snorkeling terbaik dunia, bukan hanya karena terumbu karangnya namun juga karena Pari Manta.

Sumber : GNFI
Sumber Gambar Sampul : Indonesiadestination.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini