Peggy Hartanto, Desainer Muda yang Bawa Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia

Peggy Hartanto, Desainer Muda yang Bawa Indonesia Jadi Pusat Perhatian Dunia
info gambar utama

Busana sering kali tidak lepas dari sosok seorang perempuan. Sebab busana bagi seorang perempuan busana adalah bagian dari perhiasan diri yang lekat dengan keseharian. Mungkin itu yang dipahami oleh seorang desainer perempuan asal Indonesia yang telah mendunia ini. Peggy Hartanto namanya, seorang perempuan yang sejak masa SMA telah bertekad untuk menjadi perancan busana level dunia.

Peggy Hartanto, perempuan yang lahir dan besar Surabaya mengaku bahwa fashion adalah passion nya.

“Fashion is my passion, karena sejak di SMA, saya ingin menjadi 'fashion designer', makanya saya kuliah di Australia. Setelah itupun saya beruntung bisa mengenyam pengalaman kerja di Collette Dinnigan," ujarnya seperti dikutip dari ABC Australia.

Fesyen dahulu tentu berbeda dengan era sekarang yang setiap orang bebas untuk berekspresi. Bila dahulu perempuan terkesan cukup sulit untuk mendobrak nilai-nilai tradisional, saat ini dunia fesyen memiliki kesan yang glamor dan beban. Meski begitu, Peggy menuturkan bahwa dirinya terjun di dunia ini bukan karena kemewahan itu.

Untuk mengejar cita-citanya menjadi perancang busana tingkat dunia, perempuan lulusan Raffles College of Design and Commerce di Sydney memulainya dengan pada desainer Australia, Collette Dinnigan. Pengalaman kerjanya itulah yang kemudian membuatnya percaya diri untuk memulai membuka merek sendiri di Indonesia.

"Saya bekerja dengan Collette Dinnigan selama 1,5 tahun. Disana saya diberi kesempatan untuk bekerja di bidang produksi, 'quality control', dan dari situ saya merasa bahwa industri fesyen di Australia itu sangat profesional dan tertata. Saya kemudian membawa pengalaman ini ketika merintis label di Indonesia," tutur perempuan yang memiliki saudara kembar bernama Petty ini.

Belajar banyak dari Australia, Peggy mengaku memiliki pendekatan tersendiri untuk merancang sebuah karya. Menurutnya suatu busana hendaknya memiliki cerita yang saling terkait sehingga nantinya tiap karya dapat menjadi kumpulan karya yang terhubung.

Peggy juga menjelaskan bahwa beberapa desainer di Indonesia masih belum memiliki cerita yang kuat. Padahal bila melihat Indonesia dengan kekayaan kulturalnya, ada banyak hal yang dapat dieksplor dan ditunjukkan pada dunia.

Perempuan yang mengidolakan desainer-desainer top dunia seperti Alexander McQueen, Ricardo Tisci, Simone Rocha and Dion Lee itu selalu membawakan rancangan-rancangan yang berani, elegan dan minimalis. Menariknya sering kali busana rancangannya dipamerkan dengan melibatkan saudara kembarnya, Petty dan kakak perempuannya, Lydia. Mereka oleh sebuah majalah sempat disebut sebagai Trio desainer hits asal Indonesia.

Rancangannya yang cukup modern juga telah banyak digunakan oleh selebriti dunia seperti Anne Heche, Amanda Schull, Victoria Summer dan pembawa acara terkenal, Giuliana Rancic.

Victoria Summer saat mengenakan busana rancangan Peggy Hartanto (Foto: peggyhartanto.com)
info gambar

Meski begitu, sebagai orang Indonesia Peggy mengaku tidak melupakan corak tradisional Indonesia dalam beberapa karyanya. Salah satunya adalah karyanya yang berkolaborasi dengan Bateeq untuk menghasilkan batik premium.

Sebagai desainer yang berusia muda, prestasi Peggy di dunia fesyen bisa dibilang menjadi sebuah lokomotif baru. Tidak hanya dalam skala Indonesia, namun juga internasional. Pakaian rancangannya berulang kali ditampilkan dalam pameran-pameran fesyen dunia seperti di Australia, Inggris, Amerika, dan pusat mode dunia Prancis. Peggy juga dimasukkan dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia: The Arts, sebuah daftar orang berumur dibawah 30 berpengaruh dalam bidang seni dari seluruh dunia. Berkat busana-busana karyanya, semua mata dunia tertuju pada Indonesia.

Sumber : ABC Australia
Sumber Gambar Sampul : Nurina Safitri / ABC Australia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini