Kampung Lawas Maspati, Kampung Wisata Sejarah Penuh Kreasi

Kampung Lawas Maspati, Kampung Wisata Sejarah Penuh Kreasi
info gambar utama

Kekaguman saya akan Surabaya kian bertambah. Setelah kemarin saya berkunjung ke Kampung Wisata Dolly kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Kampung Lawas Maspati yang dibangun dengan kerjasama PT.Pelindo 3.

Sejak akhir Januari lalu tepatnya tanggal 24 Januari 2016, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia III Toto Heli Yanto meresmikan satu kampung tematik baru di Surabaya yaitu Kampung Lawas Maspati.

Kampung Lawas Maspati menyajikan hal yang istimewa yang berkaitan dengan kota pahlawan yaitu sejarah Surabaya di zaman penjajahan.

Saat memasuki kampung Lawas Maspati pengunjung akan disambut oleh beberapa orang dengan pakaian daerah lalu satu persatu pengunjung akan dikalungkan sarung dan udeng batik.

Sambutan hangat warga Kampung Lawas Maspati juga turut hadir. Tak hanya warga yang sudah dewasa saja namun anak-anak kecil turut serta dengan memainkan musik patrol sambil menari di jalanan kampung selebar 3 m tersebut.

Kemeriahan Kampung Lawas Maspati
info gambar

Alunan musik patrol yang semarak dan rancak membuat perjalanan kian terasa menyenangkan. Apalagi di hampir tiap rumah ditanami oleh berbagai macam tanaman hias serta pepohonann menjadikan kampung ini terasa sejuk dan perdu.

Kampung Lawas Maspati dibangun untuk mengenang sejarah Surabaya khususnya para veteran. Konon, kampung ini dijadikan sebagai tempat tinggal pejuang zaman kemerdekaan dan saat ini rumah pejuang tersebt dihuni oleh anak dan cucu mereka.

Bangunan sejarah di Kampung Lawas Maspati
info gambar

Ada banyak rumah yang dijadikan sebagai ikon Kampung Lawas.

Pertama adalah Sekolah Ongko Loro yang merupakan bekas Sekolah Rakyat.

Menurut informasi yang saya dapatkan dari salah satu sumber bahwa Tweede Inlandsche School atau Sekolah Kelas Dua atau Sekolah Ongko Loro merupakan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar dengan masa pendidikan selama Tiga Tahun dan tersebar di seluruh pelosok desa. Maksud dari pendidikan ini adalah dalam rangka sekadar memberantas buta huruf dan mampu berhitung. Bahasa pengantar adalah bahasa daerah dengan guru tamatan dari HIK. Bahasa Belanda merupakan mata pelajaran pengetahuan dan bukan sebagai mata pelajaran pokok sebagai bahasa pengantar. Namun setelah tamat sekolah ini murid masih dapat meneruskan pada Schakel School selama 5 tahun yang tamatannya nantinya akan sederajat dengan Hollandse Indische School.

Bangunan kedua adalah bangunan bekas pabrik roti milik Haji Iskak yang juga pernah menjadi dapur umum kala pertempuran bersejarah, 10 November 1945.

Bangunan tersebut ada sejak tahun 1958, dan kini beralih fungsi menjadi Losmen 'Asri' dengan arsitektur antiknya seperti tegel warna-warni. Sayang sekali saat itu saya belum bisa berkesempatan untuk masuk.

Selanjutnya adalah salah satu bangunan yang memiliki cerita menarik dari cucu pemilik rumah ini.

Pemilik rumah ini adalah R.Soemargono.

Saat memasuki rumah ini suasana serta aroma ruangan seperti mesin waktu yang membawa saya ke zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mulai dari tegel rumah yang masih asli, sofa yang berada di depan bangunan, hingga barang-barang yang berada dalam rumah yang sebagian besar masih asli. Di ujung lorong rumah terdapat sebuah lemari berwarna kuning yang konon digunakan sebagai ruang gelap pencuci foto.

Diceritakan oleh Mas Rifqy sebagai cucu buyut pemilik rumah bahwa pada tahun 2003 ada dua orang Jepang yang hendak membetulkan sepatu yang dibelinya. Setelah dicari-cari siapa pembuat sepatu tersebut yang tak lain adalah kakek dari Mas Rifqy, Moenir, maka ia langsung pergi mencari. Namun mereka baru mengetahui bahwa Moenir telah meninggal sehingga orang Jepang tersebut membetulkan di tukang sepatu lain.

Saya makin kagum dengan sosok Moenir. bagaimana caranya ia membuat sepatu yang dapat bertahan hingga puluhan tahun tersebut. Bahan – bahan apa yang ia pakai dan dari mana ia mendapatkannya sehingga dua orang Jepang datang jauh-jauh dari negaranya untuk ke Indonesia khusus untuk membetulkan sepatu.

Saat saya bertanya apa jenis sepatu tersebut maka di jawab oleh Mas Rifqy,”Sepatu jenis Boot mbak.”

Dari dulu anak bangsa memang sudah hebat ya :D

Ada satu lagi bangunan yang menarik di Kampung Lawas Maspati yaitu makam pasangan suami istri Raden Karyo Sentono dan Mbah Buyut Suruh. Mereka adalah kakek dan nenek dari Joko Berek atau Sawunggaling yang merupakan pahlawan besar di Surabaya.

Karya Masyarakat

Selain beberapa bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi, di Kampung Lawas Maspati terdapat banyak sekali produk kreasi masyarakat diantaranya adalah sari belimbing, jamu tradisional, obat herbal, serta jajanan ringan. Salah satunya adalah Semprit Jablay. Namanya yang nyentrik membuat orang langsung memerhatikan dengan seksama. Maksudnya apa Semprit Jablay. Ternyata Jablay adalah singkatan dari Jadi Belajar Biar Tidak Alay. Namanya sungguh berbeda dengan produk yang dijual yaitu kue semprit, tidak ada hubungannya. Mungkin pemilihan nama tersebut sebagai cara mengenalkan produk mereka.

Aneka makanan hasil kreasi masyarakat Kampung Lawas Maspati
info gambar

Kreasi produk masyarakat Kampung Lawas Maspati harus diapresiasi dan didukung karena mereka membuat sendiri aneka jenis makanan dan minuman untuk dijual ke pengunjung yang datang. Biasanya mereka menjual di dekat pintu keluar. Jadi sebelum pergi meninggalkan Kampung Lawas Maspati pengunjung dapat mencicipi aneka ragam kuliner hasil olahan masyarakat Maspati.

Kampung Lawas Maspati bukan kampung sembarangan. Kampung ini sangat layak untuk dikunjungi karena banyak sekali hal menarik yang dapat ditemui dan dipelajari pengunjung mulai dari sejarah, penataan kampung, cara daur ulang sampah, mengolah tanaman sekitar menjadi obat-obatan herbal, dan masih banyak lagi. Saya pun tak segan untuk melabeli kampung penuh kreasi pada kampung ini karena saking banyaknya hal baru yang dapat saya pelajari.

Area permainan tradisional
info gambar
Aneka tanaman dan slogan di sudut kampung
info gambar

Sumber Informasi:

kampunglawasMaspati.blogspot.co.id

travel.kompas.com

patainanews.com

www.beritasatu.com

id.wikipedia.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini