Penghargaan Bergengsi dari Amerika Diberikan Kepada Pemuda Ambon ini

Penghargaan Bergengsi dari Amerika Diberikan Kepada Pemuda Ambon ini
info gambar utama

Seorang mahasiswa asal Universitas Pattimura – Ambon, Zulfirman Rahyantel, meraih penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Departemen Luar Negeri Amerika karena dinilai telah melakukan perubahan sosial yang konstruktif.

Zulfirman terpilih karena dinilai berhasil memfasilitasi dialog antar keyakinan di antara sesama anak muda di Ambon dan daerah-daerah rawan konflik lain di Indonesia. Ia bahkan mengajak mereka mengunjungi daerah-daerah itu secara langsung untuk berbagi pengalaman, termasuk suka duka menjadi warga kota Ambon yang pernah dikoyak konflik bernuansa agama.

Dalam pidato di Departemen Luar Negeri Amerika hari Rabu(27/04), Ahlem – yang telah melangsungkan puluhan latihan bagi perempuan di Tunisia – mengatakan betapa anak muda, harus berdiri paling depan untuk menjawab isu-isu strategis dunia, termasuk menjernihkan kesalahpahaman tentang Islam yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok radikal dan intoleran.

Anak-anak muda lain yang mendapat anugerah ini antara lain Ahlem Nasraoui dari Tunisia yang menggagas upaya pemberdayaan perempuan dan remaja lewat program “Peace Mediators”, yang dengan berani menjadikan upaya melawan terorisme dan ekstremisme sebagai platform utama.

Pemuda lainnya adalah Ahmad Shakib Mohsanyar dari Afghanistan. Ahmad Shakib Mohsanyar dari Afghanistan, yang selama setahun terakhir menggalakkan kampanye “Afghanistan Needs You”, guna mengajak anak-anak muda di negara itu menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik.

Lalu ada Thinzar Shunlei Yi dari Myanmar yang memimpin “Burma’s National Youth Congress” dan sekaligus “The National Youth Network”.

Nino Nanitashvili dari Georgia yang mendorong upaya menciptakan perdamaian lewat teknologi, Asha Hassan dari Kenya yang mengembangkan kelompok-kelompok anak muda yang memusatkan perhatian pada pentingnya rekonsiliasi antar etnis dan kelompok, Samuel Grzybowski dari Perancis yang mendirikan organisasi antar keyakinan “Coexister” sejak ia masih SMA dan kini memiliki cabang di Belgia dan Swiss, Basel Almadhoun – mahasiswa Universitas Al Azhar di Gaza yang memulai klub debat untuk mengajak anak-anak muda menyampaikan opini tentang konflik dan perdamaian, Hillary Briffa dari Malta yang sedang mengejar doctoral di London dan menjadi duta muda Malta di Organisasi Kerjasama dan Keamanan Eropa OSCE.

Terakhir Jessel Recinos Fernandez dari Honduras yang mendirikan “Skate Brothers” yang menawarkan beragam aktivitas kepada anak muda supaya mereka tidak terlibat kegiatan premanisme.



Sumber : www.voaindonesia.com
Sumber Gambar Sampul : ECAatState

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini