Mahasiswa Ini Berhasil Kembangkan Prototipe "Black Box" untuk Kendaraan bermotor

Mahasiswa Ini Berhasil Kembangkan Prototipe "Black Box" untuk Kendaraan bermotor
info gambar utama

Semakin banyaknya pengguna kendaraan pribadi, membuat jalan raya di kota-kota besar di Indonesia semakin padat. Hal tersebut memicu meningkatnya kecelakaan. Dalam beberapa kejadian kecelakaan korban mengalami cedera dan tidak memungkinkan untuk memberikan informasi pada keluarga. Sebagai solusi atas permasalahan tersebut tim Ampelgading Lab membuat sebuah perangkat yang mampu memberi kabar tentang kejadian kecelakaan dengan instan.

Sistem yang dikembangkan oleh tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) Dienastya Galih P (Informatika), Tezza Rangga (Teknik Komputer) dan Imam Ghozali (Informatika) tersebut diberi nama Sistem Monitoring Kecelakaan Pada Kendaraan Bermotor atau disingkat SimMonik.

Seperti dilansir Prasetya UB, perangkat SimMonik yang mereka rancang terdiri atas hardware dan software. Alat ini dirancang dengan fungsi menyerupai blackbox pesawat, perangkat kerasnya dipasangkan pada sepeda motor sehingga akan berfungsi sebagai deteksi posisi motor, deteksi kecdlakaan dan rekaman gerak kendaraan. Selain itu juga terdapat salah satu fitur penting lainnya yakni mampu mengirimkan notifikasi berbentuk sms bila terjadi kecelakaan pada kendaraan.

Hardware pada SimMonik terdiri atas Adafruit Ultimate GPS untuk mengetahui posisi keberadaan kendaraan dan korban, ITG MPU untuk mengetahui kemiringan kendaraan dan Raspberry PI 2 sebagai alat komputasi. Data pergerakan kendaraan akan dikirim ke server secara real time dengan memanfaatkan jaringan internet sim card GSM yang dipasangkan pada hardware.

Komputasi awan sebagai sistem penyimpan data dipilih sebab bila kendaraan mengalami kecelakaan sampai membuat hardware SimMonik rusak, datanya tidak hilang dan masih dapat diakses via internet.

"Kami juga telah merancang agar data pada SimMonik dapat ditayangkan dalam bentuk simulasi 3D, sehingga kronologis kecelakaan dapat diketahui secara jelas, ungkap Dienastya.

Sementara itu untuk menerima notifikasi dari hardware tentang terjadinya kecelakaan pada kendaraan bersangkutan, maka penerima harus memiliki aplikasi mobile khusus yang telah dibuat pula oleh tim Ampelgading Lab. Namun hingga kini aplikasi tersebut masih belum diluncurkan di play store karena masih dalam tahap pengembangan.

Dienastya Galih P, Tezza Rangga dan Imam Ghozali
info gambar

Berkat karya SimMonik ini, tim Ampelgading Lab sempat menjadi juara 1 kategori embedded system (Internet of Things) pada kompetisi E-TIME 2016 yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Atas prestasinya tersebut tim Ampelgading Lab berhak atas sejumlah dana pengembangan yang rencananya akan digunakan untuk mengembangkan SimMonik menjadi lebih baik dan membiayai proyek penelitian tim Ampelgading Lab yang lain.

"Masukan dari juri kompetisi untuk memperkecil hardware simMonik yang saat ini ukurannya masih 17x10x5cm, targetnya mau dibuat sampai seukuran hape monokrom. Kemasan hardware juga belum punya ketahanan yang cukup, jadi akan dikembangkan dengan packaging yang lebih kuat lagi," jelas Dienastya.

Sumber : Prasetya UB
Sumber Gambar Sampul : Youtube.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini