Satu-Satunya, Kabupaten ini Menjadi Lokasi Wisata Energi Pertama di Dunia

Satu-Satunya, Kabupaten ini Menjadi Lokasi Wisata Energi Pertama di Dunia
info gambar utama

Daerah yang tandus, kering dan tidak subur tidak selamanya menjadi lokasi tanpa potensi. Tampaknya itu yang ingin dibuktikan oleh sebuah kabupaten yang berada di ujung barat Jawa Timur ini. Berbekal kemampuan untuk mengelola daerah dengan bergotong-royong, Bupati Bojonegoro beserta jajarannya dan masyarakat ingin membuktikan bahwa Bojonegoro bisa berubah. Melalui gebrakan terbaru, yakni menjadikan Bojonegoro sebagai Lokasi Wisata Energi pertama di Dunia.

Sebagaimana dilansir Detik.com Rabu (27/04/2016) yang lalu, Suyoto Bupati Bojonegoro saat ini telah meresmikan desa wisata energi. Lokasinya terletak di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.

Kang Yoto, begitu dirinya akrab dipanggil, mengungkapkan bahwa peresmian kawasan sumur tua di Wonocolo tersebut merupakan bagian dari mewujudkan Bojonegoro sebagai lumbung energi negeri.

"Pembukaan kawasan sumur tua ini menjadi bagian dari skenario Bojonegoro sebagai lumbung energi negeri. Desa wisata ini adalah model unik di dunia ini dan hanya satu satunya," kata Kang Yoto.

Kang Yoto saat meresmikan Desa Wisata Energi Wonocolo (Foto: Pemkab. Bojonegoro)
info gambar

Selain meyakini bahwa desa wisata energi ini hanya ada di Indonesia, dirinya juga mengajak para akademisi maupun wisatawan yang ingin belajar tentang migas untuk datang ke daerahnya. Sebab berdasarkan kajian, minyak di daerah selatan Bojonegoro seperti Wonocolo adalah hasil dari energi fosil darat, sedangkan Bojonegoro barat adalah dari fosil binatang laut. Harapannya, banyak orang datang dan bisa mengawasi proses penambangan yang dilakukan para penambang minyak.

Menyebut lokasi ini sebagai desa wisata migas sepertinya memang kurang tepat sebab wilayah ini bakal diproyeksikan menyajikan wisata edukasi dari berbagai macam bentuk energi, termasuk energi terbarukan. Energi terbarukan yang dimaksud adalah panas bumi. Desa Wisata Energi di Wonocolo ternyata juga memiliki potensi geotermal.

"Sangat lengkap energi di Bojonegoro, ada minyak yang berasal dari fosil laut, fosil darat, panas bumi dan kemiri sunan. Energi tak terbarukan dan terbarukan sekaligus. Dari sisi eksploitasi dan pengolahan menggunakan teknologi modern sampai tradisional," imbuhnya.

Melihat Bojonegoro yang memiliki berbagai macam energi, siswa SD di Bojonegoro pun diberi pelajaran muatan lokal tentang geoheritage.

"Bojonegoro adalah geoheritage satu-satunya di dunia, jangan pergi ke mana pun sebelum datang ke Kota Geoheritage," ujar bupati yang berhasil menjadikan Bojonegoro sebagai percontohan kota terbuka di dunia bersanding dengan Seoul, Madrid dan kota besar lainnya di dunia..

Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana dengan potensi terjadinya pertambangan liar yang selama ini masih terjadi di Wonocolo, Kang Yoto berujar bahwa dengan peresmian desa wisata energi ini akan bisa memberdayakan ekonomi masyarakat tidak dengan melakukan penambangan liar. Selain perlunya edukasi tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan diharapkan program ini dapat mengalihkan pendapatan masyarakat dari penambangan.

"Mengapa dikembangkan jadi wisata: perbaikan lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, pendidikan publik dalam rangka wujudkan ketahanan energi. Pengembangan wisata sumur tua ini dapat dilakukan atas kolaborasi antara pemkab, warga desa, penambang, Pertamina EP, SKK Migas, UPN, TNI, Polri, dan Perhutani," pungkasnya.

Baca juga: Bumi Bojonegoro dan Cah Jonegoro

Di lokasi desa wisata tersebut wisatawan bisa melihat proses penambangan secara tradisional, museum sumur tua yang di dalamnya terdapat berbagai informasi penambangan dan foto, ngetrail, sepeda gunung, kuliner sego gulung, minuman secang, serta lokasi D105 untuk memotret dan memandang penambangan ke segala penjuru.

Sumber : Detik.com
Sumber Gambar Sampul : Yasin / Jawapos.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini