Jaket Anti Ngantuk Karya Mahasiswa Indonesia Jadi Juara di Malaysia

Jaket Anti Ngantuk Karya Mahasiswa Indonesia Jadi Juara di Malaysia
info gambar utama

Permasalahan lalu lintas seperti kecelakaan sering kali terjadi akibat pengendara yang lalai ataupun lengah akibat kelelahan. Melihat permasalahan tersebut, sejumlah mahasiswa dari Universitas Brawijaya menciptakan sebuah jaket yang mampu tetap menjaga pengendara khususnya pengendara motor untuk tetap terjaga. Hebatnya, jaket anti nyamuk tersebut ternyata memenangi ajang kompetisi inovasi internasional di Malaysia.

Jaket yang diciptakan oleh tim Smart Android Jacket for Safery Riding dan Relaxation (SIJAR) yang dianggotai Muhammad Nur Azis (Teknik Mesin), Azis Yasir N (Teknik Mesin), Ahmad Fauzi (Teknik Mesin), Novita Qurrota A (Kedokteran), dan Nardo Golan (Teknik Elektro) tersebut membawa pulang medali emas pada ajang The 3rd Internasional Innovation Design and Articulation (i-IDeA) 2016. Penghargaan tersebut diberikan pada 29 April lalu di Universiti Teknologi MARA (UiTM) yang berlokasi di Perlis Malaysia.

Seperti dilansir oleh laman Prasetya UB, dalam kompetisi tersebut tim SIJAR tidaklah mudah untuk mendapatkan penghargaan tertinggi, sebab mereka harus berhadapan dengan 106 tim dari tiga negara yang bertanding, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand. Ratusan tim tersebut tergabung dalam kelas event C yang diperuntukkan khusus bagi para mahasiswa dan sederajat.

“Pada kategori ini ada lima tim yang mendapatkan gold medal termasuk kami. Alhamdulillah tim kami satu-satunya tim dari Indonesia yang mendapatkan gold medal di semua kelas,” kata Ketua Tim SIJAR Muhammad Nur Aziz.

Jaket Anti Mengantuk versi SEJSAR yang menjadi pendahulu SIJAR (Foto: Dok. UB via okezone.com)
info gambar
Jaket SIJAR merupakan pengembangan dari Jaket Smart Electric Jacket for Safety and Relaxation (SEJSAR) yang telah dibuat sebelumnya. Jaket ini berfungsi mencegah pengemudi motor mengantuk di tengah jalan.

“Untuk kompetisi ini, jaket SIJAR ditambahkan dua konsep baru yang menonjol, yakni penambahan oximeter untuk mengukur saturasi oksigen dan penambahan aplikasi android,” kata Azis.

Azis menjelaskan, Oximeter ini berguna untuk mengetahui saturasi oksigen pengguna jaket. Ketika saturasi pengemudi tidak normal (dibawah 95%), dapat mengindikasikan pengguna berada pada kondisi kelelahan atau mengalami gangguan kantuk yang tidak normal (istilah medisnya OSA = Obstructive Sleep Apneu). Sementara itu, penambahan aplikasi android berfungsi memudahkan dalam mengkontrol dan memproses alat melalui media smartphone.
Prinsip kerja jaket yaitu ketika sensor membaca denyut nadi pengemudi kurang dari batas parameter jumlah normal per menitnya, maka alarm yang ada di jaket akan berbunyi. Alarm ini berfungsi sebagai peringatan bahwa pengguna berada pada kondisi kantuk atau lelah.
Ketika alarm berbunyi, SIJAR yang dilengkapi dengan alat "sengat" listrik yang berhubungan langsung dengan kulit pengguna tersebut akan bereaksi untuk menyadarkan pengendara. Namun ketika denyut nadi pengguna kembali normal, "sengat" listriknya akan terhenti. Sengatan listrik ini diharapkan akan memberikan efek relaksasi agar sirkulasi pada tubuh berjalan normal kembali dan suplai oksigen menjadi maksimal.
Menariknya, jaket ini tidak banyak memerlukan sumber listrik karena memiliki kemampuan untuk menghasilkan listrik sendiri dengan memanfaatkan panas tubuh. Caranya adalah dengan memanfaatkan perbedaaan temperatur antara tubuh dengan lingkungan untuk menghasilkan energi listrik melalui media termoelektrik.
Juri dalam kompetisi ini, berdasarkan keterangan Azis, menyampaikan komentar positif atas inovasi ini. Namun mereka memberikan masukan untuk lebih mengutamakan pengujian kepada pengguna. Kemudian, data pengujian tersebut dikumpulkan menjadi sebuah statistik untuk menguatkan kegunaan alat.
Tim SIJAR (Foto: sidomi.com)
info gambar
“Ini sejalan dengan visi tim kami ke depan. InsyaAllah saat ini kami sesering mungkin menguji kualitas dan kinerja alat,” kata mahasiswa angkatan 2012 tersebut.
Hal ini ditujukan agar nantinya tidak hanya keamanan jaket yang dioptimalkan, namun kenyamanan pengguna dalam memakai alat. Ini untuk mendukung upaya komersialisasi jaket ke depan.
Alhamdulillah kami sangat bersyukur, tim mendapatkan hasil yang lebih dari ekspektasi kami. Awalnya kami hanya ingin mempromosikan alat agar diakui, namun akhirnya malah mendapatkan gold medal,” tegasnya.


Sumber : Prasetya UB
Sumber Gambar Sampul : merdeka.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini