Melirik Masa Depan Kota Matahari Terbit

Melirik Masa Depan Kota Matahari Terbit
info gambar utama

Dulu tak ada yang melirik kabupaten ini. Karena memang tidak ada apapun di sana, hanya persawahan, hutan dan lahan kosong. Trend urbanisasi pun dirasa semakin menguras penduduknya yang ingin mencari penghidupan di perantauan. Setelah sekian lama tidak menghiasi halaman media besar, bagaimanakah kabar Banyuwangi saat ini?

Banyak yang mengenal Banyuwangi sebagai salah satu wilayah terpencil di Jawa Timur. Letaknya yang jauh di ujung timur dan selatan Jawa seperti menjadikan posisinya tidak strategis. Pembangunan di wilayah tersebut juga terkesan lambat jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain. Namun apakah benar demikian kenyataan di lapangan?

Jika membandingkan Banyuwangi dengan wilayah-wilayah maju seperti Surabaya atau Malang, memang Banyuwangi masih jauh tertinggal. Menyusuri jalan-jalan di Banyuwangi rasanya tidak jauh berbeda dengan melewati kabupaten-kabupaten lain di wilayah Jawa pada umumnya. Sawah yang masih banyak diselingi perkebunan, rumah-rumah penduduk khas pedesaan yang sesekali juga diselingi bangunan-bangunan serta perumahan modern, serta bangunan-bangunan fasilitas umum yang terkesan “biasa-biasa” saja.

Namun jika kita melihat dengan lebih jeli, tentunya kita akan banyak menemukan perkembangan signifikan dari wilayah tersebut. Perkembangan Banyuwangi sedikit banyak sudah dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sana. Jika kita melihat data perkembangannya, kita akan menemukan fakta-fakta dengan bukti yang lebih jelas.

Menempati posisi di ujung paling timur di Jawa, justru membuat wilayah dengan sebutan “Sunrise of Java” ini menjadi titik yang harus disinggahi ketika menempuh perjalanan ke Indonesia Timur bagian selatan (wilayah Bali dan Nusa Tenggara). Fakta tersebut tentunya membantah pernyataan bahwa Banyuwangi menempati posisi yang tidak strategis. Sebaliknya, Banyuwangi menempati posisi yang sangat strategis. Ditambah pula dengan segala potensi SDM dan wisata alamnya yang melimpah.

Dengan manajemen yang baik, bukan tidak mungkin Banyuwangi bakal turut menyusul wilayah-wilayah lain di Jawa Timur yang terlebih dahulu bertransfomasi menjadi wilayah dengan ekonomi yang baik.

Komitmen pembangunan tersebut benar-benar direalisasikan oleh pemerintah dengan membangun satu demi satu sektor-sektor pendukung di Banyuwangi melalui berbagai proyek dan kebijakan. Sejak tahun 2006, pemerintah Banyuwangi memfokuskan pada pengembangan properti dan perumahan, dilanjutkan mengembangkan infrastruktur dan sektor UMKM sejak tahun 2010. Saat ini dengan tetap berusaha mengembangkan sektor UMKM lebih jauh, pemerintah Banyuwangi berusaha untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Kerja keras pemerintah Banyuwangi mulai dapat dilihat di jalan-jalan, dimana akan banyak kita temui perumahan-perumahan modern di tengah lahan-lahan kosong serta persawahan. Juga bisa kita lihat dari mulai menjamurnya UKM yang menjajakan produknya di pinggir jalan. Bahkan saat ini, beberapa paguyuban UMKM di Banyuwangi sedang berupaya untuk bergotong-royong membuka pasar Sabtu-Minggu di beberapa Lahan Terbuka Hijau yang banyak dikunjungi warga Banyuwangi di hari libur.

Puncak dari kerja keras tersebut akhirnya terbayar dengan penghargaan yang diterima Pemerintah Banyuwangi bulan April lalu. Sukses mengelola daerahnya, Pemkab Banyuwangi menerima Government Award 2016 di Jakarta, Selasa (12/4) kemarin. Penghargaan tersebut menilai Banyuwangi sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik, dan disematkan langsung oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofjan Djalil ke Bupati Abdullah Azwar Anas.

Salah satu indikator cermin besaran perekonomian daerah di Banyuwangi adalah produk domestik regional bruto (PDRB), yang pada 2010, tembus Rp 32,46 triliun. Kemudian meningkat Rp 36,95 triliun di 2011. Naik Rp 42,10 triliun di 2012, Rp 47,23 triliun (2013) dan Rp 53,37 triliun (2014).

Dengan besaran perekonomian yang terus naik ini, otomatis mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan perkapita masyarakat di Bumi Blambangan menunjukkan lonjakan sekitar 62 persen dari Rp 20,8 juta di Tahun 2010 menjadi Rp 33,6 juta di 2014.

Dari aspek kapasitas fiskal, kemampuan APBD terus meningkat dari tahun ke tahun. Belanja pemerintah turut menggerakkan perekonomian. Jika pada 2010, APBD baru hanya Rp 1,29 triliun, maka tahun 2015 lalu tembus angka Rp 3 triliun.Terjadi peningkatan APBD mencapai 133 persen dari 2010 ke Tahun 2015. Secara kumulatif, tumbuh sekitar 171,43 persen dari 2010 ke 2015 atau rata-rata 34,28 persen pertahunnya.

Berdasarkan data resmi Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit di Banyuwangi pada 2010 mencapai Rp 3,29 triliun dan terus tumbuh menjadi Rp 8,93 triliun di Tahun 2015. Maka secara kumulatif, penyaluran kredit di Banyuwangi tumbuh 171,43 persen atau rata-rata 34,82 persen per tahun. Level pertumbuhan tersebut, di atas rata-rata pertumbuhan kredit secara nasional yang hanya di kisaran 15 persen per tahun. Kredit macet atau non performing loan (NPL), juga berhasil ditekan dari 4,1 persen menjadi 2,1 persen di Tahun 2014.

Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan bawa kenaikan ekonomi Banyuwangi secara signifikan tersebut adalah kerjasama dari seluruh pihak terkait yang menjalankan perannya masing-masing dengan sangat baik. “Masyarakat dan sektor swasta justru yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda industri dan proses kreatif di masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi selalu berada pada tren positif. Pertumbuhannya pun senantiasa di atas rata rata Jawa Timur dan nasional,” jelasnya.

Disampaikan pula olehnya bahwa beliau optimis perekonomian Banyuwangi di masa depan akan segera menyusul daerah-daerah lain di Jawa Timur. “Dulu Banyuwangi selalu tertinggal dari Kabupaten Malang, karena di sana indikator pertumbuhan ekonomi dari pariwisatanya sangat hebat. Namun sekarang kita sudah bisa melampaui Kabupaten Malang,” kata Anas.

Kini Banyuwangi bukan lagi tergolong wilayah yang tertinggal di Jawa Timur. Pertanyaannya sekarang, sejauh mana Banyuwangi akan mampu mengembangkan potensinya di masa depan?



Sumber : Dokumentasi GNFI
Sumber Gambar Sampul : ideperjalanan.wordpress.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini