Napak Tilas Sejarah Indonesia-Belanda di Leiden

Napak Tilas Sejarah Indonesia-Belanda di Leiden
info gambar utama

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Leiden (PPI Leiden) mengajak berbagai kalangan untuk mengenal lebih jauh sejarah Indonesia yang berkaitan dengan kota Leiden pada tanggal 23 April 2016 melalui acara Historun Indischoveria. Acara ini tidak hanya diikuti oleh para pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di berbagai kota di Belanda mulai dari Amsterdam sampai Maastricht, tetapi juga diikuti oleh pelajar dan warga internasional serta warga negara Indonesia yang tinggal di Belanda. Historun tahun ini mengambil konsep wisata kota dan bermain sambil belajar tentang sejarah. Sekitar 100 orang peserta terbagi ke dalam 9 kelompok yang masing-masing kelompok dipimpin oleh dua orang guide.

HistoRun dibuka dan turut diikuti oleh duta besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja (keempat dari kanan)
info gambar

Acara Historun Indischoveria 2016 dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia di Belanda, Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja. Cuaca yang mendung dan sempat hujan di pagi hari tidak menyurutkan antusiasme peserta untuk mengikuti tur di kota Leiden ini, termasuk Pak Puja beserta istri yang turut mengikuti napak tilas bersama peserta lainnya.

Perjalanan Historun diawali dari Museum Volkenkunde yang memiliki bagian khusus berisi koleksi kebudayaan Indonesia seperti keris, emas, dan tekstil. Peserta yang terbagi dalam dua kelompok dengan pemandu berbahasa Inggris dan tujuh kelompok dengan pemandu berbahasa Indonesia bergiliran memulai perjalanan dari Rembrandplaats.

Peserta juga belajar melalui beberapa games seperti menyusun puzzle lukisan karya Rembrandt. Perjalanan kemudian dilanjutkan melewati rumah menteri luar negeri pertama Indonesia, Achmad Soebarjo, dan rumah Snouck Hungronje, orang Belanda yang mempelajari tentang Islam dan Aceh pada zaman kolonial.

Tiap kelompok juga beradu kreativitas dengan membuat poster
info gambar

Tempat berikutnya yang dikunjungi adalah Academiegebouw, bangunan pertama dan tertua milik Universitas Leiden yang baru saja disinggahi oleh Presiden Jokowi (22/4). Di dalam bangunan ini terdapat patung Husein Djajadiningrat muda, orang Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar PhD di Belanda. Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa tempat lain yang menjadi ikon kota Leiden, seperti De Burcht yang merupakan titik tertinggi di kota Leiden.

Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi bekas markas Indische Vereeniging, yang setelah berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging di tahun 1922 menjadi organisasi pelajar Indonesia tertua di dunia. Di kota Leiden inilah pertama kalinya mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri kemudian merumuskan pergerakan mereka dalam wadah suatu organisasi. Satu lagi tempat di kota Leiden yang berhubungan dengan sejarah Indonesia adalah kuburan Irawan Soejono, mahasiswa Indonesia yang terbunuh saat membantu perjuangan Belanda dalam melawan kependudukan Nazi.

Lebih dari 100 peserta mengikuti HistoRun 2016
info gambar

Perjalanan Historun 2016 diakhiri dengan refleksi bersama di Gedung Lipsius Universitas Leiden. Dalam refleksi yang dibawakan oleh Ghamal Satya Mohammad selaku Ketua PPI Leiden, peserta Historun diajak untuk menggarisbawahi kisah hidup harian mahasiswa Indonesia di Belanda yang bermula di Leiden.

Selain mengenyam pendidikan, mahasiswa Indonesia di Leiden dulu juga aktif dalam memperjuangkan kepentingan bangsa meski sedang jauh di perantauan. Semangat mereka sudah selayaknya menjadi inspirasi bagi mahasiswa Indonesia sekarang ini yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri: tidak hanya berjuang demi diri sendiri untuk memperoleh gelar, tapi juga senantiasa berjuang bagi banyak orang, terlebih bagi Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini