Pemuda Ini Kenalkan Batik Banyuwangi Lewat Fashion

Pemuda Ini Kenalkan Batik Banyuwangi Lewat Fashion
info gambar utama

Tidak banyak orang yang mengetahui batik Banyuwangi. Bahkan mungkin banyak yang baru mengetahui jika Banyuwangi juga memiliki batik khas sendiri. Namun saat wisata Banyuwangi mulai bergeliat, industri batik di Banyuwangi mulai unjuk gigi. Para pengusaha batik pun bermunculan memamerkan eksistensinya.

Galeri batiknya memberi kesan nyaman. Kain-kain batik berwarna menyala menghiasi dinding galeri. Ditambah dengan sofa yang nyaman dan kafe sederhana yang menyediakan berbagai jenis minuman kopi, membuat kesan bahwa galeri tersebut lebih seperti ruang tamu daripada galeri yang memamerkan batik. Namun pemilik galeri batik di Banyuwangi tersebut tidak dapat ditemui, dan beliau meminta agar ditemui di rumah produksinya.

Rumah produksinya pun memberi kesan sederhana, dengan beberapa mesin jahit. “Maaf ya mas, saya ngejar deadline pesanan customer,” ujarnya sambil tersenyum.

Namanya adalah Miftahur Ridho, salah seorang pengusaha batik yang telah membuka galeri fashion batik Banyuwangi. Selain menjual kain batik dan baju-baju batik yang telah jadi, Ridho menerima pesanan barang-barang jahitan berbahan dasar batik Banyuwangi seperti tas, dompet, dan semacamnya. Dia juga mampu mendesainkan pakaian apapun sesuai dengan permintaan customer, mulai dari pakaian casual, resmi, hingga gaun pernikahan.

Caption (Sumber Gambar)

Usahanya baru berjalan selama dua tahun, dan Ridho memulai usahanya untuk mengikuti passion seni yang diturunkan dari kakeknya yang juga seorang seniman Banyuwangi. Ridho mengaku memiliki kapasitas untuk melihat desain pakaian seperti apa yang pantas dikenakan oleh seseorang. “Tiap orang kan punya kepribadian yang berbeda mas, nah dari situ pakaian yang cocok untuk mereka juga berbeda. Nanti rancangan desain saya juga disesuaikan dengan kebutuhan customer, maunya didesainkan baju apa? Apakah casual, resmi atau apapun itu. Mau didesainkan gaun pengantin juga bisa,” jelas Ridho.

Ridho memilih batik Banyuwangi karena dia ingin mengenalkan batik dari daerahnya kepada masyarakat luas. Disamping tentunya juga karena keragaman motif dan keindahan batik Banyuwangi sendiri. “Batik Banyuwangi itu khas mas. Tema dasarnya selalu alam. Dan karena pengaruh dari budaya Madura juga Bali, kita bisa menemukan motif-motif batik Banyuwangi yang berwarna warni dan cerah,” jelasnya.

Ridho juga menjelaskan bahwa hingga saat ini batik Banyuwangi memiliki 49 motif baik klasik maupun kontemporer, dan tiap motif batik memiliki filosofinya sendiri. Ridho memberi contoh salah satu motif batik Banyuwangi yang paling populer di masyarakat, yaitu motif Gajah Uling. “Gajah Uling ini punya motif seperti belalai gajah, beberapa orang juga bilang ini tunas pinus. Nah, gajah itu kan besar ukurannya mas. Sementara uling itu artinya eling, ingat. Jadi filosofinya kurang lebih kita harus selalu ingat jika kita menjadi orang besar, jangan sampai lupa diri,” jelasnya.

Walaupun baru berjalan selama dua tahun, Ridho dapat memperoleh omset Rp10 juta hingga Rp 20 juta dari usaha batiknya. Dengan semakin gencarnya pemerintah mempromosikan wisata Banyuwangi, prospek industri batik Banyuwangi diperkirakan bakal lebih berkembang lagi di masa depan. Hal inilah yang membuat Ridho optimis untuk membuka dua galeri lagi di tempat yang berbeda.

Saat menutup wawancara, Ridho berpesan bahwa batik bukan lagi pakaian yang old fashioned. “Intinya batik for everyone mas, sudah bukan jamannya lagi batik cuma dipakai di kondangan. Batik itu trend. Siapapun, usia berapapun, dan berprofesi apapun, semuanya pasti cocok pakai batik. Jadi, cintailah batik lokal,” ujarnya sambil tersenyum.




Sumber : Dokumentasi GNFI
Sumber Gambar Sampul : Dokumentasi GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini