Pulau Tabuhan, Perjuangan Nelayan, dan Pirates of Caribbean

Pulau Tabuhan, Perjuangan Nelayan, dan Pirates of Caribbean
info gambar utama

Bagi Anda pecinta film, pasti tidak asing dengan film Pirates of Caribbean. Pada salah satu adegan di sekuel film tersebut, Jack Sparrow dan Elizabeth Swann sempat terdampar di sebuah pulau kecil dengan pasir putih yang luas dikelilingi laut dangkal berwarna biru cerah berombak kecil. Di dunia Pirates of Caribbean pulau tersebut dinamai Pulau Rum, di dunia nyata pulau tersebut bernama Petit Tabac, di negara Saint Vincent and the Grenadines.

Untuk Anda di Indonesia utamanya di Jawa Timur yang ingin berwisata ke pulau tersebut namun tidak memiliki cukup anggaran, atau bahkan mungkin untuk Anda yang tidak mengetahui dimana lokasi negara Saint Vincent and the Grenadines, Anda tidak perlu khawatir. Setidaknya kita memiliki pulau dengan kualitas yang sama di Jawa Timur, Pulau Tabuhan.

Caption (Sumber Gambar)

Seperti Pulau Rum, Pulau Tabuhan didominasi oleh warna putih yang didapatkan dari hamparan pasir putih yang luas bercampur kerikil coral laut yang mati dan terbawa arus. Di tengahnya tumbuh vegetasi hijau yang telah bercampur antara vegetasi asli dengan vegetasi yang sengaja ditanam di pulau tersebut. Arus ombaknya tidak terlalu deras, laut di sekitarnya terkesan tenang, dan dalam radius ratusan meter dari pulau tersebut lautnya cukup dangkal serta ditumbuhi terumbu karang. Dengan deskripsi tersebut kita sudahbisa membayangkan kegiatan apa saja yang bisa kita lakukan di sana, mulai dari sekedar camping di pulau, berenang di pantai tanpa takut terbawa arus, kite surfing, dan tentu saja snorkeling.

Untuk bisa mencapai pulau tabuhan, Saya harus mencapai salah satu pantai di Desa Bengkak, Banyuwangi. Di sana Saya menemukan beberapa perkampungan nelayan yang juga membuka bisnis wisata bahari di pesisir pantai Banyuwangi, berupa penyebrangan ke Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan. Salah satu pantai yang memiliki jasa penyebrangan ke Tabuhan adalah Pantai Kampe.

Caption (Sumber Gambar)

Selama perjalanan menyeberang ke Tabuhan, Saya disuguhi panorama bahari yang luar biasa. Jika menengok ke barat, Saya melihat pulau Jawa dengan Pegunungan Ijen megah berdiri jauh di belakangnya. Jika menengok ke timur, Saya melihat Pulau Bali dan Menjangan yang menawan. Saat Saya menengok ke laut pun Saya bisa melihat banyak coral yang berjejer, namun hanya saat kita berada di perairan dangkal. Dan setelah mendarat di Pulau Tabuhan, Saya disuguhi pemandangan dalam dunia Pirates of Caribbean.

Baca juga : Pulau Tabuhan, Lokasi Favorit Baru Selancar Layang di Banyuwangi

Pulau Tabuhan sendiri, memiliki dua makna dalam namanya. Dalam bahasa Madura, tabuhan bermakna sarang lebah yang disematkn pada bentuk pulau Tabuhan yang mirip sarang lebah. Dalam bahasa Jawa tabuhan adalah musik, dimana hal ini merujuk pada suara angin melewati pepohonan di tengah pulau yang sesekali bagi pengunjung pulau akan terdengar seperti alunan musik.

Caption (Sumber Gambar)

Keindahan di pulau Tabuhan bukanlah keindahan yang diperoleh tanpa pengorbanan. Pulau Tabuhan yang “hidup” dengan segala kondisinya sekarang merupakan hasil kerja keras dari para masyarakat nelayan yang menjaga pulau Tabuhan dan laut di sekitarnya dari para penjarah. Amir, salah seorang nelayan yang juga seorang pengusaha penyeberangan bercerita bahwa sejak dulu kondisi pulau Tabuhan selalu mengalami naik turun.

“Dulu pemerintah sempat ingin membangun fasilitas dan resort wisata di sini tahun 1987, tapi proyeknya terlantar. Setelah terlantar beberapa tahun, jadilah banyak orang datang ke sini. Bukan buat wisata, mereka menjarah bahan-bahan bangunan yang terlantar. Lama-lama tanaman, pasir, dan coral di sini ikut dijarah semua. Di sebagian sisi pulau juga rawan abrasi,” jelas Amir.

Caption (Sumber Gambar)

Saat saya menjelajah pulau lebih ke dalam, saya memang menemukan bekas-bekas bangunan yang dulu pernah berdiri di sana. Namun, mayoritas yang saya temukan hanyalah pondasinya saja. Bekas jalan-jalan dan lubang besar di tanah berdinding bata pun juga sempat saya temukan. Amir menjelaskan bahwa lubang berdinding bata tersebut dulunya merupakan sebuah kolam renang. Beberapa pembatas bangunan dan pagar yang tebal saya temukan masih berdiri kokoh di tengah pulau. Frasa yang tepat untuk menggambarkan pemandangan tersebut adalah, seperti kota mati.

Begitu menyadari banyaknya kasus penjarahan dan kerusakan pulau, Amir dan para penduduk di pesisir pantai berinisiatif untuk menjaga pulau tersebut dari penjarahan dan kerusakan. Walaupun belum efektif, dengan dibantu pihak pemerintah dibangunlah beberapa sarana-prasarana untuk mencegah abrasi pulau.

Tidak sampai disitu, beberapa kali Amir dan para warga memergoki dan menghentikan aksi penjarahan pulau, pencurian tanaman, hingga penambangan pasir ilegal. Amir dan para warga pun juga berinisiatif menanam cemara laut di beberapa lokasi untuk mengurangi dampak abrasi. Pada titik ini, niatan Amir dan para warga hanyalah untuk menjaga kelestarian pulau. Pasca terlantarnya proyek-proyek wisata di pulau Tabuhan, hampir tidak ada wisatawan yang datang untuk berlibur di sana.

Caption (Sumber Gambar)

Wisatawan mulai banyak berdatangan ketika Pulau Tabuhan menjadi tempat penyelenggaraan event dari suatu komunitas pecinta lautan. Pada saat itu, penyeberangan ke pulau Tabuhan hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan biasa. Pengunjung semakin ramai berdatangan saat Banyuwangi gencar mempromosikan wisatanya. Pada saat itulah Amir kembali berinisiatif untuk membuka bisnis penyeberangan ke Pulau Tabuhan sebagai sampingan dengan nelayan tetap sebagai pekerjaan utama. Kesuksesan bisnis penyeberangan Amir pun memotivasi beberapa warga lain untuk juga melaksanakan bisnis serupa.

Caption (Sumber Gambar)

“Bisnis itu dulu di sini saya yang memulai. Sebelum saya mulai, dulu kalau ada yang menyeberang ke Tabuhan kita seberangkan pakai kapal nelayan. Tahun 2010, saya inisiatif buat kapal wisata seperti yang kita pakai sekarang. Syukur, tiap hari walaupun sepi ada satu kali permintaan penyeberangan. Kalau akhir minggu bisa dua sampai tiga kali menyeberangkan. Kalau libur panjang bisa sampai empat kali dalam sehari, bahkan masih ada yang tidak kebagian,” jelasnya.

Caption (Sumber Gambar)

Bagi Anda yang ingin berwisata bahari, Pulau Tabuhan adalah salah satu opsi yang tepat. Namun Amir berpesan kepada seluruh wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Tabuhan untuk dapat menjaga kelestarian laut.

”Tolong jangan meninggalkan sampah. Bahkan tanpa ada sampah yang dibuang di sana pun, Tabuhan sudah mendapat kiriman sampah setiap hari yang datang lewat arus laut dari Jawa dan Bali. Kasihan teman-teman nelayan yang harus membersihkan setiap hari. Dan tolong jangan membawa pulang apapun yang ada di pulau, walaupun itu cuma coral kecil seperti kerikil. Coba pikir, kalau tiap orang berpikiran seperti itu dan mereka masing-masing bawa pulang satu coral, bisa habis pulau ini,” jelasnya.




Sumber : Dokumentasi GNFI
Sumber Gambar Sampul : Dokumentasi GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini