Surabaya, sebagai kota terbesar di Indonesia bagian timur, dan kota terbesar ke-2 setelah Jakarta, bagaimanapun adalah wajah metropolitan Indonesia yang...seringkali indentik dengan kemacetan dan kesemrawutan transportasinya. Surabaya memang lambat laun berbenah, dan perlu langkah berani dan revolusioner untuk membangun wajah Surabaya yang lebih segar dan modern, menjadi kebanggaan warganya, sekaligus berkompetisi dengan kota-kota metropolitan lain di Asia.
Salah satu wujudnya adalah membangun transportasi publik yang nyaman, memadai, dan tentu saja harus sustainable. Sejak 2 tahun lalu, rencana pembangunan Trem dan Monorail sudah digulirkan. Publik pun menunggu-nunggu, karena seolah hingga kini, belum terlihat ada progress yang berarti.
Mungkin karena informasinya belum sampai ke publik? Mungkin. Namun ternyata, tansportasi trem di Kota Surabaya ditargetkan beroperasi di wilayah Surabaya, Jawa Timur, pada 2019. Mendahului penyelesaian monorail. Adapun pembangunan infrastrukturnya akan dilaksanakan pertengahan tahun ini.
"Soal anggaran dari pemerintah pusat sudah ada dan angkanya belum bisa saya sebutkan, tetapi desain untuk infrastruktur trem Surabaya sudah siap," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Widodo di Surabaya.
Menurut Widodo, trem akan beroperasi melalui beberapa jalur utama dan berpusat di Joyoboyo, dengan melintasi kawasan Surabaya Utara dan berakhir kembali di Joyoboyo, sehingga diharapkan bisa mengurai kemacetan di Surabaya.
Dijelaskan, pembangunan trem sudah siap dikebut, karena proses administrasi di Pemkot Surabaya untuk pembangunan infrastruktur saat ini juga sudah lengkap dan memenuhi kelayakan.
Meski demikian, ditemukan masih ada kendala dari warga Surabaya, karena akan melakukan beberapa penertiban lahan di wilayah Joyoboyo. "Hingga kini masih banyak warga yang menolak penertiban, meski lahan tersebut milik PT Kereta Api Indonesia (KAI)," katanya.
Lahan yang akan ditertibkan memiliki luas 5,5 hektare, dan rencananya digunakan oleh PT KAI untuk tempat penyimpanan sarana dan prasarana trem, tapi warga menolak ditertibkan.
Sementara itu, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya mulai melakukan persiapan untuk armada pendukung Angkutan Massal Cepat (AMC) trem khususnya trunk dan feeder.
"Kami terus intens berkomunikasi dengan kementerian perhubungan di pusat untuk pengadaan trunk ini," kata Plt Kadishub Kota Surabaya, Irvan Wahyu Drajat.
Dia mengatakan, pengadaan trunk yang berbentuk bus standar lantai rendah (low deck) dan juga feeder (minibus) ini akan dilakukan dengan pendanaan dari pemerintah pusat.
Pemkot sudah hampir diberikan trunk, tetapi terkendala salah spesifikasi lantaran bukan lantai rendah, sehingga trunk batal dipergunakan dan dialihkan ke Sidoarjo.
"Terus kami lakukan komunikasi, terakhir kami mendapatkan informasi untuk dana pengadaannya sudah dimasukkan tahun ini untuk yang trunk dan feeder-nya. Bahkan, kami juga dengar ada masukan untuk technical assignment yaitu negara donor untuk membangun sistem trunk dan feeder-nya," katanya.
----
Sumber: Antara, Media Indonesia, Republika, Jawa Pos -
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
