Indonesia Akan Semakin Terhubung Dengan Jembatan Udara

Indonesia Akan Semakin Terhubung Dengan Jembatan Udara
info gambar utama

Perkembangan wilayah erat hubungannya dengan kelancaran logistik. Indonesia yang merupakan negara kepulauan raksasa, dalam menghadapi masalah logistik memerlukan inovasi-inovasi yang tidak biasa. Selain beberapa waktu lalu dicanangkan Tol Laut, kali ini konsep Jembatan Udara juga diutarakan sebagai salah satu solusi distribusi logistik. Konsep tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli akhir Mei lalu.

Seperti diberitakan Kompas.com, Rizal Ramli mengungkapkan bahwa dirinya telah meminta deputinya untuk merancang konsep jembatan udara logistik. Konsep tersebut dirancang untuk memberikan akses logistik yang lebih mudah bagi daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pesisir pantai.

Program yang berfokus pada pembangunan infrastruktur distribusi logistik tercatat memberikan efek yang signifikan. Seperti sejak program tol laut yang mulai berjalan tahun lalu, memberikan dampak pada harga kebutuhan pokok dan sejumlah barang yang perlahan mengalami penurunan di daerah-daerah timur Indonesia, terutama di Papua.

Berdasarkan data yang dilansir pemerintah, harga beras di Papua menjadi turun 22 persen dibanding sebelum ada tol laut. Selain itu, harga gula pasir turun 28 persen dan minyak goreng curah turun 15 persen. Harga tepung terigu juga mengalami oenurunan sebesar 29 persen, daging ayam ras turun 28 persen, telur ayam turun 49 persen, triplek turun 17 persen, dan semen turun 22 persen.

Hanya saja, penurunan harga logistik tersebut terjadi hanya di daerah-daerah yang terjangkau oleh pelabuhan-pelabuhan yang menjadi bagian dari program Tol Laut. Padahal, populasi masyarakat Indonesia juga banyak yang berada di pelosok pedalaman. Mereka harus tetap berjuang untuk mendapatkan logistik dengan proses yang panjang dan mahal akibat infrastruktur transportasi darat tidak cukup baik.

Melihat permasalahan itu kemudian muncul konsep Jembatan Udara yang nantinya akan memanfaatkan pesawat-pesawat kargo sipil maupun militer untuk keperluan angkutan logistik ke daerah-daerah yang terpencil. Sejatinya konsep distribusi logistik lewat udara bukanlah konsep baru. Dalam sejarah dunia, konsep penyaluran logistik dengan memanfaatkan pesawat-pesawat kargo ini sangat lumrah dilakukan pascaperang maupun bencana.

Di Indonesia sendiri, penyaluran logistik melalui pesawat militer juga kerap dilakukan. Namun bila konsep Jembatan Udara dapat diwujudkan bisa jadi akan ada lebih banyak lalu-lalang logistik ke daerah pedalaman, selain itu program ini juga akan mendorong pertumbuhan industri aviasi tanah air.

Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Jamaludin mengatakan, sementara ini pemerintah akan memanfaatkan aset negara dalam pelaksaan jembatan udara. Aset negara yang dimaksud yakni pesawat Hercules milik TNI Angkutan Udara.

Ridwan berharap, dengan pengerahan pesawat Hercules TNI tersebut barang-barang yang dibawa oleh kapal tol laut bisa langsung disalurkan ke daerah-daerah pedalaman.

Sumber : Kompas.com
Sumber Gambar Sampul : tni-au.mil.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini