Sate Susu, Kuliner Ramadhan Perekat Toleransi di Bali

Sate Susu, Kuliner Ramadhan Perekat Toleransi di Bali
info gambar utama

Sate merupakan salah satu kuliner khas dari Indonesia dengan rasa dan aroma yang menggoda. Bagi kawan GNFI penggemar sate, tentunya sudah tidak asing dengan sate dari berbagai jenis hewan seperti sate ayam, kambing, atau sapi. Dari satu jenis hewan pun kita dapat menemukan sate yang dibuat hanya dari anggota tubuh tertentu seperti sate kulit ayam, sate paru sapi, sate hati kambing, sate jeroan, dan lain sebagainya.

Jika Anda memang penggemar sate, maka Anda tidak boleh melewatkan untuk menikmati kuliner khas Bali bernama sate susu. Sate susu merupakan sate yang terbuat dari bagian susu (payudara) sapi yang direbus kemudian dipotong-potong, ditusuk lalu dibakar layaknya sate pada umumnya. Sate ini hanya bisa ditemukan selama bulan Ramadhan di Kampung Jawa, Desa Wanasari, Denpasar Barat, Provinsi Bali.

Jika hidangan sate umumnya menggunakan saus kacang, maka berbeda dengan sate susu dimana sausnya terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan. Tidak lupa, rempah-rempah pun dicampurkan terutama kencur sebagai bahan rempah utama, cabai merah, cabai rawit dan bawang putih.

Sate susu memiliki cita rasa yang enak, kenyal dan berbeda dengan sate-sate pada umumnya, sehingga sangat wajar jika umat muslim di Bali menggemari sajian kuniler warisan budaya yang satu ini. Meskipun harga daging susu sapi yang makin tahun terus merangkak naik, namun tidak menyurutkan semangat mereka dalam menjual sate susu kepada masyarakat.

Harga sate susu per porsinya dibanderol dengan harga sekitar Rp15.000, setiap 1 porsi berisi 10 tusuk sate susu. Jika dibandingkan harga sate susu tahun lalu yang hanya berkisar Rp5.000 per porsi, harga sate susu tahun ini termasuk mengalami kenaikan harga sekitar 300%, namun kondisi ini tidak membuat pembeli menjadi sepi.

Bagaimana? Anda tertarik untuk mencobanya?



Sumber : buahatiku.com
Sumber Gambar :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini