Hari Segitiga Karang Dunia 2016 Ajak Masyarakat Peduli Polusi Sampah Plastik di Laut

Hari Segitiga Karang Dunia 2016 Ajak Masyarakat Peduli Polusi Sampah Plastik di Laut
info gambar utama

Pada tahun ini perayaan Hari Segitiga Karang Dunia yang jatuh pada tanggal 9 Juni diadakan di Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Sedangkan untuk acara puncak digelar pada Sabtu (11/06) oleh Kelompok Kerja Save Bunaken, bentukan Gubernur Sulawesi Utara bekerjasama dengan Sekretariat Regional Coral Triangle Initiatve on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security/CTI-CFF, dan Komite Nasional CTI-CFF Indonesia

Hal utama yang disoroti pada tahun ini ialah ancaman besar yang disebabkan oleh sampah plastik yang masuk ke dalam lautan dan membahayakan kehidupan ekosistem laut. Untuk itu panitia memilih tema "Selamatkan Segitiga Karang-Hentikan Sampah Plastik" yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut dari polusi sampah plastik yang datang dari daerah aliran sungai dan kegiatan masyarakat serta bermuara ke Taman Nasional Laut Bunaken.

Acara Hari Segitiga Karang Dunia ini dihadiri oleh jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kota Manado lintas dinas dan departemen, pejabat dan jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan pusat dan daerah, Perguruan Tinggi/Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM, Organisasi dan anggota masyarakat, POSSI Manado, Komite Nasional CTI-CFF Indonesia serta Sekretariat Regional CTI-CFF yang berkantor di Manado.

Dalam sambutannya Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, mengatakan, “Besar harapan kami agar Pulau Bunaken sebagai ikon wisata kota Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya dapat terus menjadi primadona tujuan wisata bahari nasional dan dunia dengan gerakan yang kami fasilitasi dan melibatkan seluruh unsur masyarakat, khususnya gerakan bersih sampah plastik di kawasan Taman Nasional Laut Bunaken dan sekitarnya dengan luas sekitar 100 hektar.”

“Hari Segitiga Karang Dunia yang kami adopsi dan mulai kami rayakan tahun ini adalah bukti komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melestarikan lingkungan sekaligus mengembangkan potensi pariwisata bahari yang berkelanjutan,” tambah Olly.

Sementara itu, Komite Nasional CTI-CFF Indonesia yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Ir. Agus Dermawan, M.Sc. mengatakan, “Rangkaian kegiatan dalam perayaan CT Day ini tidak hanya dilakukan di Manado, namun dilaksanakan juga di berbagai wilayah Indonesia.”

Beragam kegiatan yang digelar dalam rangka Segitiga Karang Dunia atau Coral Triangle Day (CT Day) di sekitar kota Manado diantaranya adalah penanaman tanaman mangrove di desa Bahowo, desa Popareng, pulau Manado Tua dan pulau Bunaken, transplantasi karang di Taman Nasional Laut Bunaken, bersih sungai di kota Manado, bersih pantai, pelepas liaran spesies ikan dan burung hasil tangkapan dinas terkait di Pulau Bunaken, pelepasan tukik, sosialisasi penanganan sampah, bersih sampah plastik di pulau Bunaken (termasuk yang sudah menempel di terumbu karang di dalam laut), radio talkshow, workshop/seminar ilmiah tentang terumbu karang dan pemberdayaan wilayah pesisir.

Sebagaimana diketahui, sampah plastik menjadi masalah utama bagi kehidupan di wilayah pesisir dan laut di seluruh sudut belahan dunia. Bahkan diperkirakan sekitar delapan juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya berdasarkan studi yang dirilis oleh Ocean Conservancy dan McKinsey Center for Business and Environment pada 2015.

Studi tersebut menyebutkan bahwa lima negara bertanggung jawab atas 60 persen dari total sampah plastik yang masuk ke dalam laut. Dua di antaranya termasuk di wilayah Segitiga Karang: Indonesia dan Filipina; menyusul Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.

“Sampah plastik menjadi ancaman nyata bagi kehidupan ekosistem laut, karena secara langsung mempengaruhi seluruh spesies terumbu karang dan spesies laut lainnya yang hidup di dalamnya – selain itu, dampak polusi plastik juga dapat menyebabkan gangguan ketahanan pangan bagi masyarakat yang mengandalkan sumber daya kelautan sebagai mata pencahariannya,” ujar Widi A. Pratikto Ph.D, Direktur Eksekutif CTI-CFF.

Tentang Coral Triangle Day/Hari Segitiga Karang

Hari Segitiga Karang secara resmi disahkan pada pertemuan Tingkat Menteri CTI-CFF ke-4 di Putrajaya, Malaysia, pada November 2012 sebagai wadah kesadaran regional untuk menyoroti pentingnya konservasi kelautan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Segitiga Karang sebagai pusat keanekaragaman hayati bahari dunia.

Hari Segitiga Karang adalah interpretasi dari dari Hari Laut Sedunia (dirayakan setiap 8 Juni) di wilayah Segitiga Karang. Hari Segitiga Karang menyatukan individu, institusi, dan lembaga dari berbagai bagian di wilayah ini untuk merayakan keindahan dan keunikannya serta mempromosikan pentingnya laut melalui berbagai aktivitas seperti: bersih-bersih pantai, penanaman bakau, pameran makanan laut, dan lokakarya edukatif untuk generasi muda.

Hari Segitiga Karang bersifat open-source yang berarti bahwa tiap organisasi atau institusi dapat berpartisipasi dalam perayaan ini, baik yang berada di wilayah Segitiga Karang atau wilayah lain di seluruh dunia.

Sumber Gambar Sampul : gowild.wwf.org.uk

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini