Gus Dur dan Prestasi Demokrasi Indonesia dari Al Azhar

Gus Dur dan Prestasi Demokrasi Indonesia dari Al Azhar
info gambar utama

Baru-baru ini, situs resmi Universitas al Azhar Kairo Mesir memuat Profil Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid. Keterangan yang sama juga tampil di laman Facebook resmi salah satu universitas Islam ternama di dunia itu. Cucu pendiri NU tersebut, disebut sebagai Abu ad Dimuqratiyyah al Indunisiyyah atau bapak demokrasi Indonesia.

"Abdurrahman Wahid adalah ikon toleransi beragama dan menjadi pemimpin di masa transisi demokrasi," tulis dalam laman berbahasa Arab itu. Mengutip pendapat juru bicara gedung putih, Robert Gibbs juga menyatakan Abdurrahman Wahid adalah orang yang bekerja untuk perdamaian dan kemakmuran di Indonesia, selain itu dia adalah tokoh yang menjadi penghubung antar kelompok agama yang berbeda.

Dalam seri unggahan berslogan Azhariyyuun Haulal Al-‘Aalam (Alumni Al Azhar di Seluruh Dunia) ini Gus Dur tampil dengan foto resminya semasa menjabat Presiden RI. Salah satu mahasiswa Al-Azhar asal Indonesia Usman Arrumy mengatakan kekaguman Mesir terhadap Gus Dur bukan semata-mata karena ia bagian dari almamater sekaligus pernah menjabat orang nomor satu di Indonesia.

Profil Gus Dur di page Al Azhar
info gambar

Pamor Gus Dur di Mesir lebih dikenal dengan sepak terjangnya memperjuangkan demokrasi dan perdamaian di Indonesia. Nama cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu, kata Usman kerap kali disebut di ruang perkuliahan, kajian akademik, hingga obrolan para sastrawan. Semangatnya dalam berpolitik juga disorot oleh al Azhar.

Walau dalam keadaan sakit, Gus Dur masih berjuang untuk mengambil hak-haknya untuk berpolitik aktif. Al Azhar mengatakan bahwa Gus Dur itu sangat disegani dan dicintai rakyat Indonesia, bisa dilihat dari jumlah orang yang mengantarkan jenazahnya hingga liang lahat di Tebuireng Jombang. Tak hanya tokoh agama Islam, tokoh agama Kristen dan Budha juga menghadiri pemakamannya sebagai bukti bahwa beliau adalah pemimpin yang sukses menanamkan rasa toleransi antar sesama warga negaranya.

Gus Dur sendiri menempuh pendidikan di Al-Azhar pada 1963 sebelum akhirnya pindah ke Universitas Baghdad Irak pada 1970. Selain Gus Dur sebenarnya masih banyak tokoh Indonesia yang pernah menimba ilmu di kampus yang didirikan pada tahun 970 itu, antara lain Wakil Presiden Indonesia Pertama Mohammad Hatta, intelektual muslim Harun Nasution, penulis Tafsir Al Mishbah Mohammad Quraish Shihab, hingga pengarang novel Ayat-Ayat Cinta Habiburrahman El-Shirazy.




Sumber : metrotvnews.com tebuireng.org
Sumber Gambar Sampul : nyozee.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini