10 Kota Terfavorit Untuk Menikmati Masa Pensiun. Adakah Kotamu?

10 Kota Terfavorit Untuk Menikmati Masa Pensiun. Adakah Kotamu?
info gambar utama

Sedikit banyak, kita pasti sesekali terpikir untuk bagaimana menghabiskan masa-masa pensiun. Masa pensiun identik dengan periode dimana kita bisa menghabiskan hari-hari dengan tenang, dan melakukan hal-hal yang kita sukai, sambil tak lupa bersyukur kepada tuhan YME. Tinggal di tempat yang nyaman, aman, tenang, dan damai adalah pilihan lazim bagi banyak orang.

Lantas, mana wilayah yang tepat untuk itu? Litbang Koran SINDO mencoba menelusurinya. Hasilnya, Yogyakarta berada di tempat teratas. Kota Gudeg ini mendapat penilaian tertinggi sebagai kawasan terbaik untuk menikmati masa rehat.

10 Wilayah untuk Habiskan Masa Pensiun

1. Yogyakarta (24,4%)

“Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu”. Sekelumit syair lagu Yogyakarta dari Kla Project ini cukup untuk menggambarkan betapa menariknya kota ini. Ya, Yogyakarta memang selalu menerbitkan rindu. Keramahan masyarakat, lingkungan yang damai, dan budaya yang masih dijunjung tinggi, membuat pesona kota ini sangat kuat. Belum lagi biaya hidup yang relatif murah, menjadikan Yogyakarta sebagai tempat untuk pulang.

2. Jakarta (15,9%)

”Seburuk-buruknya” Ibu Kota, ternyata bagi 15,9 persen responden tetap menjadi destinasi idaman di masa tua. Jakarta tak tertandingi soal kelengkapan fasilitas dan modernitasnya. Bagi sejumlah orang, faktor ini jadi poin plus yang akan memudahkan hidup mereka di masa pensiun nanti.

3. Bali (12,2%)

Siapa tak kenal Bali? Keindahan alam Pulau Dewata ini telah mendunia. Bagi para pekerja, Bali adalah magnet kuat sebagai surga untuk mencari kedamaian pada saat melewatkan hari tua kelak.

4. Bandung (11,5%)

Hawa dan nuansa Bandung menancap dalam di benak banyak orang. Wisata kuliner, keindahan alam, kawasan Dago, kampus terkenal, produk fesyen adalah hal-hal yang identik dengan Paris van Java ini. Alhasil, mereka yang telah jatuh cinta itupun menginginkan untuk kembali ke kota ini ketika pensiun.

5. Bogor (7,4%)

Tipikal kota Bogor tak jauh beda dengan Bandung. Kota ini berudara sejuk dan terlihat asri karena masih banyaknya pohon-pohon besar di jalan-jalan protokol. Meski wilayah tidak terlalu luas, namun fasilitas di kota hujan ini tak kalah dengan kota besar lainnya.

6. Lombok (5,6%)

Keindahan alam Lombok tak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga mancanegara. Lombok memang luar biasa indah. Pulau Senggigi, Gunung Rinjani, serta Pulau Gili adalah beberapa di antaranya. Faktor alam inilah yang membuat sebagian responden tertarik untuk menikmati masa pensiunnya di kota ini.

7. Malang (4,8%)

Sudah lama Kota Malang identik sebagai tempat peristirahatan. Selain pemandangan indah, udara sejuk, serta suasana damai dan tenang menjadi alasan yang melatarbelakangi pilihan responden untuk menikmati masa pensiun.

8. Solo (4,4%)

The Spirit of Java. Tak dimungkiri Solo adalah kota dengan beragam pesona. Kekayaan kuliner, batik, dan keraton merupakan jiwa kota ini. Ada alasan khusus mengapa responden memilih kota ini sebagai tempat pensiun, yakni warga Solo dikenal menjunjung tinggi kesantunan/ tata karma. Suasana Solo juga dikenal hangat dan bersahaja.

9. Surabaya (3,7%)

Surabaya dipilih sebagai kota untuk pensiun karena memberikan ruang bagi mereka yang masih ingin beraktivitas di hari tua. Pasalnya, geliat ekonomi di kota ini sangat kuat. Alasan lain mengapa Surabaya dipilih karena kota ini menjadi tempat kelahiran beberapa responden. Nilai historis yang terkandung di dalamnya membuat ia menjadi incaran.

10. Purwokerto (3,3%)

Sederhana, tenang, nyaman dan hangat, itulah kesan yang bisa ditangkap dari lingkungan di kota ini. Faktor-faktor itulah yang kemudian membuat Purwokerto diincar 3,3 persen responden sebagai tempat menghabiskan masa pensiun. Keinginan itu semakin diperkuat dengan alasan biaya hidup di kota Purwokerto yang relatif cukup murah.

via okezone

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini