Program PAUD Indonesia, Raih Penghargaan Tingkat Dunia

Program PAUD Indonesia, Raih Penghargaan Tingkat Dunia
info gambar utama

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meraih penghargaan UNESCO Prize for Girl’s and Women’s Education 2016. Penghargaan tingkat dunia ini diberikan karena kepedulian Indonesia yang mulai mengenalkan program pengarusutamaan gender sejak jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Jenderal UNESCO didampingi Ibu Negara The People’s Republic of China kepada Direktur Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Ella Yulaelawati di Beijing, Senin (6/6). Seiring dengan pemberian penghargaan tersebut, UNESCO juga menggelar Seminar Internasional Pendidikan Anak Perempuan.

Juri UNESCO Prize for Girl’s and Women’s Education 2016 Aicha Bah Diallo menilai tidak banyak negara di dunia yang mulai mengenalkan konsep gender sejak usia dini. “Program PAUD di Indonesia sangat menarik perhatian para juri,” ucapnya.

Ella menuturkan, Direktorat Pembinaan PAUD sejak tahun 2013 menjalankan program “Meningkatkan Akses dan Mutu Pendidikan Anak Perempuan melalui PAUD Berbasis Masyarakat dan Pengarusutamaan Gender Sejak Dini”. Program tersebut mendorong keseteraan gender dalam lembaga PAUD.

Program ini dilaksanakan antara lain melalui penerbitan buku saku tentang gender, mengalokasikan anggaran berbasis gender, penghargaan Bunda PAUD, Satu Desa Satu PAUD, pembangunan PAUD di daerah terpencil, serta peningkatan wawasan tentang gender kepada para tenaga pendidik PAUD.

Serangkaian program ini telah membuahkan hasil berupa kesetaraan partisipasi anak-anak perempuan dan laki-laki. Jumlah peserta didik perempuan di Taman Kanak-Kanak pada tahun 2015 telah mencapai 1.156.777, atau hampir menyamai laki-laki sebanyak 1.396.523.

Pada jenjang Kelompok Bermain, jumlah peserta didik perempuan dan laki-laki pun hampir imbang. Pada tahun 2015, peserta didik perempuan sebanyak 737.176 dan laki-laki sebesar 845.557 orang.

Ella menuturkan, dari sisi tenaga pendidik PAUD, Indonesia masih menghadapi tantangan untuk memacu jumlah laki-laki. Hingga saat ini, tenaga pendidik PAUD masih didominasi oleh perempuan. Namun, pada tingkat universitas, sebagian besar dosen adalah laki-laki.

“Isu keseteraan gender ini menjadi tugas besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan kami telah berupaya untuk mengenalkan program gender sejak anak-anak menikmati layanan PAUD” ucapnya, Selasa (7/6).

Satu Desa Satu PAUD
Program Pengarusutamaan Gender pada jenjang PAUD seiring dengan program Satu Desa Satu PAUD yang dikembangkan oleh Kemendikbud. Hingga akhir tahun 2015, sebanyak 58.174 desa telah memiliki lembaga PAUD. Jumlah ini mencapai 72,29 persen dari total desa yang tersebar di Indonesia.

Keikutsertaan anak-anak Indonesia dalam program PAUD atau Angka Partisipasi Kasar (APK) juga cukup mengesankan UNESCO. PAUD Indonesia bahkan berhasil melampaui rerata dunia. Pada tahun 2012, APK PAUD dunia sebesar 54 persen, sedangkan APK PAUD Indonesia telah mencapai 63 persen.

Hal tersebut berdasarkan data UNESCO Institute for Statistics 2014 yang dirilis beberapa waktu lalu. Data tersebut juga menggambarkan bahwa APK PAUD Indonesia mengungguli rerata APK PAUD di Asia Tenggara


source : Kemendikbud.go.id

gambar : disdikpora.baliprov.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini