Tradisi merayakan malam-malam terakhir Ramadan yang dikenal dengan malam lailatul qadar hingga saat ini masih terjaga di Kota Ternate, Maluku Utara. Di sana, perayaannya dilakukan dengan parade obor dan diikuti anak-anak hingga orang dewasa.
Meski tak semeriah pada tahun-tahun sebelumnya, namun tradisi memperingati malam-malam terakhir bulan suci Ramadan tetap dilakukan.
Bertempat di Kelurahan Santiong, Kecamatan Ternate Tengah, sebelum kegiatan ini dimulai, lampu-lampu di rumah warga dipadamkan usai Salat Tarawih. Sehingga seluruh kampung nyaris gelap gulita.
Sejumlah obor sudah tersusun rapi yang berada tepat di depan rumah-rumah warga, akan dinyalakan secara serentak. Setelah salah satu orang yang dituakan terlebih dahulu menyalakan obor utama sebagai tanda festival malam lailatul qadar di mulai.
Oleh masyarakat Ternate, kegiatan itu disebut malam ela-ela. Makna obor atau api ini sendiri adalah sebagai penerang hati manusia agar menjauhi hal-hal negatif atau tindakan yang dilarang oleh agama.
Kegiatan ini semarak karena diikuti dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka bersama-sama membawa obor dan kentongan dari bambu yang dipukul, serta diiringi musik bernuansa Islami.
Mereka bersama-sama berparade mengelilingi kampung, mengikuti nyala setiap obor sepanjang kampung. Parade akan berhenti tepat di batas kampung.
okezone.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News