Startup Pertanian Karya Anak Bangsa Ini Berpotensi Ekspansi Ke Turki dan Jepang

Startup Pertanian Karya Anak Bangsa Ini Berpotensi Ekspansi Ke Turki dan Jepang
info gambar utama

Perusahaan rintisan berbasis digital asal Indonesia mulai banyak menunjukkan kekuatannya. Meski permodalan masih sering kali datang dari luar negeri, perusahaan-perusahaan rintisan asal Indonesia dipandang mulai memiliki pengaruh dalam skala regional bahkan internasional. Seperti perusahaan rintisan bernama iGrow yang bergerak di bidang pertanian organik yang mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dari dua pemodal ventura, yaitu East Ventures dan 500 Startups. Bermodal dana segar perusahaan berbasis di Depok tersebut rencananya akan berekspansi ke luar negeri.

Seperti diberitakan oleh CNN Indonesia bulan Juni lalu, modal investasi yang dapatkan oleh iGrow ini diharapkan mampu mewujudkan misi dalam pengembangan pertanian organik dan pengembangan model bisnis di masa depan. Konsep yang diusungpun terbilang cukup unik sebab iGrow yang berbasis situs platform memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk melakukan investasi pertanian dengan menggandeng petani dan pemilik lahan. Sehingga mampu menciptakan model pertanian baru yang efisien. Itulah mengapa iGrow selama ini sering digambarkan sebagai “Farmville dalam kehidupan nyata.”

CEO iGrow Andreas Sanjaya mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya berusaha menghubungkan tiga pemangku kepentingan dalam bisnis pertanian, yaitu pasar, keterampilan, dan modal.

“Model ini secara komprehensif memungkinkan lahan yang tidak dimanfaatkan untuk ditanami dengan tanaman organik, dan dalam waktu yang sama memberdayakan petani untuk meningkatkan pendapatan mereka,” jelasnya.

Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Muhaimin Iqbal, Andreas Senjaya, dan Jim Oklahoma tersebut saat ini menyediakan empat opsi tanaman yang menjadi objek investasi: Kurma, Alpukat, Akar Wangi dan Jambu Madu Deli. Sampai sekarang, iGrow terus berkembang dan mulai memperbanyak tim menjadi 10 orang.

Chief Business Development Officer iGrow, Jim Oklahoma mengatakan pada CNN Indonesia, pihaknya saat ini telah bertani di lahan lebih dari 1.000 hektar. Dirinya juga mengungkapkan bahwa masih ada 16 juta hektar lahan yang kurang dimanfaatkan di Indonesia dan iGrow melihat itu sebagai potensi.

“Seiring dengan ekspansi lokal, kami juga menjajaki untuk membuka peternakan dan pasar di negara-negara lain sekitar pada akhir tahun ini,” tutur Jim.

Ekspansi yang dilakukan oleh iGrow diperkirakan akan dilakukan di dua negara, Turki dan Jepang. Turki, selain menjadi lokasi terbaik untuk menanam buah zaitun, juga sempat menjadi momen penting iGrow saat menjadi juara ke-2 dalam kompetisi startup tingkat Internasional Startup Istanbul tahun lalu. Sedangkan untuk Jepang, iGrow belum membocokan apa yang menjadi pertimbangan mengapa Negeri Matahari Terbit tersebut dipilih.

iGrow percaya bahwa dengan praktik pertanian organik, pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pertanian akan dapat dikurangi bahkan dinihilkan. Sebab dengan semakin tingginya pasar global untuk makanan dan minuman, bila dampak pertanian terhadap lingkungan tidak diperhatikan makan akan memberikan efek yang sangat merugikan bagi manusia.

Sumber : CNN Indonesia
Sumber Gambar Sampul : dok.iGrow / cnnindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini