Lewat Perahu Pustaka, Pemuda Mandar Tularkan Semangat Membaca Ke Pesisir Pelosok Indonesia

Lewat Perahu Pustaka, Pemuda Mandar Tularkan Semangat Membaca Ke Pesisir Pelosok Indonesia
info gambar utama

Peringkat minat baca Indonesia dalam data World's Most Literate Nations berada di urutan 60 dari 61 negara. Peringkat tersebut merupakan hasil penelitian dari Central Connecticut State University tahun 2016. Meski begitu, hal ini justru menjadi motivasi bagi para pemuda Indonesia untuk terus menularkan virus membaca ke seluruh pelosok nusantara. Hingga kini, sudah ada banyak sekali rumah membaca maupun perpustakaan keliling yang dicanangkan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan kini bagi masyarakat pesisir pantai terutama di bagian timur Indonesia sudah dapat mengakses perpustakaan dengan adanya Perahu Pustaka Pattingalloang.

Adalah Muhammad Ridwan, seorang pemuda Mandar yang merintis Perahu Pustaka Pattingalloang tersebut. Idenya dicetuskan oleh budayawan Nirwan Ahmad Arsuka pada Maret 2015. Bersama dua rekan lainnya, Kamaruddin Azis dan Anwar Jimpe Rahman, Perahu Pustaka Patingaloang dipakai untuk menebar virus literasi ke pulau-pulau di pesisir Sulawesi dan Kalimantan. Kapal ini mampu memuat 10 ribu buku. “Mayoritas buku anak-anak, karena targetnya memang anak-anak pesisir,” ujar Ridwan, yang memilih mundur sebagai jurnalis untuk lebih fokus mengurus Perahu Pustaka ini.

Anak-anak pesisir menikmati membaca di atas Perahu Pustaka (sumber gambar: astralife.co.id)
info gambar

Perahu Pustaka membawa sedikitnya 4.000 buah buku koleksi pribadi Ridwan mulai dari novel, komik, majalah, hingga buku pelajaran dan selalu diserbu oleh para warga pulau seperti di Pulau Battoa, Pantai Bahari, Malunda, hingga Bala Polman. Agar suasana santai, saat anak membaca, berbekal boneka sederhana, kru Perahu Pustaka biasa mendongeng. Atau membagikan cerita-cerita unik. “Hanya untuk menghibur. Agar tidak jenuh saat membaca,” tutur Ridwan.

Pada bulan April lalu Perahu Pustaka kembali melakukan pelayaran ke pulau-pulau kecil dan terpencil di perairan Sulawesi Barat setelah dua bulan vakum. Perahu ini pun menyasar ke masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai, badan sungai dari hulu, hilir, dan muara. Gerakan literasi ke berbagai pulau terpencil dan pesisir pantai Nusantara selama 20 hari ke depan ini diharapkan bisa melecut semangat membaca dan menimba ilmu di tengah keterbatasan sumber bacaan, terutama di kalangan anak-anak pulau.

Selain perahu, Ridwan juga memiliki armada perpustakaan lainnya seperti becak dan motor. Setiap pagi ia berkeliling mengayuh becak ke sekitar sekolah. Maret 2016 lalu Ridwan pun telah meluncurkan perpustakaan dan museum di tempat tinggalnya di Desa Pambusuang, Kecamatan Balanpa, Polewali Mandar bernama Nusa Pustaka. Perpustakaan ini kerap dikunjungi anak-anak sekolah di kala pagi hingga malam hari. Bahkan dari komunitas luar Polman, juga mengunjungi Nusa Pustaka. Melalui perintisan perpustakaan-perpustakaan ini Ridwan berharap agar anak-anak Indonesia dapat terus bermimpi dan cinta membaca buku demi kemajuan bangsa Indonesia.

Sumber : KOMPAS.comliputan6.comperahupustaka.com
Sumber Gambar : liputan6.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini