Ciptakan Kulit Singkong untuk Badan Pesawat, Dua Anak Indonesia Bikin Para Ilmuwan Tercengang

Ciptakan Kulit Singkong untuk Badan Pesawat, Dua Anak Indonesia Bikin Para Ilmuwan Tercengang
info gambar utama

Dua siswa SMA PGRI 2 Kayen, Pati, Suprihatin dan Raafi Jaya Sutrisna berhasil membuat para ahli fisika dunia tercengang dengan temuan mereka, yakni kulit singkong sebagai bahan baku membuat badan pesawat, kapal, dan otomotif lainnya. Produk ciptaan keduanya ini pun berhasil menyabet medali emas dalam ajang International Young Inventrs Project Olympiad (IYIPO) di Georgia bulan April lalu.

Suprihatin dan Raafi telah mengalahkan peneliti-peneliti muda lainnya dari 35 negara dalam ajang tersebut dengan lebih dari 100 proyek ilmiah. Sebelumnya, kedua siswa ini harus berkompetisi dengan seribu proyek ilmiah dalam ajang Indonesian Science Project Olympiad (ISPO).

Dalam kompetisi IYIPO tersebut, Suprihatin dan Raafi meneliti di bidang fisika material. Keduanya mengambil penelitian tentang karbon aktif singkong dan serat batang pisang sebagai material alternatif untuk industri otomotif, kapal, dan pesawat terbang. Hasil penelitian itu dinamakan komposit atau fiber. Adapun ide pemanfaatan kulit sigkong ini berasal dari banyaknya limbah kulit singkong yang dihasilkan dari industri tapioka, yakni mencapai 10 ton dalam satu bulan.

“Di Kecamatan Margoyoso, limbah kulit singkong yang dihasilkan dari industri tapioka mencapai 10 ton dalam satu bulan. Itu yang menginspirasi kita untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku industri pesawat terbang, otomotif, dan kapal,” ujar Mohamad Rauf, guru fisika yang membimbing kedua siswa tersebut.

Kulit singkong tersebut dibuat menjadi fiber yang diklaim tahan korosi, kuat, ringan, ekonomis, dan tahan api. Hal ini pun membuat para juri IYIPO kagum dan berharap Indonesia dapat menggunakan temuan ini untuk membuat barang-barang otomotif.

“Setelah melakukan penilaian, juri berharap agar karya kami dipakai di negara kami. Sebab, ketersediaan kulit singkong dan serat batang pisang sangat melimpah di Indonesia,” jelas Suprihatin.

Karya mereka tersebut telah dipamerkan di sebuah mall besar di Tbilisi, Georgia selama tiga hari berturut-turut bersamaan dengan penilaian dari juri IYIPO.



Sumber : murianews
Sumber Gambar :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini