Halaman depan Indonesia, Pulau Wetar.

Halaman depan Indonesia, Pulau Wetar.
info gambar utama
Penyambutan rombongan Ekspedisi Bhakti PMK 2016 oleh warga dan camat Ilwaki Pulau Wetar Maluku Barat Daya.
info gambar

Bulan mei 2016 yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi halaman depan Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste, yakni pulau Wetar Maluku Barat Daya. Setelah sebelumnya terlebih dahulu mengunjungi bajo pulo dan sape di Bima NTB. Di pulau Wetar kami disambut hangat oleh warga dengan suguhan tarian adat serta nyanyian, menunjukan kepada kami bahwa mereka yang tinggal di halaman depan republik Indonesia, jauh akan kesejahteraan namun memiliki jiwa nasionalisme tinggi dan masih mengaku Indonesia dengan nyanyiannya, merupakan suatu yang membuat haru para peserta ekspedisi saat itu.

Di Pulau ini kami delegasi Universitas Padjadjaran membagikan beberapa bantuan berupa sepatu sekolah baru dan seragam kepada anak anak SD dan SMP di Lurang Kecamatan Wetar Utara, melakukan pemberian satu set dan pelatihan alat musik angklung, pembagian baju layak pakai, memberikan bantuan buku bacaan kepada smp dan pembagian buku cerita kepada anak anak di Ilwaki, serta pelatihan sablon yang dilakukan untuk pemuda pemuda setempat.

Kondisi Pulau Wetar terutama Ilwaki memiliki kontur laut yang bergelombang dan tidak terstruktur (dari laut dangkal bisa langsung ke laut dalam meski daerah dekat pulau) membuat di pulau ini sangat sedikit ditemui nelayan, berbeda dengan warga bajo pulo yang umumnya berprofesi sebagai nelayan, disini kebanyakan warga lebih memilih menjadi seorang petani, hal ini disebabkan karena laut yang sangat berbahaya untuk nelayan dengan perahu kecil. Nelayan di pulau ini pun hanya mengandalkan perahu dan alat menangkap ikan yang sederhana, sehingga hasil ikannya pun diperuntukan kebutuhan sehari-hari saja. Ditambah dengan kondisi pulau yang masih subur ditunjukan dengan pohon kacang mete yang ada di setiap rumah warga menjadikan warga lebih dimudahkan untuk bercocok tanam, kebanyakan warga mengandalkan alaminya alam mereka dengan membuka lahan di tengah hutan. Tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tanaman jagung, padi dan sayuran seperti sawi, bayam, kacang-kacangan dan bawang. Hasil panen mereka pun masih digunakan untuk bahan pokok sehari-hari hanya sebagian yang dijual ke pasar. Terlebih jagung yang merupakan makanan pokok masyarakat Pulau Wetar yang biasa menggunakannya untuk membuat nasi jagung yang dicampur dengan beras. Selain itu juga terdapat perkebunan kelapa yang hasilnya dapat diolah menjadi kopra merupakan sumber pendapatan warga yang membuat pulau ini sangat penting untuk diperhatikan pengembangan potensi pertaniannya agar warga dapat memperoleh hasil yang maksimal, terlebih adanya proyek penambangan emas, timah, dan tembaga yang ada di kecamatan Lurang Wetar Utara dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk baik itu terhadap alam mereka, juga terhadap sumber daya manusia yang nantinya lebih memilih menjadi pekerja tambang dibandingkan bercocok tanam. Terlebih dengan kondisi infrastruktur yang masih sangat minim untuk bisa mengakses pulau ini, sulitnya barang logistik masuk ke pulau ini dapat mengakibatkan warga lebih sulit berkembang

kecuali dengan hidup mandiri bersama alamnya yang harus dikembangkan dan juga dilestarikan.

perkebunan kelapa milik warga
info gambar

suasana pulau wetar
info gambar





Sumber : Novan Nurul Alam
Sumber Gambar Sampul : Dokumentasi Novan Nurul Alam

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini