Tradisi unik “Mawarung” ; salah satu cara warga Banua menyambung tali persaudaraan.

Tradisi unik “Mawarung” ; salah satu cara warga Banua menyambung tali persaudaraan.
info gambar utama

Antara kita dan Banua. Sebagai pemuda yang mengaku cinta tanah air, tentunya tindakan dan perbuatan kita harus mengidentifikasikan bahwa kita memang benar-benar cinta terhadap bumi pertiwi ini.

Jangan biarkan orang lain lebih banyak tahu tentang keindahan wisata alam nusantara dibanding kita sendiri, terutama dengan adat istiadat dan budaya yang kita miliki.

Untuk melestarikan budaya masyarakat kita, kita dapat “menjual” segala hal yang positif dan unik mulai dari kehidupan masyarakat terpencil, keramahan masyarakat, resep masakan turun temurun dari nnek moyang, hobi mendaur ulang barang bekas yang menghasilkan uang dan lain sebagainya, tidak perlu memulai dari hal hal yang sulit terlebih dahulu, justru dari hal yang kecil yang diberitakan/ di publikasikan, masyarakat luas akan mengenal budaya unik di daerah kita melalui hal-hal yang sering dianggap tidak penting. Salah satunya adalah budaya “Mawarung” di Kalimantan Selatan.

Mawarung dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan sarapan di warung. Adalah salah satu budaya yang secara turun temurun dari masyarakat Kalimantan selatan, mawarung ini biasanya dilakukan masyarakat pada pagi hari, biasanya untuk sarapan atau hanya sekedar minum kopi/teh.

Karena karakter orang Banjar adalah terkenal dengan suka ngobrol, nah hal ini juga terbukti dengan kebiasaan Mawarung ini.

Ditinjau dari segi kesehatan, masyarakat Kal-sel tentunya sangat menyadari bahwa kegiatan sarapan sebelum berangkat ke Kantor atau ke ladang adalah keharusan, karena dari asupan makanan ini dapat menghasilkan energi untuk memulai pekerjaan dan membantu untuk tetap berkonsentrasi dengan baik saat bekerja.

Dan yang tidak kalah pentingnya, dalam budaya mewarung ini masyarakat dapat saling menyambung tali sillaturahim dengan sanak saudara. Interaksi sosial yang terjadi, para pengunjung yang mawarung dapat saling bertukar informasi setiap harinya, asik bukan ?

Dari segi ekonomis sendiri, keberadaan warung-warung ini dapat menjadi penggerak roda perekonomian di masyarakat.

Lalu, ditinjau dari kuliner sendiri, masakan tradisional yang diwariskan dari nenek moyang. Menu-menu yang di jual di warung biasanya adalah Nasi kuning dan Lontong/ ketupat, dan juga ada beberapa jenis wadai/kue khas Kalimantan selatan.

Untuk iwak nasi kuning, di Banjarmasin sangat beragam diantaranya pembeli bisa memilih : Iwak haruan (ikan gabus), Hintalu (telur rebus) dan Hayam (Ayam).

Nasi kuning, salah satu menu favorite masyarakat Banjar saat mawarung
info gambar


Sumber :
Sumber Gambar Sampul :google.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini