Janji Republik Pada Orang Bajo

Janji Republik Pada Orang Bajo
info gambar utama

Orang mengenalnya dengan sebutan ‘Orang Bajo’. Kelompok masyarakat yang tinggal di tepi laut, dengan rumah kayu berjejer padat seperti di kebanyakan perkampungan di negeri ini. Hingga hari ini, belum ada satu pun rujukan teoritik yang sahih, yang mampu menjelaskan sejarah kemunculan Orang Bajo ini.

Dilihat dari kebiasaan hidupnya yang sudah mengakar menjadi tradisi yang melembaga. Hampir bisa dipastikan, Orang Bajo adalah keturunan para pelaut ulung yang dahulu dikenal dalam legenda-legenda lama Nusantara. Hidup dengan lingkungan serba berbau maritim, tidak berarti Orang Bajo berjarak dengan kehidupan masyarakat di daratan. Mereka masih menjalin hubungan dalam mencukupi berbagai kebutuhan dengan masyarakat yang tinggal di daratan. Namun, tradisi melaut dan berpenghidupan di laut yang masih mereka jaga, menjadikan Orang Bajo memiliki kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daratan. Jika pada umumnya masyarakat yang tinggal di daratan berprofesi dalam sektor-sektor formal, Orang Bajo hampir bisa dipastikan adalah seorang nelayan. Jadi, saat cuaca buruk datang dalam siklus tahunan para pelaut, hampir bisa dipastikan Orang Bajoe tinggal di rumah untuk memperbaiki perahu, atau membentu pembangunan rumah warga yang lain yang dikerjakan secara kolektif.

Kegiatan membuat perahu
info gambar

Orang Bajo yang penulis jumpai, berada di sekitar perairan di Kab. Kolaka Prov. Sulawesi Tenggara. Menurut beberapa sumber, keberadaan Orang Bajo tersebar hampir disebagian wilayah laut di Asia Teggara. Ada yang mengatakan Orang Bajo memiliki pertalian saudara dengan Orang Bugis yang sedari dulu dikenal sebagai pelaut-pelaut handal. Karena sudah banyak yang menyebrang mengarungi lautan, sehingga banyak keturunan Orang Bugis ini yang akhirnya menetap dan kemudian bermukim menjadi komunitas masyarakat yang dikenal dengan sebutan Orang Bajo. Namun, karena sumber sejarah asal mausal Orang Bajo ini masih menjadi misteri. Sehingga, berbagai spekulasi terkait keberadaan Orang Bajoe ini masih juga menjadi tanda tanya besar dalam studi sosial-kemaritiman di Indonesia.

Terlepas dari misteri asal usul keberadaan Orang Bajo ini, mengenal mereka tetap memberikan nilai bagi kita. Kita yang selalu melihat dan mengukur segala sesuatu dari apa yang ada pada kita, nyatanya menyisakan ruang yang berjarak dengan beragamnya realitas yang punya sudut pandang yang kerapkali berbeda. Orang Bajo memiliki tradisi dan kebiasaan hidup yang tangguh dan keras, karena terbiasa dengan terpaan ombak dan karang lautan. Itu yang membuatnya menjadi kelompok masyarakat yang tidak terlalu bergantung pada pemerintah, sebagai mekanisme formal atas kontrol kesejahteraan. Barangkali Orang Bajo adalah cermin survivalitas kehidupan yang sesungguhnya. Mampu berdiri diatas kaki sendiri. Seraya guyub dalam asas kolektifitas.

Senja di Ufuk Barat
info gambar

Orang Bejoe tetaplah warga negara Indonesia. Mereka berhak dan layak mendapat perhatian dan jangkauan kebijakan. Mereka, berhak pula mendapat manisnya gula pembangunan. Bukankah itu janji ketika negara ini didirikan?[]




Sumber : Dok. Pribadi
Sumber Gambar Sampul :Dok. Pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini