Semangat Pendidikan di Tapal Batas

Semangat Pendidikan di Tapal Batas
info gambar utama

Perbatasan biasanya dikenal sebagai daerah yang tertinggal termasuk dalam hal pendidikan. Sebatik merupakan salah satu dari sekian daerah perbatasan Indonesia-Malaysia yang terletak di Provinsi termuda di Indonesia, yakni Kalimantan Utara. Kemudian apakah Sebatik juga termasuk daerah yang tertinggal di bidang pendidikan?

Berdasarkan isu yang berkembang, daerah perbatasan yang merupakan pintu gerbang memasuki Indonesia justru terbelakang dalam kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru. Padahal berdasarkan konstitusi negara ini, setiap daerah di Indonesia berhak mendapatkan kualitas pendiidkan yang sama.

Terdapat beberapa ketimpangan terkait kualitas pendidikan antara sekolah di kota besar dengan sekolah di daerah perbatasan. Mengapa pendidikan di perbatasaan menjadi sangat penting? Sebab masyarakat yang berdomisili di sepanjang perbatasan pasti sering berinteraksi dengan negara tetangga yang bisa berdampak pada perihal pengamanan dan rasa nasionalisme. Disinilah pendidikan itu berperan. Jika pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di perbatasan diabaikan bisa mengikis rasa nasionalisme dan dapat mengancam kedaualatan.

Pulau Sebatik yang termasuk Kabupaten Nunukan ini terdiri dari lima Kecamatan, yakni Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Sebatik Tengah, dan Kecamatan Sebatik Induk. Jumlah sekolah di Sebatik hampir senasib dengan sekolah-sekolah di daerah perbatasan lainnya, yakni terbatas dari kualitas maupun kuantitas. Di setiap kecamatan hanya terdiri dari beberapa Sekolah Dasar/sederajat, dan SMP/sederajat, serta kurang dari sepuluh SMA/sederajat untuk satu Pulau Sebatik. Akan tetapi, setidaknya satu bulan lebih kami menginjakkan kaki di tanah tapal batas ini membuat kami menyadari sesuatu. Kami resapi keinginan besar dari anak-anak di Sebatik untuk bersekolah. Kami menyaksikan secara langsung semangat anak-anak di Sebatik untuk pergi ke sekolah menuntut ilmu.

Tidak hanya itu, label “daerah perbatasan” tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengenyam pendidikan formal setinggi mungkin sampai ke perguruan tinggi. Di Pulau yang terkenal akan potensi hasil laut dan kelapa sawitnya ini, cukup banyak pemuda-pemuda yang melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Setidaknya setiap tahun ada calon-calon sarjana baru yang pergi meninggalkan tanah tapal batas demi menuntut ilmu. Sebagian besar mereka melanjutkan sekolah di Tarakan, Makassar, Palu, Samarinda, bahkan ada yang sampai kuliah di Pulau Jawa.

Semangat membangun daerah mampu menepis rasa takut mereka untuk merantau meninggalkan kampung halaman. Tak hanya itu, para pemuda di Sebatik yang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi juga membentuk organisasi-organisasi mahasiswa Sebatik dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama antarpemuda Sebatik dalam melaksanakan kegiatan atau upaya-upaya membangun daerah. Harapannya, dengan semangat membara anak-anak dan pemuda-pemuda di Sebatik menjadi salah satu faktor dalam percepatan pembangunan di daerah tapal batas ini. (SW)




Sumber : SW
Sumber Gambar Sampul : https://static.republika.co.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini