Solo Batik Carnival IX, dari Solo untuk Indonesia

Solo Batik Carnival IX, dari Solo untuk Indonesia
info gambar utama
Salah satu model SBC IX 2016
info gambar

“Kuncoro ruming bangsa dumunung ing luhuring budaya. – Keagungan suatu bangsa akan terlihat dari budaya yang ada didalamnya.”

Kutipan indah yang menjadi kata-kata pembuka pada video teaser event Solo Batik Carnival IX atau Karnaval Batik Solo ke-9 yang telah diselenggarakan pada 22-24 Juli 2016. Karnaval tahunan yang diadakan di kota Solo yang dikenal sebagai kota batik dunia mengangkat tema besar “Mustika Jawa Dwipa” yang memiliki arti pusaka dari Jawa.

Bila pada tahun ini merupakan SBC ke-9, maka bisa dihitung mundur berarti SBC telah diadakan sejak tahun 2008. Acara yang sejak tahun pertamanya sudah mampu menarik animo masyarakat untuk berduyun-duyun menyaksikannya. Solo Batik Carnival jelas mengusung kain batik sebagai bahan utama setiap busana yang ditampilkan. Semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan karnaval ini mulai dari designer busana, perias, hingga model SBC telah melakukan workshop sejak 5 bulan yang lalu sehingga tidak heran kalau SBC sangat megah dan memukau.

Persiapan sebelum mulainya SBC di depan Benteng Vesten BurgPersiapan sebelum mulainya SBC IX di depan Benteng Vestenburg

Solo Batik Carnival sebenarnya merupakan peragaan busana di jalanan karena karnaval ini memang disuguhkan untuk masyarakat, namun SBC ternyata bisa menjadi karnaval tingkat dunia. SBC mulai pada pukul 15.00 WIB dengan rute catwalk Stadion Sriwedari – Jl. Slamet Riyadi – Gladak – Jl. Jend. Sudirman – Balai Kota Solo. Mengapa saya menyebutnya catwalk? Karena jalan sepanjang rute tersebut diubah menjadi catwalk yang mana para model berjalan dengan elok disertai koreografi apik dan diiringi musik khas Jawa. Suatu acara yang bisa membuat para penontonnya tetap bertahan dibawah matahari sore yang masih panas bahkan hingga malam hari.

Masyarakat Indonesia pasti mengakui pesona batik, bahkan dunia lewat UNESCO yang telah mengakui warisan kain dengan motif indah ini sebagai milik asli bangsa Indonesia. Pada event ini, banyak turis, wisatawan, dan masyarakat Solo pastinya rela berkerumun untuk ikut berpartisipasi dalam karnaval ini. Apalagi pada hari puncak SBC yang jatuh pada hari Minggu, banyak masyarakat yang mengisi waktu luang mereka dengan beramai-ramai memeriahkan malam puncak yang berlangsung di pelataran Benteng Vestenburg.

Caption (Sumber Gambar)Keramaian disekitas Benteng Vestenburg

Salah jika kita berharap melihat model SBC mengenakan busana trendy karena busana-busana yang ditampilkan dalam event ini tentu busana unik khas karnival yang selaras dengan tema besarnya yaitu Mustika Jawa Dwipa. Pusaka dalam budaya Jawa antara lain keris dan gamelan sehingga busananya pun juga tidak jauh dari konsep itu. Busana gamelan ini bisa membuat saya terkagum. Tidak pernah terpikir oleh saya yang notabennya adalah wong solo, gamelan bisa dibuat menjadi asesoris busana.


Caption (Sumber Gambar)Busana Gamelan

Ada pula busana yang mengusung konsep candi, keris, lampu. Ini yang membaut SBC berbeda dari karnaval lainnya.

Caption (Sumber Gambar)Busana Lampu

Caption (Sumber Gambar)Busana Keris

Caption (Sumber Gambar)

Busana Candi

Inilah salah satu warisan budaya yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia, batik. Suatu warisan yang tidak hanya dicintai generasi pendahulunya namun juga dicintai para generasi mudanya. Batik bukan hanya milik kota Solo, bukan hanya milik Jawa, namun milik Indonesia. Indonesia indah, Indonesia unik, Indonesia bangsaku. Dari Solo untuk Indonesia.


Sumber Gambar Sampul : instagram danar1405

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini