Pesan dari Giza : "Revolusi Sedang Terjadi"

Pesan dari Giza : "Revolusi Sedang Terjadi"
info gambar utama

Giza adalah sebuah distrik di sebelah barat sungai Nil dan terletak kira-kira 20 km dari tengah kota Kairo, Mesir. Beberapa hari ini ada yang istimewa di kota terbesar ketiga di Mesir ini. Istimewa, tentu bukan karena inilah rumah bagi Pyramid-pyramid besar yang masyhur itu, namun di sebuah tempat di Giza, ratusan mahasiswa Indonesia dari Indonesia dan dari seluruh dunia berkumpul, berdiskusi tentang berbagai hal tentang negerinya Indonesia.

Salah satu isu besar yang dibahas adalah tentang peran media di Indonesia, yang diharapkan bisa memberikan warna dan aura positif terhadap Indonesia yang tengah bergerak mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju.

Diakui atau tidak, suka atau tidak, media-media mainstream di Indonesia harusnya bisa lebih berperan dalam menyatukan Indonesia, dalam memberikan pendidikan (massal) kepada masyarakat tentang berbagai hal, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, geopolitik, dan sebagainya. Bayangkan jika kita membuka TV atau koran di pagi hari, kita disuguhi berbagai program atau informasi yang tidak hanya berimbang dan positif, namun juga mencerahkan dan mencerdaskan. Bayangkan rakyat menjadi tahu tentang bagaimana inflasi bisa terjadi, jadi tahu tentang deforestasi dan perubahan iklim yang sedang berlangsung, jadi tahu dengan baik sebab-sebab berbagai konflik di dunia, atau bagaimana negara-negara lain berhasil mengatasi berbagai kesulitan-kesulitan dan masalahnya. Bayangkan ketika media-media mengangkat prestasi anak bangsa, sejarah panjang negeri ini, dan berbagai hal-hal positif yang bisa mengangkat optimisme masyarakat.

Membayangkan hal itu terjadi, dan betapa aura positif bisa disebar ke berbagai sudut negeri, tentu sedikit atau banyak akan ada perubahan yang akan terjadi. Menurut Dr. Grahan Davey, mindset yang positif dan optimis, akan membawa harapan, dan dari titik ini kita bisa berharap banyak bahwa akan muncul semangat untuk bekerja keras, semangat untuk tak kalah dari negara lain, semangat berkompetisi, semangat untuk mencapai harapan-harapannya. Pun sebaliknya, berita-berita negatif yang terus menerus dipompakan ke masyarakat mempunyai efek merusak yang mungkin tak pernah bisa kita bayangkan.

Singapura, menurut saya, adalah negara yang sukses ‘mencerdaskan’ masyarakatnya tak hanya melalui institusi-institusi pendidikan formal dan non formalnya, tapi melalui media. Mereka pun masih melakukannya hingga kini, meski negerinya sudah sangat maju.

Putera-puteri bangsa sedang berdiskusi tentang banyak hal di Giza | Photo by : Akhyari Hananto
info gambar



Sayangnya, hal itu tidak (atau belum) terjadi di Indonesia. Tentu saja kita tak ingin media kita seperti Singapura, atau Malaysia, tentu juga kita tak ingin kembali di era di mana informasi di atur oleh pemerintah. Tapi bolehlah kita berharap agar media kita berimbang memberitakan informasi, dan kembali pada fungsinya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tak dipungkiri bahwa media-media pun punya framework sendiri, punya afiliasi politik maupun ideologi sendiri, dan kepentingan-kepentingan lain yang tak bisa ditawar. Sekali lagi, kebebasan pers adalah dilindungi dan diatur dalam undang-undang, dan kita tentu menghormati itu. Jika pun tak bisa juga berharap banyak dari media-media mainstream, masih ada sebuah ‘media’ sangat besar yang makin besar, makin aktif, dan makin mengakar. Yakni media digital/media sosial yang bisa diakses kapan saja, dimana saja, dan pemain utama dari media tersbeut adalah kita sendiri. Jutaan dari kita. Revolusi informasi memang tengah terjadi, di negara-negara lain hal tersebut sudah terjadi.

Kuncinya adalah saling bersinergi. Simpul-simpul gerakan informasi positif di dunia maya ini perlu saling berhubungan, bersinergi, dan (to some extent) saling menyamakan frekuensi dalam menyebaran aura positif ke seluruh negeri. Dan sinergi itu bukan saja antar kita pengguna media digital dan media sosial, akan tetapi sinergi dengan kekuatan media lain, dan mengajak bergerak bersama-sama. Hanya dengan cari ini, relung-relung bangsa bisa kita ‘susupi’ dengan informasi yang berimbang, mencerahkan, mencerdaskan, dan membawa dampak perubahan ke arah yang lebih baik.

*Sesi Diskusi Panel tentang Media - Simposium Internasional PPI Dunia - "Memperteguh Identitas Bangsa Indonesia” - Kairo, Mesir

gambar utama : wallpapercenter.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini