Dawai dan Dansa Penonton Meriahkan Jazz Atas Awan di DCF 2016

Dawai dan Dansa Penonton Meriahkan Jazz Atas Awan di DCF 2016
info gambar utama

Pagelaran musik jazz bertajuk "Jazz Atas Awan' kembali digelar di Dataran Tinggi Dieng dalam rangka Dieng Culture Festival Ke-7 pada tanggal 5-7 Agustus 2016 kemarin. Budhi Hermanto (39) selaku penggagas pagelaran jazz atas awan menyebutkan pada tahun ini pertunjukan dilangsungkan selama 2 (dua) hari karena banyaknya musisi yang berminat untuk bermain di pagelaran tersebut.

Pagelaran Jazz Atas Awan
info gambar

"Ada 84 kelompok musisi jazz menyatakan berminat untuk ikut meramaikan pertunjukan jazz atas awan tahun ini. Karenanya panitia penyelenggara memutuskan untuk menggelar dua kali pertunjukan jazz atas awan. Kalau tahun-tahun sebelumnya cuma ada 1 panggung." ungkap Budhi Hermanto.

Beberapa perfomer yang tampil di panggung Jazz Atas Awan pada malam pertama adalah Telsa Manaf, Jessika Lokollo, Bulan Jingga, Five Percent, dan Glanze. Pertunjukan di malam kedua dimeriahkan oleh penampilan Kikils, Jess Kidding, Secret Project, Absurd Nation, Kailasa, dan Srintil. Beberapa musisi terkenal seperti Anji, Nano Tirto, dan Mus Mujiono juga ikut memeriahkan pagelaran jazz di tengah dataran tinggi Dieng tersebut.

GNFI pun juga mendapat kesempatan untuk memberikan performance di panggung Jazz Atas Awan dengan menampilkan Dawai and the Ethnic. Walaupun mendapat kesempatan untuk tampil di penghujung malam, penampilan Dawai berhasil memukau penonton yang datang menyaksikan konser di panggung utama. Bahkan penampilan Dawai yang khas, hasil kombinasi antara instrumen musik modern dengan instrumen musik tradisional sunda yang dimainkan dalam tempo cukup cepat berhasil membuat banyak penonton secara sukarela berdansa di depan panggung.

Penampilan Dawai and the Ethnic
info gambar

Setelah menampilkan 5 lagu, Dawai pun mendapat aplause yang cukup meriah dari penonton. Band yang memiliki leader berwajah mirip Abdel Achrian dan vokalis yang mirip Raisa Andriana -berdasarkan penuturan MC Jazz Atas Awan- ini menyebutkan bahwa mereka senang dapat tampil kembali di Dieng Culture Festival. “Sejak DCF yang pertama, kami sudah beberapa kali ditawari untuk tampil di acara ini. Tahun lalu kami tidak tampil. Dan tahun ini kami senang bisa tampil kembali,” ujar Nurdin, leader dari band asal Bandung ini.

Baca juga : Dieng Culture Festival, Merasakan Pagelaran Seni Budaya di Tengah Suhu 2 Derajat

Panggung jazz atas awan di Dataran Tinggi Dieng adalah panggung terbuka dengan latar belakang Candi Arjuna. Pada saat pertunjukan digelar, suhu diperkirakan mencapai 4-8 derajat celcius. Sehingga para penonton harus menyiapkan diri menghadapi suhu yang sangat dingin di Dieng. Panitia penyelenggara pun menyediakan 'anglo' yakni tungku tradisonal yang berisi kayu arang untuk membantu penonton melawan hawa dingin di Dieng. Panitia pun menyediakan kentang dan jagung, untuk dibakar oleh penonton yang telah memiliki tiket khusus DCF, sambil menonton pertunjukan musik.

Pada puncak acara, pagelaran musik Jazz Atas Awan ditutup dengan gemerlap kembang api yang menghiasi langit Dieng pada pertunjukan malam pertama. Sementara pada malam kedua langit Dieng semakin meriah dengan diterbangkannya ratusan hingga ribuan lampion berpadu dengan gemerlap kembang api di akhir acara.



Sumber : Tim GNFI
Sumber Gambar Sampul : Dokumentasi GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini