Pameran Sketsa untuk Peringati 40 Hari Kepergian Tedja Suminar

Pameran Sketsa untuk Peringati  40 Hari Kepergian Tedja Suminar
info gambar utama

Beberapa saat yang lalu, negeri ini berduka karena telah kehilangan sosok Tedja Suminar. Pelukis generasi tua di Surabaya ini tutup usia pada usia 80 tahun pada Jumat, 24 Juni lalu. Untuk mengenang karya-karya almarhum sekaligus untuk memperingati 40 hari kepergian sang pelukis, anak dari Tedja Suminar, Natalini Wihiasi, menggelar pameran sketsa dan biografi sang ayah bertemakan "Spirit of Tedja Suminar", di Balai Pemuda Surabaya. Acara ini dibuka selama 4 hari dari tanggal 7-10 Agustus 2016.

Acara dibuka dengan tari-tarian yang diiringi teatrikal para prajurit. Ini menggambarkan bagaimana suatu seni dan budaya telah ada dan terus berkembang sebagai wujud peradaban di masa perjuangan.

Pembukaan Pameran Lukisan
info gambar

Untuk lebih mengenalkan sosok Tedja Suminar, acara ini mengundang istri dari alm.Krishna Moestadjab dan Sabrudin Malioboro. Keduanya adalah sahabat dan keluarga alm.Tedja Suminar. Mereka bercerita mengenai sosok almarhum semasa hidup yang sangat sederhana dan bagaimana kedekatan beliau dengan masyarakat. Meskipun terlahir dari keluarga etnis Tionghoa, namun sudah tidak diragukan lagi bahwa kepeduliaan dan sumbangsih beliau terhadap budaya Indonesia sangat besar.

Tidak hanya tamu undangan, pengunjung dari masyarakat umum juga banyak berdatangan untuk melihat pameran lukis di galeri DSK, Balai Pemuda. Selain pameran lukis, penampilan dari beberapa kelompok musik seperti band dan jazz, serta pertunjukan wayang, permainan Harpa, deklarasi puisi dan sastra juga ikut memeriahkan acara ini.

Saat memasuki galeri, para pengunjung langsung disuguhkan sketsa dan lukisan yang mengagumkan. Dari karya alm.Tedja sendiri, kebanyakan adalah lukisan yang menggambarkan suatu kondisi sosial budaya di satu daerah, seperti kehidupan masyarakat di Kota Gresik, Bali dan Madura.

Lukisan tentang Budaya Bali karya Tedja Suminar
info gambar
Lukisan tentang Masyarakat Kota Gresik karya Tedja Suminar
info gambar

Selain itu, berbagai seniman lukis yang mengenal alm.Tedja Suminar juga ikut memeriahkan acara dengan mempersembakan karya tentang sosok Pak Tedja. Mulai dari karya lukisan maupun kumpulan foto biografi Tedja Suminar. Kehidupan Pak Tedja dan keluarga, kegiatan melukis dan beberapa prestasi beliau dalam karya lukis juga ikut diabadikan dalam frame di pameran malam kemarin.

Lukisan tentang Tedja Suminar karya teman-teman seniman
info gambar

Pengunjung menikmati berbagai lukisan di galeri DSK, Balai Pemuda
info gambar

Menjadi mahasiswa angkatan pertama di Akademi Kesenian Surakarta (1957) mempertemukan Tedja kepada seni rupa dan melukis sketsa. Pria berkacamata dan rokok yang tidak pernah lepas dari bibirnya ini bahkan menorehkan arya relief di tembok stadion Gelora 10 November Surabaya, bertepatan PON VII tahun 1969.

Sosok Alm.Tedja yang diabadikan dalam frame di pameran kemarin malam
info gambar

Almarhum memiliki darah tionghoa dari pasangan Kiem Liong dan Hoen Nio. Pria bernama asli The Tiong Tien ini lahir pada 15 April 1936. Sebelum meninggal, Tedja Suminar sempat mengucapkan kalimat terakhir berbunyi "Aku melihat keindahan".

Selamat Jalan Tedja Suminar. Semoga keindahan menyertaimu selalu.


Sumber Gambar Sampul :dokumentasi pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini