17 Agustus 2030

17 Agustus 2030
info gambar utama

Tulisan fiksional ini saya tulis dalam perjalanan pulang saya dari Jayapura - Jakarta - Yogyakarta sekitar pertengahan tahun 2008. Tak ada yang istimewa dari tulisan sederhana ini. Sebuah mimpi singkat saat saya di atas langit Indonesia, dan saat terbangun, saya merasakan mata saya basah karena air mata. Saya pun membuka laptop dan menulis mimpi itu, seingatnya. Tak dinyana, saat saya posting di GNFI (waktu itu masih berplatform blogspot), tulisan ini dishare di mana-mana, dan menjadi hot-thread di forum online terpopuler di Indonesia.

Menjelang 71 tahun ulang tahun republik ini, tulisan ini saya hadirkan kembali. Semoga bermanfaat.

"

Nafasku tertahan, tak kuasa aku membuka mata lebar lebar. Sarapanku tadi pagi terasa hambar saja, meski istriku sudah memasakkan masakan khas Indonesia yang selalu aku sukai, Gudeg, namun tetap saja seluruh sel-sel dalam tubuhku serasa ingin secepatnya meninggalkan meja makan, dan bergegas ke acara besar hari ini, dan akhirnya kutinggalkan sisa gudeg-ku, meski acaranya masih 2 jam lagi, dan perjalanan hanya 30 menit dari hotelku. Dari tempatku berdiri sekarang, kulihat sebelahku, tak jauh beda. Aisya anakku kini sudah berusia 25 tahun, dan suaminya yang asli dari Bali, keduanya tidak bisa berdiri tenang. Semua berharap harap cemas, menanti…detik demi detik. Begitupun ribuan orang lain yang berdiri berhimpit himpitan…semuanya dalam situasi yang penuh harap…menanti detik detik bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia.

Kami dan ribuan orang lain, sedang berada jauh di timur, tepatnya di Spaceport Frans Keiseppo di Biak Numfor, Pulau Biak. Hari ini, tepat tanggal 17 Agustus 2030, Indonesia akan meluncurkan Wahana Ruang Angkasa yang diberi nama “MADJAPAHIT – 01” ke orbit tata surya. Wahana ini dirancang oleh ilmuwan dari Institute Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Universitas Cendrawasih, dan beberapa insinyur lulusan luar negeri.

Selama kurang dari 20 tahun, ilmuwan ilmuwan tersebut merancang pesawat yang mampu lepas ke angkasa dan secara otomatis menuju orbit mars, dan Jupiter, bergabung dengan eksplorer-eksplorer negara lain dalam mengeksplorasi dua planet terdekat tersebut. Rakyat Jawa Barat boleh berbangga hati, karena seluruh pengerjaan pesawat dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia, di Bandung. Industri penerbangan kebanggaan Indonesia itu terus berbenah dan menjadi tulang punggung industri maju di Indonesia, terutama di bidang antariksa. Tentu saya LAPAN ada di dalamnya.

Sudah pukul 12 siang waktu Papua, kurang lebih 15 menit lagi pesawat Garuda Spaceship Indonesia yang akan membawa MADJAPAHIT – 01 ke luar orbit bumi juga merupakan hasil rancang bangun ilmuwan Indonesia. Sejak Garuda Indonesia kembali menjadi perusahaan penerbangan kelas dunia, perusahaan itu sangat agresif mengembangkan sayapnya dengan melayani penerbangan ke hampir 80 negara di seluruh benua, dan mempunyai ratusan pesawat berbagai jenis, termasuk pesawat buatan dalam negeri. Pada tahun 2024, enam tahun lalu, dua maskapai besar Asia dibeli oleh Garuda untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia penerbangan global. Dengan membangun kerjasama dengan Japan Aerospace, PT. Dirgantara Indonesia kemudian merancang dan membangun sebuah pesawat ulang alik yang diperkirakan lebih ekonomis dibanding pesawat sejenis yang dikembangkan NASA. Hari inilah pembuktiannya, apakah klaim tersebut benar atau tidak.

Kembali pikiranku melayang, ketika saya berumur 30 tahun, bangsa Indonesia yang begitu besar dilanda kemerosotan dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, keamanan, politik, dan nasionalisme. Saya masih ingat, ketika teman teman mengaji saya waktu itu menyatakan bahwa perlu waktu ratusan tahun untuk membangun bangsa ini, sejajar dengan bangsa lain, dan dihormati. Dengan perasaan gelisah saya jawab, bahwa kalau negeri ini dipimpin oleh orang yang benar, mulai dari Presiden, DPR, bupati, sampai pemimpin tingkat paling bawah, dan didukung oleh masyarakat yang optimis, pekerja keras dan inovatif, hanya perlu kurang dari 30 tahun bangsa ini akan sanggup mengejar ketertinggalan di berbagai bidang.

Pemerintah dan elemen-elemen negara mulai kembali menata sendi sendi bangsa dan Negara, dengan melakukan reformasi ulang dalam berbagai bidang. Pers tentu masih bebas, tapi kemudian tidak terus menerus menggelisahkan dan menjatuhkan harga diri bangsa dengan hanya memberitakan hal-hal negatif tentang bangsanya. Mulai sejak itu, berita berita positif mengenai kemajuan pembangunan, prestasi prestasi bangsa, mulai mendapatkan porsi lebih dibandingkan berita berita pembunuhan, tawuran antar kampung, unjuk rasa, dan berita berita negative lainnya yang sebelumnya menguasai pemberitaan. Ekonomi mulai seimbang, dengan focus utama menggerakkan usaha usaha kecil dan menengah, jauh sampai pelosok. Dalam bidang hukum terjadi perubahan sangat drastic, yang dimulai dari pembersihan citra penegak hukum secara gradual dan menyeluruh, dan disusul dengan aparat hukum lainnya. Kemajuan di bidang hukum ini ditandai dengan dihukumnya seorang pejabat yang melakukan korupsi milyaran rupiah dengan hukuman penjara seumur hidup dengan terlebih dahulu menyita asset asset pribadinya. Sejak itu para pelaku koruptor yang tertangkap selalu sakit dan jatuh pingsan, bukan karena ingin menghindari hukum (yang saat itu tidak mungkin lagi dihindarinya), tapi karena membayangkan bagaimana tersiksanya menjalani sisa hidup dipenjara.

Demokrasi tetap berjalan meski pemerintah kadang sangat tegas mempertahankan kebijakan yang bukan hanya pro rakyat, namun juga pro kemajuan. Terdapat satu kebijakan yang aneh yang diambil oleh menteri keuangan dan Bank Indonesia tahun 2020, ketika mereka menyatakan bahwa 3 angka nol denominasi rupiah, akan dihilangkan, sehingga kurs mata uang rupiah terangkat 1000 kali lipat dan senilai Rp.10 untuk setiap dollar. Langkah berani, namun terbukti sakti mengangkat harkat dan harga diri mata uang Indonesia.

Hari ini, 20 tahun setelah masa masa itu, bangsa ini mulai merasakan buah dari sebuah kepemimpinan yang kuat, tegas, dan bervisi ke depan. Mobil nasional yang diproduksi massal di pabriknya di Kalimantan sudah bisa dibeli oleh sebagian besar rakyat yang daya belinya cukup besar. Hal ini dibarengi dengan pengertian dari masyarakat untuk menata kembali kotanya, agar bisa dibangun lebih banyak jalan. Bukittinggi, sebagai ibukota yang menggantikan Jakarta menjadi ibukota negara sejak 2020 telah menjadi sebuah kota metropolitan yang cantik, penuh pepohonan dan bunga, dengan pertumbuhan urbanisasi yang minimal. Bandar Udara Internasional di Padang bahkan mempunyai system radar yang paling canggih di Asia Pasific, dan melayani penerbangan lebih dari seratus airline dari lebih dari 60 negara. Saya bersyukur, dengan usia saya yang menginjak 60 tahun, saya masih berkesempatan melihat Indonesia yang berbeda dan makin membanggakan, sebagaimana kejayaan kerajaan-kerajaan di jaman dulu di dalam cerita-cerita sejarah.

Aku terhenyak dari lamunanku ketika suara menggelegar terdengar dari titik peluncuran, selama beberapa detik, asap mengepul ke seluruh arah, dan perlahan lahan roket mulai merambat naik, membawa seluruh bawaannya termasuk pesawat ulang alik Garuda Spaceship Indonesia yang kebiru biruan. Pancar jetnya masih kelihatan meski roket membawanya semakin tinggi, dan tinggi, sebelum akhirnya hilang dari pandangan. Tak terasa, air mata ini menetes, bangga, haru, bahagia, bercampur menggelorakan semangat nasionalisme di dada ini.

Saya menatap tajam langit biru siang itu...langit biru yang luasnya tak terbatas

"

Gambar utama : Baietu.devianart.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini