Bagaimana Kondisi Kabel Laut Sulawesi - Maluku - Papua Pasca Gangguan Lahar Vulkanis Dasar Laut?

Bagaimana Kondisi Kabel Laut Sulawesi - Maluku - Papua Pasca Gangguan Lahar Vulkanis Dasar Laut?
info gambar utama

Infrastruktur ini mengalami gangguan sejak 25 Juni 2016 Pukul 13.40 WIB, dimana dugaan gangguan adalah adanya aktifitas lahar vulkanik di dasar laut yg berlokasi di sebelah selatan kabel laut dekat Sarmi, sekitar 833,98 km dari Sorong kearah Jayapura, dengan kedalaman sekitar 3.000 meter dibawah permukaan laut.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berhasil memulihkan layanan kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) sejak tanggal 08 Agustus 2016.

“Dampak dari gangguan ini menyebabkan layanan Telkom dan Telkomsel di Jayapura dan Sarmi mengalami gangguan. Tetapi kami berhasil melakukan pengamanan layanan bagi Telkom dan Telkomsel selama perbaikan menggunakan kombinasi radio terresterial dan satelit,” jelas EVP Telkom Regional VII M. Firdaus.

Diungkapkannya, sejak terputusnya kabel tersebut, tim Telkom bekerja siang dan malam dengan menggunakan kapal Cableship Nusantara Explorer milik operator pelat merah itu. Untuk pengamanan terhadap lahar vulkanik ke depan, maka dilakukan reroute (penggeseran kabel) ke arah utara sejauh 35 km dari titik semula. Dengan normalnya layanan ini, maka seluruh trafik sejak 08 Agustus 2016 telah dialihkan kembali ke kabel laut ini

“SMPCS salah satu segmen "tol laut" broadband yang dibangun oleh Telkom untuk menghubungkan nusantara dari Sabang sampai Merauke. .Membangun negeri tiada henti, menghilangkan kesenjangan digital dari Sabang sampai Merauke adalah harga mati bagi Telkom,” tegasnya.

Sekadar informasi, SMPCS merupakan jaringan serat optik yang menjangkau 8 propinsi dan 34 kabupaten di Kawasan Timur Indonesia. Propinsi yang dijangkau meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Papua.

Infrastruktur dengan panjang total 8.722 kilometer itu menghubungkan Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia.
Hingga semester pertama 2016, Telkom telah memiliki backbone serat optik sepanjang 83 ribu KM dan ada sekitar 10 juta home passed layanan serat optik untuk fixed broadband.

Telkom belum lama ini berhasil menghadirkan layanan Triple Play IndiHome di Tembagapura yang merupakan kawasan pendukung penambangan PT Freeport Indonesia.

Tembagapura merupakan pusat kegiatan PT Freeport Indonesia dimana terdapat kantor, rumah sakit, perumahan, resto, supermaket dan lainnya di kawasan ini, dengan jumlah penghuni hampir 35 ribu orang, baik karyawan maupun keluarganya.

Berkat terkoneksinya fiber optik Telkom, Tembagapura sekarang sudah bisa menikmati layanan Indihome dengan akses internet hingga 100 Mbps.

(Indotelko)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini