Arsitektur Purba Perkampungan Tua Bitombang

Arsitektur Purba Perkampungan Tua Bitombang
info gambar utama

Bagaimana jadinya jika anda menemui sebuah desa dengan rumah seperti melayang tinggi di udara? Jika belum, anda harus mengenal rumah-rumah kuno yang ada di Perkampungan Tua Bitombang, desa tertua yang terletak di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Maka jangan terkejut jika anda harus medongak keatas untuk melihat rumah penduduk di kanan kiri jalan.

Deretan rumah tinggi di kampung Bitombang. Sumber:nurulnoe.com
info gambar

Kontruksi rumah ini kampung Bitombang ini sangat unik dan mengesankan. Kayu untuk menopang rumah ini memiliki tinggi mencapai 15 meter. Arsitektur ini diterapkan selama ratusan tahun dengan karena kontur tanah yang berundak-undak. Kawasan Bitombang berbentuk memanjang mengikuti jalur kontur alam di dataran tinggi. Dengan arsitektur kuno ini, penduduk dapat melihat pemandangan yang mempesona khas pedesaan dengan bentangan topografi yang berbukit.

Kontur tanah Kampung Bitombang yang berundak-undak. Sumber:rahmaliza.weebly.com
info gambar

Untuk dapat menopang rumah dalam jangka waktu lama, warga Bitombang tidak menggunakan kayu sembarangan. Mereka menggunakan kayu Bitti /holasa yang dikenal kuat hingga ratusan tahun dengan kualitas tinggi sebagai tiang penyangga rumah. Sedangkan bambu disusun rapi untuk bagian atapnya. Uniknya, meskipun kayu penopang rumah sangat tinggi dan bengkok, namun lantai rumah selalu datar dengan sambungan-sambungan yang baik.

Kayu Bitti, bahan penopang rumah di Bitombang. Sumber:mongabay.co.id
info gambar

Selain karena kontur tanah yang berbukit, terdapat beberapak alasan mengapa rumah di kampung Bitombang memiliki kayu penopang yang sangat tinggi. Yang pertama karena pada jaman dulu masih banyaknya pencurian di desa tersebut, sehingga rumah dibuat tinggi untuk mengurasi resiko pencurian beras. Alasan kedua karena terjadi perang antar suku antara suku Seran dan suku Selayar. Sehingga kontruksi bangunan dibuat tinggi untuk berlindung dari serangan suku Seran.

Berdasarkan mitos penduduk setempat, tinggi dari penopang kayu sebagai penyangga rumah sebagai lambang panjangnya usia penduduk desa. Penghuni rumah unik ini masih mempunyai satu garis keturunan, salah satunya adalah nenek berusia hampir seratus tahun bernama Yaho. Meskipun begitu, fisiknya masih kuat dan ingatannya masih sangat baik.

Rumah-rumah di perkampungan ini memiliki usia lebih dari 400 tahun. Sehingga wajar jika penduduk Bitombang banyak yang masih percaya mitos tersebut dan mempercayai agar keturunan mereka memiliki umur panjang.

Untuk mendirikan rumah kuno ini, penduduk harus melakukan ritual agar keberkahan terus menimpa mereka dan keluarga. Dalam ritual tersebut, penduduk harus menanam sebuah jampi di sekitar tanah rumah, tanpa diketahui seorang pun. Jika tidak, penduduk percaya khasiat dari jampi tidak akan terjadi.

Perkampungan Bitombang bisa ditempuh selama 6 jam perjalanan darat dari ibukota Makassar. Masyarakat Bitombang dikenal sangat ramah kepada tamu atau siapapun yang mau mempelajari tradisi di tanah mereka. Mayoritas penduduk di kampung ini bekerja sebagai petani. Meskipun mereka memiliki kehidupan yang sederhana, namun masyarakat sangat menghargai alam dan menjaga keseimbangan di desa mereka.




Sumber : kabarkami.comyoutube
Sumber Gambar Sampul : azharmind.blogspot.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini