Indonesia Luncurkan Sukuk Tabungan Untuk Pertama Kalinya

Indonesia Luncurkan Sukuk Tabungan Untuk Pertama Kalinya
info gambar utama

Pasar keuangan di Indonesia yang memiliki potensi besar berusaha ditangkap oleh Kementererian Keuangan (Kemenkeu) dengan melakukan diversifikasi portfolio investasi. Salah satu langkahnya adalah dengan pertama kalinya Indonesia akan menerbitkan Sukuk Tabungan berbasis syariah atau non-bunga dengan seri ST-001 tahun ini. Melalui Sukuk Tabungan tersebut, diharapkan akan didapati dana sebesar Rp 2 Triliun.

Seperti diberitakan CNN Indonesia Jumat 19/8, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa penerbitan sukuk ini tidak hanya berusaha menambah pendanaan dalam strutur APBN Indonesia, tetapi juga untuk mendukung pengembangan pasar keuangan syariah.

"Penerbitan ST-001 merupakan bukti bahwa pemerintah sangat bersungguh-sungguh, tidak hanya mengembangkan instrumen pembiayaan bagi APBN Indonesia tetapi dengan munculnya seri ini diharapkan akan mendukung pengembagan pasar keuangan syariah," ungkapnya Jumat (19/8).

Perempuan yang mendapat predikat sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia versi Forbes ini menjelaskan bahwa pertama kali instrumen sukuk diterbitkan pada 2008, total penerbitan Sukuk Negara telah mencapai nominal Rp 538,9 triliun. Sedangkan Nilai outstandingnya saat ini tercatat Rp 391,1 triliun atau 14,87 persen dari total outstanding Surat Berharga Negara (SBN) yang saat ini sudah mencapai Rp 1.228 triliun. Melihat angka tersebut, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa angka itu masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan potensi market di Indonesia.

Mantan Direktur World Bank tersebut juga menjelaskan bahwa pasar global yang berminat pada instrumen investasi berbasis syariah trennya terus meningkat. Berdasarkan proyeksi Islamic Corporation for the Development, tingkat pertumbuhan industri keuangan syariah global mencapai 10 persen per tahun. Sehingga pemerintah dianggap perlu melakukan diversifikasi untuk menangkap peluang tersebut.


"Pada tahun tahun 2020 diperkirakan nilai aset keuangan syariah global mencapai US$3 triliun sekarang nilainya US$1,8 triliun. Ini cukup besar," jelasnya.

Berbeda dari sukuk ritel lainnya yang telah diterbitkan pemerintah, sukuk berjangka waktu dua tahun kali ini akan diberi opsi non-tradable atau tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan.

"Sifatnya non-tradable yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga memungkinkan untuk dipegang oleh investor sampai masa jatuh tempo," jelas Robert.

Untuk menyiasati opsi itu agar investor tetap tertarik pada Sukuk Tabungan, pemerintah akan memberikan fasilitas periode pencairan lebih awal (early redemption) pada bulan ke-12 dengan minimal pengajuan Rp2 juta dan maksimal pengajuan 50 persen dari kepemilikan per investor di agen penjualan.

Robert juga menjelaskan bahwa hasil penawaran sukuk yang akan ditawarkan dalam rentang antara 22 Agustus 2016 sampai dengan 2 September 2016 ini nantinya akan digunakan untuk membiayai defisit yang terjadi pada APBN tahun 2016.

Imbalan dari Sukuk Tabungan Seri ST-001 bersifat tetap (fixed coupon) yaitu sebesar 6,9 persen dan dibayarkan per bulan. Angka ini harapannya dapat menarik minat para investor mengingat adanya tren penurunan bunga investasi di pasar global termasuk di Indonesia.

Sebagai informasi, target pembeli Sukuk merupakan individu Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk. Pembelian Sukuk Tabungan bisa dipesan dengan minimum pemesanan Rp2 juta dan maksimum pemesanan Rp5 juta.

Sumber : CNN Indonesia
Sumber Gambar Sampul : financialjobsweb.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini