Kerajinan tangan anyam sudah dikenal di penjuru Indonesia dan telah dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu, hasil kainnya atau produk-produk berbahan rotan yang dibuat dengan teknik anyam, menjadi aksesoris, seperti tas atau keranjang, semua itu sudah masuk di pasar Indonesia dan diterima dengan baik. Selain keindahan pola, produk yang menarik, keterjangkauan harga juga menjadi faktor pendukung anyam menjadi budaya yang diterima di kehidupan masyarakat.
Namun siapa sangka, di tangan Lim Masulin, teknik anyam bisa disusupkan dalam pembuatan bangunan. Lim menyebutkan bahwa kerajinan anyam selalu dipandang sebagai suatu bentuk seni yang rumit, namun justru sebaliknya, kerajinan anyam sangat mudah dipelajari dan berkat itu, banyak tercipta lapangan kerja untuk penduduk di Indonesa. Lim juga mempelajari kerajinan anyam karena signifikansi yang kuat dari kerajinan ini dalam bidang seni, arsitektur, desain, fashion, grafis, tekstil dan banyak lagi. Menurut Lim anyambisa dilakukan denga berbagai jenis bahan. Dengan pelatihan yang tepat, industri anyam dapat meningkat secara global dalam hal ukuran, kecepatan dan bentuk.
Lim Masulin bersama bisnisnya BYO Living, sebelumnya telah memadukan kerajinan anyam ini dalam produk furniture, dengan mengusung gaya hidup hijau, ia berhasil memadukan anyaman dengan elemen-elemen arsitektur. Bekerja sama dengan arsitek, Andra Matin, Budi Pradono, Yanto Effendi, dan Heru M Prasetyo , Lim Masulin menciptakan teknologi arsitektural yang dapat menggabungkan anyam dengan bangunan. Kombinasi ini merupakan solusi utama untuk pengurangan energi pada bangunan hijau (green building).
Secara definisi Green Building adalah bangunan dimana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Lim Masulin menyebutkan, kombinasi teknik anyam dalam bangunan dapat menyaring cahaya dan udara yang keluar-masuk bangunan, dan juga menghemat penggunaan listrik.
Berkat inovasi ini, Lim mendapat kesempatan untuk menampilkan desainnya dalam sebuah pameran “Maison&Objet” di Paris 2-6 September 2016 mendatang. Maison & Objet, merupakan pameran tahunan dalam bidang lifestyle, yang menawarkan desain, dekorasi, furnitur, aksesoris, tekstil dan banyak lagi. Elemen arsitektur anyaman Lim akan dipamerkan dengan nama “Wonders of Weaving”.
Inovasi ini membawa Lim, Andra Martin, Budi Pradono, Yanto effendi dan Heru M Prasetyo, menjadi desainer dan arsitek Indonesia sekaligus Asia pertama, yang dapat mengikuti acara ini, setelah melalui berbagai seleksi sulit. Meskipun telah sukses membawa Indonesia ke spotlight dunia, permasalahan yang masih dihadapi adalah pendanaan. Namun, hal itu tidak menyurutkan optimisme Lim untuk tetap memperkenalkan industri kreatif Indonesia secara global.
Sumber :
Sumber Gambar : the jakarta post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News