Bukan Hanya Terkenal di Indonesia, Kerajinan Kaca Ini juga Dikenal di Dunia.

Bukan Hanya Terkenal di Indonesia, Kerajinan Kaca Ini juga Dikenal di Dunia.
info gambar utama

Kerajinan industri kaca grafir asal Kampung Gondang RT 03 RW VI Bakipandeyan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mampu menembus ke mancanegara.

Seorang perajin dan pemilik "Grafir Kaca Samidi Glass & CRAFT", Samidi Budi Raharjo (60), di Sukoharjo, Rabu, mengatakan, bahwa industri kaca grafir produknya selain dipasarkan di Indonesia sudah mampu menembus pasar Eropa seperti Inggris dan Belanda.

Samidi Budi Raharjo mengatakan, bahwa kaca grafis produknya di Indonesia banyak dipasarkan ke Solo, Bandung, Jakarta, Bali, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.

Bahkan, kaca grafis hasil bisnisnya juga pernah diekspor ke Negara Amerika Serikat, Australia, Suriname, Hong Kong, Singapura, Malaysia, Banglades, dan Vietnam.

"Saya memproduksi dan memasarkan sendiri kaca-kaca grafir dan kaca befel baik di Indonesia maupun luar negeri," kata Samidi Budi Raharjo yang mengaku menggeluti bisnis ini, sejak 1988 hingga sekarang.

Menurut dia, dari bahan baku kaca cermin tersebut dapat dibuat meja rias dan kaca rias yang bentuknya mirip peninggalan bangsawan pada zaman duhulu.

Selain itu, pihaknya juga memproduksi kaca patri yang dibentuk menjadi aneka barang seperti lampu kamar model duduk, lampu teras model tempel, pintu dan jendela sehingga kelihatan klasik.

"Kaca grafir produknya banyak diminati dari luar negeri," katanya.

Menurut dia, pihaknya pada 1990 produknya sudah banyak diminati pembeli dari luar negeri terutama AS dan Australia. Produknya kini jusg mampu masuk ke Inggris dan Belanda.

Kerajinan kaca grafir produknya, kata dia, ditawarkan mulai dari harga Rp300 ribu per biji hingga Rp5 juta per biji, tetapi hal itu tergantung besar kecil dan tingkat kerumitan motifnya.

Namun, harga sebuah kaca grafir juga bisa lebih mahal lagi, karena tergantung permintaan pemesannya.

Samidi mengaku dirinya sebelumnya awal membuka bisnis tersebut hanya dengan modal uang Rp1,5 juta, pada 1988, dan sekarang sudah berkembang dengan memiliki sekitar 40 tenaga kerja dengan kemampuan produksi sesuai permintaan pesanan.

"Kami dengan bisnis industri kaca grafir ini, mampu menghasilkan omzet sekitar Rp100 juta per bulan," katanya.



Sumber : https://www.antarajateng.com/
Sumber Gambar Sampul : https://medanbisnisdaily.com/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini