Gamelan dari Desa Wirun yang Mendunia.

Gamelan dari Desa Wirun yang Mendunia.
info gambar utama

Desa Wisata Wirun menjadi salah satu desa wisata yang paling dikenal di Sukoharjo karena banyaknya potensi wisata yang dimiliki kawasan itu. Desa yang berada di Kecamatan Mojolaban itu pun memiliki akses yang mudah untuk dituju dari Kota Solo dan Karanganyar. Berjarak satu kilometer dari Kota Solo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara.

Salah satu potensi terbesar di desa Wirun adalah Kerajinan Gamelan, suatu potensi yang sangat langka dan sulit untuk menguasainya, karena jenis Gamelan sendiri yang bermacam-macam dan mempunyai ciri khas nada dan suara masing-masing, tidak semua orang bisa membuatnya.

Kerajinan Gamelan di desa Wirun ini sudah berdiri sejak tahun 1956, dirintis pertama kali oleh Reso Wiguno. Dorongan kebutuhan ekonomi menjadi latar belakang home industri tersebut. Pasalnya, Mojolaban bukanlah sebuah wilayah dengan hasil pertanian yang berlimpah.

Pembuatan gamelan di Desa Wirun ini sudah cukup modern. Untuk memasak bahan lempengan dan memanaskan lempengan, para perajin menggunakan pemanas berbahan bakar. Sedangkan untuk proses pembentukan lempengan hingga menjadi gamelan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, masih menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan palu. Dalam satu hari, setiap kelompok perajin dapat menghasilkan satu buah gamelan besar (gong)/ dua gamelan kecil.

Proses pembuatan gamelan dimulai dengan memasak bahan untuk membuat lempengan yaitu timah dan tembaga. Kedua bahan tersebut dimasak di dalam wadah yang terbuat dari tanah liat hingga meleleh dan menghasilkan campuran yang pas. Setelah itu dituangkan ke dalam cetakan. Ukuran cetakan dan jumlah bahan yang dimasak tergantung pada ukuran gamelan yang akan dibuat. Setelah dingin, campuran tadi dikeluarkan dari cetakan lalu jadilah plat. Plat inilah yang kemudian akan dipanaskan secara berulang-ulang lalu ditempa hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Proses penempaan plat hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan sekitar kurang lebih 2 jam. Proses ini melibatkan sekitar 7-9 pekerja.

Proses selanjutnya adalah pengaturan nada gamelan. Nada gamelan diatur sesuai dengan standar bunyi yang sudah ada. Pengaturan nada ini biasanya masih berdasar insting walaupun sudah ditemukan tehnologi yang memudahkan proses, disinilah proses yang tidak sembarang orang bisa melakukannya.

Satu set gamelan berjumlah sekitar 26 item dapat dibuat dalam 3-4 bulan. Mengenai harga, satu set gamelan lengkap bisa dihargai hingga sekitar Rp 300 juta bisa lebih. Mahalnya harga jual gamelan selain karena membutuhkan proses yang lama dan tingkat ketelitian yang tinggi, juga didasarkan pada harga bahan baku yang tinggi serta banyaknya bahan baku yang dibutuhkan. Untuk membuat satu perangkat gamelan lengkap, seorang perajin harus menyediakan 1,3 ton tembaga dan 3 kuintal perunggu. Sedangkan jika pesan secara eceran, misalnya gong, biaya pembuatan untuk satu gong berdiameter 77 cm bisa mencapai Rp 3,3 juta. Satu gong membutuhkan tembaga bahan baku sedikitnya 20 kg, timah 6 kg dan arang bakar 15 karung. Sedangkan untuk perangkat gamelan yang terbuat dari kayu, seperti kendang, perajin biasanya memberi order kepada perajin lain.

Gamelan yang sudah jadi biasa dipasarkan di daerah Jawa, Kalimantan, Bali dan yang paling banyak memesan adalah negara tetangga, di negara tetangga Gamelan sangat di perhatikan dan menjadi pelajaran pokok anak didik negara tersebut, dari sekolah dasar hingga perguruaan tinggi, dan adapula perlombaan Gamelan antar sekolah dan kelompok seni, meskipun disana terdapat pengrajin Gamelan, tetapi Gamelan buatan Indonesia sudah di akui dan tidak ada yang bisa menirukan, khususnya untuk pembentukan suara dan nadanya.

Pengrajin berharap bahwa Negara Indonesia bisa memperhatikan potensi Gamelan seperti negara lainnya, jangan sampai negara lain meng klaim alat kesenian tradisional yang sudah diwariskan turun temurun oleh Bangsa Indonesia.


Sumber : https://jatengprov.go.id/
Sumber Gambar Sampul : https://beritadaerah.co.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini