Awal Mula Di Balik Nikmatnya Durian Merah Banyuwangi

Awal Mula Di Balik Nikmatnya Durian Merah Banyuwangi
info gambar utama

Belum banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya Indonesia memiliki Raja dari Rajanya buah. Bila buah Durian disebut sebagai rajanya buah, lalu bagaimana dengan Durian Merah yang dianggap memiliki kelezatan diatas Durian biasa. Memang Durian Merah kini masih belum banyak dikenal sebab buah ini sempat tidak populer dan terancam punah. Padahal dahulu buah itu dipercaya memiliki khasiat sebagai obat di zaman Kerajaan Majapahit.

Sebagaimana ditulis oleh Kompas Travel, sesungguhnya awal mula Durian Merah adalah varietas Durian Hutan yang tumbuh di Kalimantan pada zaman kerajaan di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Reza Tirtawinata, seorang peneliti dan pegiat konservasi Durian dari Yayasan Durian Nusantara.

"Asal usul Durian Merah yaitu dari Durian Hutan yang hanya tumbuh di hutan Kalimantan pada zaman kerajaan Blambangan," ujarnya.

Kisah Durian Merah di Indonesia dimulai saat Kerajaan Blambangan yang berada di daerah timur Pulau Jawa yang saat itu juga menjadi wilayah kekuasaan Majapahit melakukan penjelajahan ke pulau-pulau di luar Jawa. Salah satu dari pulau tujuan penjelajahan tersebut adalah Kalimantan.

Konon, ungkap Reza, raja Majapahit sering diberi hadiah berupa Durian Hutan yang di masa itu dipercaya berkhasiat sebagai obat. Memang rasanya pahit seperti oli, tidak berbau, dan dagingnya tipis. Namun banyak mengandung zat-zat sebagai obat yang berkhasiat.

Berkat keistimewaaan Durian Merah itu, Kerajaan Blambangan kemudian berinisiatif untuk menanam varietas tersebut di kebun kerajaan. Hingga akhirnya secara alamiah Durian hutan tersebut kawin dengan varietas Durian asli Banyuwangi yang memang lezat.

Perkawinan tersebut menghasilkan varietas Durian baru yang memiliki ciri guratan merah dan memiliki rasa yang nikmat. Namun, Reza menambahkan, saat zaman VOC datang ke Jawa, durian tersebut hampir punah. Penyebabnya adalah VOC menjual wilayah Banyuwangi ke pihak Inggris yang kemudian diubah menjadi lahan perkebunan. Pada saat itu Banyuwangi dibangun 24 kebun besar dan 11 kebun kecil yang ditanami komoditas kopi dan tebu.

Lalu apa yang membuat Durian Merah terancam punah? Ternyata untuk operasional kereta lori di perkebunan itu, Inggris menggunakan kayu pohon Durian Merah sebagai bahan bakar. Sebab kayu pohon Durian Merah dianggap sebagai bahan bakar terbaik saat itu. Akibatnya phon Durian Merah habis ditebang untuk diambil kayunya.

"Buah yang tidak terpakai tersebut dibuang dan kini tumbuh menjadi durian merah sebagai ikon durian Indonesia," ujar Reza.

Untuk menjaga kelestarian Durian Merah, Reza telah bekerja sama dengan para petani Durian untuk meneliti dan mengkonservasi bibit-bibit unggul durian merah. Seperti Eko Mulyanto, salah satu pembibit Durian Banyuwangi yang mengatakan dirinya telah melakukan penelitian tentang Durian sejak tahun 1997. Di tahun 2009 dirinya mulai mempublikasikan hasil riset Durian Merah yang sudah dilakukannya.

"Hingga kini ada 65 jenis Durian Merah, dan 11 di antaranya memiliki kualitas ekspor," ujar Eko.

Eko menungkapkan bahwa Durian Merah sangat berpotensi menjadi ikon Durian di Indonesia, mengalahkan varietas Musangking yang dimiliki Malaysia, dan varietas Monthong yang dikembangkan oleh Thailand.

Mengetahui bahwa Indonesia memiliki Durian yang istimewa tentu menjadi sesuatu yang patut dibanggakan dan harus dicoba agar menjadi ikon Durian sesungguhnya dari Indonesia. Jadi apakah Kawan setuju jika Durian Merah disebut sebagai Raja dari Rajanya Buah?


Sumber : KompasTravel
Sumber Gambar Sampul : semangatbanyuwangi.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini