Teater Satu Bawa Indonesia dalam Festival Teater Jepang

Teater Satu Bawa Indonesia dalam Festival Teater Jepang
info gambar utama

Teater Satu akan menampilkan lakon panggung apik mereka dalam festival teater di Jepang. Rombongan teater asal Bandar Lampung tersebut akan menjadi satu-satunya penampil dari Indonesia dalam acara SCOT Summer Season. SCOT (Suzuki Company of Toga) adalah sebuah rombongan teater ternama di Jepang yang aktif berkontribusi dalam dunia teater Jepang. SCOT juga penyelenggara Festival Teater Internasional pertama di Jepang. Pendiri SCOT adalah sutradara ternama Tadashi Suzuki yang dikenal sebagai master teater dunia.

Tiap tahunnya, SCOT menyelenggarakan festival teater bertakjub “SCOT Summer Season”. Salah satu rangkaian SCOT Summer Season tahun 2016 adalah “The Asian Theatre Directors’ Festival in Toga”, yang menampilkan tafsiran ulang para sutradara terpilih di Asia dari satu judul naskah yang sama. Dan Iswadi Pratama bersama Teater Satu menjadi salah satu yang terpilih dan mendapat kesempatan membawa nama Indonesia didengar dalam pentas bergengsi tersebut.

Pada tahun ini, karya yang dipentaskan adalah naskah dari Eugène Ionesco yang berjudul “The Chairs” atau dalam bahasa Indonesia adalah “Kursi-Kursi”. Lakon ini menceritakan dua tokoh, lelaki dan perempuan tua yang saling bercerita dan mereka menyiapkan beberapa kursi untuk tamu mereka yang tak kasat mata.

Menurut Iswadi, sutradara Teater Satu, naskah cerita "The Chairs" terbilang susah untuk diadaptasi. Bahkan, termasuk salah satu naskah yang terkenal sulit. Sebenarnya, dalam naskah asli hanya tiga pemain. Namun, Iswadi mengadaptasinya dan memberikan sesuatu yang berbeda. “Saya bagi setiap fragmennya dimainkan dua aktor. Tapi, setiap fragmen itu berhubungan dengan cerita aslinya. Jadi, lebih dipadatkan dan saya membangun peristiwa-peristiwa di dalamnya,” ujar dia di Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung (25/8).

Namun, tantangan sesungguhnya menurut Iswadi adalah tampil di depan penonton yang tidak memahami Bahasa Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Iswadi akan menonjolkan gerak tubuh seperti koreografi yang menarik, komedi fisik dan pantomim para aktor. Selain itu akan lebih banyak ditampilkan bentuk bela diri, nanyian, musik dan imej-imej visual dalam mementaskan naskah ‘Kursi-Kursi”. Sehingga nilai dan pesan yang terkandung dalam lakon tersebut dapat tersampaikan dengan baik pada penonton.

Lakon “The Chairs” yang bercerita tentang pencarian identitas sebuah masyarakat urban ini akan dikemas dalam bentuk kontemporer. Yang menarik pula, adalah adanya paduan unsur budaya Indonesia dan negara-negara Asia, mulai dari tradisional hingga urban untuk membentuk relasi terhadap penonton festival dari bangsa manapun. Teater Satu menjadi bukti bahwa kesenian masih menjadi motor terbaik untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia serta memperkuat karakter Indonesia sebagai bangsa multikultural.

Selain dari Indonesia, penampil yang terpilih lainnya berasal dari Seoul, Taipei, Shanghai dan dari Jepang sendiri.

Salah satu penampilan Teater Satu dalam lakon panggung berjudul “Anak yang dikubur”. Lakon panggung ini adalah adaptasi dari karya sastrawan Amerika Serikat Sam Shepard dan telah dipentaskan di empat kota dalam roadshow tahunan Teater Satu tahun 2012 lalu. (Sumber: teatersatulampung.org)
info gambar

Teater Satu didirikan pada tahun 1996 oleh Iswadi Pratama dan sang istri, Imas Sobariah. Prestasi Teater Satu di Indonesia sudah tidak diragukan lagi, buktinya predikat kelompok teater terbaik se-Indonesia versi Majalah Tempo pernah mereka peroleh. Dibawah bimbingan sang sutradara, Iswadi Pratama, Teater Satu dapat mencetak lembar pertama bagi Indonesia untuk menorehkan cerita dalam festival teater SCOT di Jepang nanti.

Sebelum menampilkan lakon “Kursi-Kursi” di Toyama, Jepang 31 Agustus 2016 nanti, Teater Satu telah memukau penonton dengan mementaskan lakon adaptasi ini di Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung pada 25 Agustus 2016.


Sumber : thejakartapostwhiteboardjournal.comcawageh.com teatersatulampung.org

Sumber Gambar : Facebook The Japan Foundation, Jakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini