AR&Co Buktikan Bahwa Indonesia Unggul Dalam Teknologi Augmented Reality

AR&Co Buktikan Bahwa Indonesia Unggul Dalam Teknologi Augmented Reality
info gambar utama

Di Indonesia teknologi Augmented Reality mungkin baru saja populer berkat permainan Pokemon Go, namun banyak yang belum mengetahui bahwa sejatinya teknologi ini memiliki bentuk penerapan yang sangat beragam. Bahkan di dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai negara yang mampu menerapkan Augmented Reality dengan baik berkat perusahaan bernama AR&Co yang berbasis di Jakarta.

AR&Co merupakan perusahaan yang melejit popularitasnya berkat keberhasilannya menerapkan Augmented Reality untuk kampanye pemilihan presiden di Nigeria pada April tahun lalu. Calon presiden yang mencoba untuk menggunakan aplikasi Augmented Reality saat itu adalah Muhammad Baharu dan wakilnya Yemi Osinbajo. Keduanya mengusung kampanye berbasis teknologi yang mampu membawa dunia virtual ke dunia nyata tersebut dengan nama Next For Nigeria. Berkat teknologi tersebut, Muhammad Baharu berhasil merangkul generasi muda Nigeria dan akhirnya berhasil terpilih sebagai presiden Nigeria yang ke-15. Padahal, di Afrika penerapan Augmented Reality untuk kampanye politik baru pertama kalinya dilakukan.

Penerapan Augmented Reality untuk kampanye politik ini kemudian mendapat decak kagum dari kalangan pemasar dan ahli-ahli kampanye di dunia. Tak ayal, AR&Co akhirnya menyabet penghargaan Best Augmented Reality Campaign oleh Augmented World Expo 2015 yang diselenggarakan di Silicon Valley, Amerika Serikat. Augmented World Expo 2015 adalah even tahunan yang dihadiri lebih dari 200 perusahaan teknologi di bidang augmented reality dan virtual reality kelas dunia.

AR&Co yang merupakan bagian dari WIR Group saat ini telah melayani klien dari berbagai negara di dunia sejak didirikan tahun 2009 yang lalu dan mengklaim sebagai perusahaan teknologi Augmented Reality terbesar di Asia.

Minggu 28 Agustus yang lalu, di sela-sela acara Ignition Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Batch 2 di Balai Sidang Universitas Indonesia GNFI berkesempatan untuk berbincang dengan Peter Shearer Setiawan, Managing Director dari AR&Co.

Peter Setiawan, Managing Director AR&Co (Foto: Bagus DR / GNFI)
Peter Setiawan, Managing Director AR&Co (Foto: Bagus DR / GNFI)

Berikut perbincangan GNFI dengan Peter, (hasil wawancara telah melalui proses sunting).

Bisa dijelaskan, apasih AR&Co itu?
AR&Co adalah sebuah perusahaan teknologi Augmented Reality asal Indonesia yang terbesar di Asia saat ini. Kami memulai delapan tahun sebagai sebuah startup dengan empat orang kru.
Mengapa memilih Augmented Reality?
Pada saat itu kami percaya bahwa Augmented Reality merupakan teknologi yang memiliki potensi. Terbukti saat ini aplikasi populer seperti Pokemon Go dan Snapchat menggunakan Augmented Reality.
Projek-projek apa yang dikerjakan oleh AR&Co?
Pada awalnya kami hanya mengerjakan projek-projek aktifasi Augmented Reality, seperti di mall dan even-even. Seiring waktu, setelah banyak klien dan portofolio. Bahkan klien tersebut datang dari Singapura, Malaysia, Vietnam dan negara-negara tetangga yang relatif dekat dengan Indonesia.
Lalu bagaimana ceritanya AR&Co bisa terlibat dengan projek kampanye Muhammad Buhari di Nigeria?
Setelah dikenal di Asia, AR&Co mulai didengar di Eropa. Tepatnya di Spanyol yang saat itu terdapat partner yang ingin membawa AR&Co di Benua Biru. Sejak saat itu AR&Co membuka cabang di Barcelona. Tidak lama kemudian kami terdengar dengan tim kampanye Muhammad Buhari, APC (All Progressive Congress).
Pada mulanya kami belum memiliki aplikasi khususu untuk kampanye tersebut, kami hanya bermodal konsep dan dipresentasikan pada APC dan Muhammad Buhari. Seketika itu konsep kami diterima.
Pengaplikasian seperti apa yang saat itu dilakukan? Solusi apa diberikan AR&Co?
Di Nigeria ponsel pintar khususnya Android sudah sangat populer, namun permasalahan pemilihan umum di sana adalah generasi muda Nigeria tidak tertarik untuk terlibat. Terlebih, Muhammad Bahari adalah seorang yang sudah cukup senior dan kurang dekat dengan generasi muda.
Melalui aplikasi Augmented Reality berbasis Android kami bisa mendekatkan generasi muda Nigeria dengan kandidat. Seperti melalui konten interaktif ketika aplikasinya diarahkan ke logo partai, bahkan logo partai pesaing. Meski saat itu kami hanya menyediakan aplikasinya saja dan penerapannya dilapangan sepenuhnya dikerjakan tim kampanye Buhari.
Berkat kampanye itu AR&Co mendapatkan penghargaan di Silicon Valley, bagaimana ceritanya?
Setiap tahunnya memang terdapat penghargaan untuk best marketing campaign. Saat itu kami mengirimkan kampanye presiden dan sempat masuk shortlist kandidat pemenang. Tapi sejujurnya saat itu kami tidak optimis untuk menang sebab belum berpengalaman dalam ajang seperti itu, apalagi kami harus terbang ke Silicon Valley (California,-red.).
Itu sebabnya saat hari penghargaan, tidak ada pihak AR&Co yang terbang ke Amerika. Kami sudah puas bisa masuk shortlist. Namun tidak disangka, ternyata kami memenangkan penghargaan tersebut.
Pihak penyelenggara mengungkapkan bahwa kampanye Augmented Reality untuk politik sangat jarang dan apa yang kami lakukan dianggap kampanye yang sukses. Sebab kebanyakan Augmented Reality hanya digunakan untuk bermain game dan promosi.
Kembali ke Indonesia, bagaimana kira-kira pengembangan Augmented Reality di Indonesia?
Mungkin tidak hanya di Indonesia ya, pengembangan Augmented Reality di luar negeri juga semakin terdengar. Kalau dulu orang bingung dengan Augmented Reality, sekarang sudah semakin terdengar dan semakin banyak yang mengenal. Semakin banyak yang mengenal, akan lebih banyak mencoba membuat dan semakin banyak yang tertarik untuk menggunakan. Marketnya sangat besar dan masih banyak yang bisa dieksplor.
Augmented Reality intinya adalah membawa dunia virtual ke reality sehingga bisa berguna untuk berbagai jenis industri. Pada awalnya memang untuk militer, saat itu digunakan dalam helm pilot yang menampilkan data-data. Contoh lain, seperti di bidang engineer, dengan teknologi ini kita bisa tahu bagian-bagian mana yang harus diperbaiki. Di bidang entertainment, wah sudah banyak contohnya seperti Pokemon Go dan Snapchat.
Terkait dengan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, AR&Co harapannya seperti apa?
Saya melihat bahwa pengalaman kami di dunia Augmented Reality selama 8 tahun membuktikan ternyata engineer, programmer, developer Augmented Reality di Indonesia tidak kalah dengan yang di luar negeri. Itulah sebabnya, saya berharap dengan gerakan nasional ini akan lebih banyak startup-startup yang muncul dan ikut mengembangkan ekosistem Augmented Reality di Indonesia.
Terakhir, pesan apa yang ingin disampaikan untuk generasi muda yang akan berkecimpung di industri digital?
Pesan saya hanya satu, jangan merasa rendah diri karena merasa kita bukan dari negara superior. Kita buktikan bahwa banyak sekali perusahaan dan tokoh dari Indonesia yang berjaya di bidang teknologi di luar negeri. Taklukkan rasa rendah diri itu, ayo sama-sama buktikan. Jangan cuma jadi penonton, jangan cuma menikmati, tapi juga jadi player dan pemenang di industri ini.

AR&Co telah membuktikan bahwa Indonesia memang mampu unggul dalam teknologi Augmented Reality. Pada 24 Agustus yang lalu perusahaan yang juga memiliki cabang di Silicon Valley, San Francisco California ini kembali mendapatkan penghargaan Auggie Award at the Augmented World Expo (AWE) 2016 berkat penggunaan Augmented Reality untuk promosi penjualan produk susu bubuk di Vietnam. Ini adalah kemenangan dua kali berturut-turut untuk perusahaan teknologi yang memiliki paten Augmented Reality di 148 negara tersebut.

Sumber : GNFI
Sumber Gambar Sampul : youtube.com/AR&Co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini