Indonesia Merdeka, Desa Investor Bibit Budayawan Muda!

Indonesia Merdeka, Desa Investor Bibit Budayawan Muda!
info gambar utama

Udin: Mak..mak! Ayok nang konter mak! Jare ate nukokne hape sumsang?*(teriak udin seraya berlari mendekat sang ibu)

Ibu: opo tho le? Mak e sek masak ki lho** (jawab ibu, tanpa memandang udin sama sekali)

Udin: halah maak.. mengko ora ketiiban sido. Mak e ki mesti ora gelem gae aku seneng. Janji tok! ***

Ibu: sek to le.. mak e sek masak. Kene diewangi to yo. Ngirisi brambang.****

Udin: emoh maak. Poko saiki! Ayo budal tuku Hp layar demok. Iko lho slamet wes pamer udin. Padahal bien aku wes tau ngomong ate tuku disek kan aku isin mak! *****(kata Udin mulai menarik-narik baju sang ibu)
Ibu: hmm..

Udin: mak e ki.. mong ham hem teroos!! mbok yo koyok ibuk e boy nang R*TI iku lo maak. Boy njaluk, d turuti, boy pengen A, langsng tukokne A.. kok mak e ora to!! ******

Ibu: “…”

(Udin mulai menarik-narik baju sang ibu)

Udin: Ndang to mak! ******* (suara udin mulai meninggi)

*ibu.. ibu ayo ke toko Handpohne. Katanya mau beliin Hp merek sumsang?

** apa sayang? Ibu masih memasak ini

*** aduh, bu! Nanti ndak jadi lagi. Ibuk ini ndak pernah bikin udin senang deh. Janji melulu

**** bentar sayang. Ibu masih masak. Sini ibu di bantuin. Motong-motong bawang merah

***** nggak mau bu. Harus sekarang! Ayo bernagkat beli Hp layr sentuh sekarang. Itu Slamet uda ngepamering Hp ke udin. Padahal dulu kemarin aku duluan yang bilang mau beli Hp dulu. Kan aku jadi malu bu!

****** Ibu ini, cuma ham hem ham aja. Ibuk harus e seperti boy di film R*TI, buk. Boy minta, di turutin, boy ingin barang A, langsung dibeliin A. Kok ibu enggak si!!

******* ayo dong buk!

Cerita diatas, bukan lagi sikap ketidaksopanan tabu yang muncul dimasyarakat. Bahkan adalah tontonan dan ditirukan anak-anak sehingga wajar bila budaya sopan pad aorang tua kian tiada, buah manis dari tontonan dan aktivitas yang tidak bermutu.

bakti
info gambar

Dewasa ini, pemuda seperti kisah udin diatas, makin tidak pernah lepas dari aktivitas gadget dan sosial media. Berbagai aktivitas yang sama sekali tak berkualitas, lebih cenderung digandrungi karena dianggap menarik dan menampilkan gaya “kekotaan”. pun begitu dengan remaja kota, yang berkiblat pada bintang hiburan dalam kesehariannya. Tentu hal terebut patut ditegur apabila melebihi batasnya hingga lupa tentang budaya negaranya sebagai calon penerus bangsa.

Padahal diketahui bersama, Indonesia memiliki ragam budaya yang patut diketahui dan dilestarikan pemuda sekarang.
Namun dengan pesatnya teknologi dan ketidak beradayaan orang tua dalam mengawasi, mempercepat beberapa ketimpangan yang ada dibidang , kesejahteraan sosial, pendidikan, budaya, gaya hidup. P ersoalan diatas menjadi sangat urgen untuk diatasi di era globalisasi ini. Karena dampak yang terlihat begitu merata, baik di kota-kota besar, pun juga daerah dan desa. Disparitas pemanfaatan teknologi harus dapat digunakan dalam rangka meningkakan kesejahteraan masyarakat desa bukan utnuk popularitas belaka.

Namun Langkah-langkah kecil mulai dari kesadarana kang Rahmat Jabaril terhadap potensi anak yang patutu mendapt bimbingan sekaligus kebebasan dalam memilih hobi serta fasilitasnya. Kang Rahmad sebagai penggagas kampung wisata kreatif Dago Pojok, Kota Bandung memiliki cita-cita besar akan lestarinya budaya lokal. Budaya yang syarat makna, sejarah,dan perjuangan. Sedang ambasadornya ialah anak-anak lokal dan pemuda serta warga sekitar yang mau meleburkan diri serta lingkungan dalam ajang kreatifitas tanpa batas tersebu.

Dalam mengawali perubahan apapun itu, tentunya tentunya terdapat perjuangan berat yang kadang tak terlihat. Begitupun kang rahmad, dengan usaha ketekunan dan ikhhtiar semaksimalnya, akhirnya warga ekitar mulai prcaya bahawa kreatifitas masing-masing individu adalah potensi dan peluang apabila mampu mengelola dengan baik dan tepat.

Hasil inovasi kang rahmat ialah wisata edukasi dan kesenian asli, yang terletak di sudut timur Kota Bandung, Jl. Ir. H. Juanda atau disebut Dago bernama “Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok”

Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok yang terletak di Jl. Dago Pojok Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung ini digagas oleh Rahmat Jabaril, salah satu warga setempat yang peduli akan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan bantuan Pemkot Bandung dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, akhirnya Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok dapat dikenal secara perlahan dan menjadi salah satu destinasi wisata kesenian bagi para wisatawan.

Beberapa wisatawan dari dalam dan luar negeri sangat tertarik dengan program – program yang diadakan oleh Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok, bahkan terkadang mereka datang berkunjung untuk mengikuti workshop, ikut berpartisipasi melukis mural dan melihat pertunjukkan seni seperti Tari Jaipong, kesenia Calung, melihat proses pembuatan wayang, pembuatan alat music bambu, pembuatan kertas tradisional dari pohon Saeh, atraksi pencak silat, melihat permainan anak kecil jaman dahulu, serta keterampilan lainnya.

Sepanjang perjalanan menuju sungai cikapundung, mata dimanjakan dengan pemandangan lukisan-lukisan dinding (mural) dan juga dinding rumah yang berwarna-warni. Lalu di sebelah kirinya, kita bisa melihat hamparan sawah yang cukup luas dan juga pemandangan hijau yang indah. Di dekat sungai itu, kita bisa berkunjung ke sebuah air terjun yang cukup terkenal yakni Curug Dago.

Apabila boleh saya petakan secara kasar, inovasi Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok memiliki beberapa point dalam menginovasi daerahnya, antara lain:

  1. Pengenalan arti penting budaya pada masyarakat sekitar
  2. Pelibatan masyarakat secara bertahap dan konsisten untuk turut menginvestasi kembali budaya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia
  3. Revitalisasi budaya secara kompak dalam suatu unit kecil berupa kampung
  4. Pembinaan dan konsistensi hasil karsa cipta yang diapresiasi
  5. Menanamkan budyaa sebagai emosi dan hobi
  6. Publikasi bertahap melalui penerimaan tamu, studi banding, dukungan pemerintah setempat, maupun magangnya beberapa civitas akademika
  7. Konsisten dalam mengembangkan dan memelihara semangat berbudaya tanpa pamrih

Semoga, dengan kehadiran dan publikasi lebih atas inovasi daerah terutama desa, mampu menginspirasi dan menciptakan lebih dari 74.093 desa inovatif lainya.
Ayo Indonesia Merdeka,
Indonesia Bisa
Tanamkan Investor Bibit Budayawan Muda lainya!

Sumber: https://www.bps.go.id/
https:// www.gpswisataindonesia.blogspot.com
https://www.youtube.com/watch?v=XuJjkaPsUac

Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku

https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku”; title=â€‌Inovasi Daerahkuâ€‌ target=â€‌_blankâ€‌>https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku;

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini