Wow, Kini Anda Bisa Menemui Desa Hunian Para Hobbit di Purbalingga!

Wow, Kini Anda Bisa Menemui Desa Hunian Para Hobbit di Purbalingga!
info gambar utama

Jika anda pernah menonton serial film adaptasi “The Lord of The Rings” anda pasti tahu desa Shire. Ya, desa tempat tinggal para makhluk kerdil alias Hobbit yang ada dalam karya fiksi karangan J.R.R Tokien tersebut memang susah untuk dilupakan. Betapa tidak, pemandangan yang menarik dari hijaunya hamparan bukit dan uniknya rumah-rumah para Hobbit terlihat indah dan menyenangkan di mata.

Pemandangannya yang menggoda tak urung membuat kita sebagai penonton jadi ingin mengunjungi desa itu juga. Namun, apa daya kalau itu hanya fiksi belaka. Eiits, untuk masyarakat Indonesia, mengobati rasa penasaran mengunjungi desa para kurcaci bisa terobati dengan datang ke Purbalingga, Jawa Tengah. Anda akan mendapati sebuah destinasi wisata bernama sekolah alam Kampung Kurcaci di sana.

Lokasi tempat masuk wisata sekolah Kampung Kurcaci (sumber gambar: dinbudparpora.purbalinggakab.go.id)
info gambar

Wah apakah ini desa Hobbit versi Indonesia? Hmm, bisa iya bisa tidak. Kampung Kurcaci merupakan destinasi wisata alam yang fokus utamanya menjadi tempat belajar. Di hamparan tanah sebesar 3,5 hektar tersebut, anda di suguhi pemandangan ratusan pepohonan damar yang berumur ratusan tahun. Kampung Kurcaci ini berlokasi di Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja, yang berada di lereng Gunung Slamet. Di Kampung Kurcaci, wisatawan dapat menikmati sejuknya udara Gunung Slamet sambil berswafoto dari atas rumah pohon maupun di bawah pohon damar yang tingginya mencapai belasan meter.

Rumah pohon yang bisa menjadi tempat santai menikmati pemandangan dan tempat belajar di Kampung Kurcaci (sumber foto: brilio.net)
info gambar

“Awalnya, kami menyiapkan sekolah alam untuk anak-anak desa. Untuk menarik anak-anak, kami buatkan semacam rumah Kurcaci, dan ternyata anak-anak sangat tertarik. Tidak hanya, anak-anak desa setempat, wisatawan yang datang kemudian berfoto dan mengunggahnya ke media sosial, menjadikan Kampung Kurcaci semakin ramai,” ujar pegiat desa wisata setempat yang sekaligus pengelola Rumah Kurcaci, Edi Susanto (23), Jum’at, 12/8).

Sebenarnya, disebut Kampung Kurcaci, bukan karena penduduk setempat ukuran tubuhnya kecil-kecil. Sebutan itu lebih menggambarkan filosofi bahwa sejatinya manusia itu terasa kecil dibanding keindahan alam. Ketika wisatawan berada di bawah rindangnya pepohonan besar dan menjulang tinggi, membuat kita menjadi kecil bagai kurcaci.

Sebuah pelajaran dari alam bahwa meskipun sejatinya kita manusia besar dengan segala kekuasaannya, namun seiring perpindahan ruang dan waktu, kita bisa saja menjadi maklhuk mungil dengan segala keterbatasannya.

“Dengan filosofi itu, ketika wisatawan berkunjung ke rumah Kurcaci, diajak untuk berintrospeksi diri bahwa kita hidup harus saling menghormati, dan bersyukur serta berbagi,” tutur Edi Susanto.

Kemudian ada apa saja di sana, hal menarik apa yang bisa dinikmati atau kalau untuk anak zaman sekarang, hal menarik apa yang bisa dibuat bahan selfie?

Nah, pertama untuk mendapatkan suasana layaknya di desanya para Hobbit, anda bisa berfoto dengan bangunan rumah yang didesain seperti rumah di desa Shire. Bentuk rumahnya lebih pendek dari tinggi rumah yang biasanya dan dilengkapi aksesoris pagar seperti layaknya rumah-rumah di desa Shire. Kemudian, jika di desa Shire anda bisa melihat hamparan bukit hijau yang menyegarkan penglihatan, di sini mata anda akan disegarkan dengan objek wisata air terjun (curug) Tarung dan curug Lawang.

Berkemah di camping ground atau tiduran di hammock (ayunan yang terbuat dari kain) di antara pepohonan sambil menikmati sejuknya udara di Kampung Kurcaci, juga bisa menjadi opsi yang disediakan oleh pengelola Kampung Kurcaci. Fasilitas tersebut dapat anda nikmati secara gratis, lho.

Perspustakaan kecil, fasilitas belajar yang mendukung wisata Kampung Kurcaci menjadi wisata sekolah alam (sumber foto: hellojateng.com)
info gambar


Sebagai destinasi wisata belajar, fasilitas perpustakaan mini juga disediakan di Kampung Kurcaci. Jejeran buku yang bisa dinikmati anak-anak bisa dibaca untuk mengisi waktu dengan suasana belajar yang jarang anda bisa dapatkan sehari-hari di rumah.

Selain belajar lewat buku, wisatawan juga akan diajak berkomunikasi dengan bahasa Jawa Krama yang saat ini telah banyak dilupakan anak-anak. Hal tersebut memunculkan suasana persahabatan di destinasi wisata ini. Karena memang saat memasuki tempat loket, anda akan disambut keramahan petugas yang menggunakan bahasa Jawa Krama. Disisi loket memang tertulis Anda memasuki kawasan berbahasa Jawa Krama, monggo guneman ngagem boso Jawi Kromo’. Kurang lebih artinya, silahkan berbicara dengan bahasa Jawa Krama. Kampung Kurcaci memang dibidik bisa menjadi tempat untuk belajar Basa Jawa Kromo yang sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda.

Anda bisa bersantap ria dengan sajian dari pengelola Kampung Kurcaci. Namun, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan di tempat wisata ini yaa (sumber foto: beritajateng.net)
info gambar

Selain itu, wisatawan yang lapar tidak perlu khawatir mencari hidangan pengisi perut keluar area Kampung Kurcaci. Karena pengelola Kampung Kurcaci juga menyediakan santapan makan siang yang tersaji dalam sebuah tampah. Menu santapan yang disajikan semuanya khas desa seperti nasi jagung, oseng daun renjeng, oseng welok, oseng tempe, kuluban, mendoan, dan peyek serta ikan asin yang hangat. Selain itu, wisatawan dapat menikmati minuman teh yang daun tehnya dipetik dari pekarangan sekitar rumah warga.

Kampung Kurcaci memang mengandalkan experience atau pengalaman yang didapat para wisatawan saat berkunjung di Kampung Kurcaci. Harapannya, pengalaman tersebut bisa membawa kembali para wisatawan ke Kampung Kurcaci beserta keluarga dan kerabat untuk mengunjungi Kampung Kurcaci.

Untuk masuk di kampung Kurcaci, wisatawan cukup membeli tiket Rp 5.000,- per orang. Sementara untuk parkir kendaraan sepeda motor hanya Rp 2.000,-. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, sekolah alam Kampung Kurcaci ini mulai dikenal saat libur lebaran lalu. Pengelola kampung kurcaci sebelumnya lebih memfokuskan sebagai sekolah alam, namun setelah diyakinkan jika sangat berpotensi untuk dikembangkan seperti farm house di Lembang Bandung, para pengelolanya semakin bersemangat. Pembenahan kini mulai dilakukan, termasuk untuk parkir sepeda motor dan kendaraan roda empat. Saat ini untuk parkir mobil memang masih kesulitan, namun dalam waktu dekat, parkir mobil sudah disiapkan areal khusus yang jaraknya tidak jauh dari Kampung Kurcaci. Sementara untuk parkir sepeda motor, bisa menampung lebih dari 200 sepeda motor.




Sumber :dinbudparpora.purbalinggakab.go.idwww.antaranews.com

hallojateng.com


Sumber Gambar :merdeka.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini